Apa yang kamu pikirkan tentang Stalker?
takutkah? atau benci? atau malah jijik?
Seorang gadis mengikuti seorang pria yang dia sukai selama 5 tahun tanpa ketahuan sama si pria. hingga gadis itu menghilang lima tahun demi melupakan si pria tapi tetap tidak bisa
saat pertama kali ketemu setelah perpisahan itu hanya satu yang di tanya kan si wanita pada pria.
"berpacaran denganku atau berciuman dengan ku?" apa yang akan kau lakukan jika ada wanita yang tiba tiba mengatakan itu padamu?
Apa si pria akan lari atau melakukan salah satu yang diminta oles si wanita?
clara mendedikasikan dirinya menjadi stalker Alvaro selama 5 tahun, dia tau semuanya dari makanan, minuman, kebiasaan pria itu sampai ke dalaman sekalipun, tapi clara tidak mau di katakan sebagai stalker dia hanya mengawasi dari jauh tidak mengganggu si pujaan hati, tapi lebih memberi bantuan.
bagaimana kisah cinta antara stalker pujaannya? akankah berjalan lancar atau penuh hambatan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Seulmi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21. Kecelakaan
Jakarta, tahun 2014
Sepulang sekolah Alvaro terlihat berjalan sendirian setelah turun dari Bis kota, ia berhenti sejenak dan menggunakan headset. Teman-teman nya yang lain sudah turun terlebih dulu. Setelah memilih lagu yang ingin di dengar nya Alvaro kembali berjalan dan memasukan tangan nya ke dalam saku celana seragam nya. Dari sebrang jalan Clara masih memperhatikan Alvaro, ia berjalan perlahan mengikuti tempo langkah kaki Alvaro yang lebih pelan. Dari wajah nya terlihat Alvaro tengah tersenyum dan menikmati lagu tersebut.
'andai saja aku tahu lagu apa yang kau dengar sekarang, aku ingin mendengar nya juga'
Clara bergumam dalam hati nya, Ia mengikuti Alvaro sampai di rumah nya. Bahkan di hari minggu Clara tetap mengikuti Alvaro ketika pria itu tengah berjalan sendirian, tak habis sampai di situ. Ketika malam sudah tiba, Clara tak bisa tidur dengan nyenyak ia merasa merindukan Alvaro dan ingin melihat nya. Tadi siang ia tidak bertemu dengan Alvaro di sekolah, pria itu itu sibuk belajar karena sudah duduk di kelas 3.
.
“Ahhh kenapa aku sudah sangat merindukannya sekarang?” Clara berdiri tak jauh dari rumah Alvaro memandangi pintu nya yang tertutup rapat, jam sudah menunjukan pukul 9 malam. Rasanya Clara tak bisa bertemu dengan Alvaro hari ini. Tiba-tiba Alvaro datang dengan menggowes sepeda nya ia menggunakan training dan jaket olahraga lalu memasukan sepeda nya ke dalam rumah.
“Apa dia bersepeda di malam hari?” Tanya Clara pada dirinya sendiri.
Keesokan hari nya,
Clara membawa sepedanya sendiri, jam 8 malam menunggu Alvaro keluar dari rumah nya.
“Hati-hati ya!” Terdengar suara ibunya dari dalam rumah, Alvaro tersenyum dan menggowes sepedanya. Clara juga mengembangkan senyuman nya ia mengayuh sepedanya dengan tempo pelan dan mengikuti Alvaro dari kejauhan.
Meski hanya melihat punggung nya saja, itu sudah cukup membuat Clara tersenyum. Meski Alvaro tidak menyadari kehadiran nya Clara merasa baik-baik saja, ia merasa tengah bersepeda bersama malam ini. Dan itu cukup membuatnya bahagia.
Clara bahkan sudah hapal betul jadwal Alvaro bersepeda di malam hari, ia hanya akan keluar saat hari Jum’at dan sabtu, sedangkan di hari lainnya alvaro akan diam di rumah.
Malam itu jalanan licin, karena dari pagi hingga siang Jakarta terus di guyur Hujan. Clara tak yakin apakah Alvaro akan bersepeda malam ini atau tidak, ia menunggu Alvaro dengan duduk di sepeda nya. Dia kemudian melihat jam yang sudah menunjukan pukul 8.30 Malam.
“Mungkin dia tidak bersepeda hari ini” Pikir Clara lagi, Tak lama kemudian terdengar suara pintu terbuka. Alvaro muncul dengan sepeda nya, Clara kembali tersenyum ia segera mengayuh sepedanya mengikuti Alvaro. Dari belakang Clara bisa melihat Alvaro menggunakan Headphone di telinganya, tak seperti malam-malam sebelum nya.
“Dia sedang mendengarkan lagu apa?” Pikir Clara lagi, sembari terus mengayuh sepedanya di belakang Alvaro. Hembusan angin malam terasa lebih dingin dari biasanya, tapi Clara tetap tersenyum dan menghirupnya secara perlahan. Tanpa di sangka sebuah mobil melaju dengan kecepatan sangat tinggi dari arah yang berlawanan dengan Alvaro.
‘Diiiiiiiiiiin’ Berulang kali mobil itu membunyikan klakson, Clara terkejut ia membulatkan matanya. Alvaro mungkin tak mendengar klakson itu karena telinga di sumbat oleh headphone.
‘Ini bahaya’ seru Clara dalam hati.
Sorot Cahaya dari mobil yang melaju kencang di depan Alvaro membuat nya memejamkan mata dengan spontan, Alvaro kehilangan kendali sepeda nya ia membanting stir nya dan tak sengaja menabrakkan dirinya pada mobil lain yang juga sedang melaju, Sepedanya jatuh dan tubuh Alvaro terbentur mobil itu ia mengguling dan terhempas cukup jauh Setelah mobil itu berhenti mendadak.
“Kak Varo!!!!” Clara segera turun dari sepedanya, setelah melihat tabrakan itu dengan mata kepalanya sendiri. Ia berlari menghampiri Alvaro dan meninggalkan sepedanya begitu saja. Kemacetan mulai terjadi, beberapa orang datang untuk mengerumuni Alvaro yang sudah tergeletak di jalanan dengan darah yang keluar dari kepalanya dan mengalir ke pelipisnya.
“Aaaghhh” Nampaknya Alvaro masih sadar ia mengerang kesakitan, tangan kiri nya memegang bahu dan lengan yang terasa begitu sakit. Ia mencoba membuka matanya, pandangan nya tiba-tiba menjadi sedikit kabur ia tak bisa melihat dengan jelas wajah orang-orang yang mengelilingi nya.
“Kak varo, kak sadarlah! Kau tidak apa-apa?” Clara menerobos kerumunan dan mengangkat kepala Alvaro, menaruh nya di paha Clara ia melihat telapak tangan nya di penuhi dengan darah sekarang. Gadis itu menangis semakin kencang.
“Dia-dia yang menabrak mobil ku! Aku tidak melihat nya” Pengemudi mobil tadi nampaknya melakukan pembelaan diri setelah melihat keadaan Alvaro.
“Tolong hubungi ambulance!! Cepat!!” Clara menyentak pada pengemudi itu, ia kemudian menghubungi ambulance. Clara meneteskan air matanya semakin banyak melihat Alvaro yang terkapar lemas dan mengeram kesakitan.
“Kak~ kak varo bertahan lah, aku mohon” Clara menahan kepala bagian belakang Alvaro yang terus mengeluarkan darah. Alvaro kembali mencoba membuka matanya di tengah rasa kesakitan itu, ia tidak sepenuh nya sadar. Telinga nya jelas mendengar kebisingan lalu lintas, dan juga orang-orang yang tengah membicarakan dirinya juga suara seorang gadis yang terus memanggilnya kak varo. Pandangan nya masih kabur, Alvaro tak bisa melihat dengan jelas wajah gadis yang menangisi dirinya itu.
“K-kau siap-a” Sekeras mungkin Alvaro berusaha membuka mulutnya untuk bertanya siapa gadis itu.
“Aku? Aku Clara, Kak varo kau harus— kak!! Kak varo bangun jangan tidur! Jangan pejamkan mata kakak” pekik Clara histeris.
Clara sudah seperti orang gila yang menangis dan berteriak histeris Saat Alvaro menutup matanya dan benar-benar tidak sadarkan diri. Ia sangat takut kehilangan Alvaro saat itu, jantungnya seakan mau copot dan remuk melihat keadaan alvaro sekarang, andai dia bisa menggantikan posisi Alvaro, clara dengan rela akan melakukan itu, jika nyawanya harus diganti untuk nyawa alvaro dia akan dengan mudahnya menukarkan nyawanya, begitu besar rasa cinta gadis itu pada alvaro, hingga dia bersedia melakukan apapun untuk pria itu.
.
“Bagaimana kabar nya sekarang? Apa bahu dan tangan nya sudah sembuh?” Clara bergumam pelan sambil terus berjalan hingga berhenti di halte setelah mengenang kejadian lampau itu, Ia tahu saat itu Alvaro sudah tidak sadarkan diri dan tidak mungkin ingat Clara menyebutkan namanya atau bahkan melihat wajah nya. Perlahan Clara menghela nafas, ia merasa pikiran nya melekat dengan Alvaro. 5 Tahun bukan waktu yang sebentar menjadi seorang penggemar rahasia dan meskipun sudah berhenti mengikuti Alvaro 5 tahun terakhir nampaknya Clara tak bisa menepiskan rasa suka nya pada Alvaro hingga detik ini.
“Aku sangat merindukanmu, kak varo” gumam clara pelan.
...🏸🏸🏸🏸🏸...
bonus pict
happy end 🥰 lanjut ke karya selanjutnya, semoga lebih menarik lagi, sehat n semangat terus ya, Thor 👍💪💪💪💙💖💞