Ibunya yang menikah lagi dengan CEO dari Wijaya Group, membuat Hana Gabriella terpaksa menjadi saudara tiri dari seorang pria bernama David Gerald. Ketua osis terdingin dan terkejam di sekolahnya. Siapa sangka dari kehidupannya yang miskin dan penuh kekurangan tiba-tiba berubah drastis menjadi tajir melintir, tapi itu sama sekali tidak membuat Hana bahagia, justru menjerumuskannya pada fatamorgana yang tak berujung. Itu semua karena David menguasai dan memanfaatkan tubuhnya untuk menjadi boneka pemuas hasrat pribadinya.
Jangan lupa tinggalkan Like dan Komen di setiap BAB nya supaya Author tambah semangat lagi untuk update 🤗 Terima kasih ❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratna kartika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
Spesial episode hiburan dari Author ❤️❤️
Miringkan pipimu readers, awas kena civokkan maut 😚😚
***
(Pov Hana versi rusak)
Entah sudah berapa lama aku menatap langit-langit kamar. Rasanya sangat membosankan sekali sendirian di rumah, apa lagi sedang terbaring lemah seperti ini.
Mau menelepon Ibu juga takut, yang ada nanti bulan madu mereka malah terganggu karena aku.
"Cukurukuk.. mpokk jeruu.." Lambungku berbunyi.
Maklumi saja perutku sudah ku upgrade. Membuat suaranya menjadi lebih canggih.
Ah, perutku lapar sekali.. tidak ada salahnya jika aku mencicipi bubur ayam yang di bawa oleh Kak David tadi pagi. Pasti tidak mungkin kan kalau ia menaruh racun pada makananku.
Kalau sampai itu terjadi, dia harus siap dimiskinkan oleh Papa nya.
Tentu saja Papa nya akan membela ku, karena dia masih tergila-gila apem legit milik ibuku.
Tanganku mulai menyodorkan beberapa sendok bubur ke dalam mulut.
Hmm.. sedikit basi, tapi Lumayan!.
Aku tidak menyangka kalau dia masih punya hati nurani untuk menyiapkan sarapan untukku yang sedang sakit.
"Drttt.. drt…" Ada yang bergetar di atas meja, kukira vib*rator. Ternyata panggilan vidio dari kak Erick.
Huh.. semoga bukan Vcs.
"Gimana, udah mendingan?"
Bibirku tersenyum mendengar suara hangat Kak Erick.
"Alhamdulillah, lumayan membaik Kak," jawabku.
"Syukur kalau begitu.. Btw sepi banget tau di sekolah,"
"Lah kok sepi? kan banyak murid," tanyaku heran.
"Percuma kalau gak ada kamu," jawab Kak Erick merayu.
"Hahaha, Gombal,"
"Beneran! Atau aku ke sana aja nemenin kamu di rumah?"
"Gak boleh lah! kan bukan muhrim,"
"Yaudah, suatu saat aku bakalan datang ngelamar kamu. Nanti kamu terima ya supaya kita bisa muhriman,"
"Ih apaan sih kak, gombal terus,"
"Nggak gombal, serius ini!"
"Tapi kalau aku gak cinta sama kakak, gimana?"
"Aku akan terus berusaha sampai kamu cinta sama aku, aku janji akan jaga kamu selamanya,"
Makin lama Kak Erick membawaku ke pembasahan topik yang terus membuat hatiku berdebar. Tapi aku sama sekali tidak menaruh rasa padanya.
"Alah bohong, aku gak percaya sama janji manis laki-laki," ungkapku ragu.
Jujur saja, aku masih trauma dengan dunia percintaan. Di kepalaku masih terngiang-ngiang perlakuan bapak kepada Ibu selama ini.
"Yaudah, kita lihat aja nanti," jawab Kak Erick yakin.
"Hahaha, ditunggu ya janjinya," ucapku menantang.
"Iya tenang aja. Btw gimana kamu suka gak sama hadiah yang kemarin aku kasih?"
"Iya suka, bagus banget syallnya Kak,"
"Coba pake?"
"Aku ambil dulu ya bentar,"
Aku meraih Syall merah dari dalam bag, dan mengalungkannya ke leher jenjangku. Tiba-tiba ada notif dari handphoneku jika tadi Kak Erick mengambil tangkapan layar.
"Loh, kok di skrinshoot kak?"
"Suka aja lihat kamu pakai, syallnya jadi ikutan cantik,"
"Kak Erick bisa aja,"
"Tau gak Han? Itu syal aku minta buat dari disigner ternama di paris, dan hanya ada 1 di dunia. Jadi syall itu kusus untuk kamu doang gak ada samanya," jelasnya.
"Pasti mahal banget kan Kak,"
"Nggak, cuma seharga mix*sue doang,"
"Bohong. Btw kenapa sih orang kaya suka buang-buang uang?"
"Asal kamu tau aja, harta itu gak penting, yang paling penting itu orang yang kami cintai bahagia,"
"Emang boleh seroyal itu?"
"Kalau mampu kenapa enggak? Sesuatu yang spesial itu harus butuh efort. Kamu misalnya,"
"Ih Kak Erick gombal terus dari tadi,"
"Hehehe. Yaudah ya Han, bentar lagi masuk soalnya,"
"Oh, oke-oke kak,"
"Cepet sembuh ya, bay,"
Sambungan vidio terputus. Beberapa kalimat dari mulutnya mampu membuatku seperti melayang di udara.
Ah, betapa beruntungnya wanita yang akan di nikahi Kak Erick kelak.
Udah ganteng, baik, royal, nggak sombong lagi. Kaya nasi uduk paket lengkap aja hehe.
(Pov Hana kocak selesai)
Untuk episode selanjutnya Hana sudah normal kembali ya guys. Soalnya otaknya sudah selesai di service 🤗
***
"Liat noh, Erick telfon sama siapa dari tadi senyam-senyum," ucap Nicholas memperhatikan Erick yang sedang mojok di kantin seperti orang kasmaran.
"Gak tahu, gebetannya kali," jawab Louis.
Nomor yang anda tuju sedang sibuk, cobalah beberapa saat lagi, the number your colling is bussy, please try letter.
"Arghhhh!!! Sialan!" Tiba-tiba David mengumpat dan melempar Iphonenya ke atas meja. Membuat Nicholash dan Louis kaget.
"Kenapa Lo Vid?" tanya Nicholash.
"Muka Lo kusut gitu," sambung Louis.
"Diem dulu bisa gak!" Bentak David.
"Ee buset, dasar duta sensi," celetuk Louis.
Jari-jemari David dengan cepat mengetik pesan dan mengirimnya ke nomor Hana.
"Habis telfonan sama siapa Lo," tulisnya.
Twing, suara Iphone David berbunyi, mendapatkan balasan pesan.
"Gak, gak telfonan sama siapa-siapa," jawab Hana.
"Dari tadi nomor Lo sibuk bang*sat, Lo habis telfonan sama cowok kan," cecar David.
Jantungnya naik turun menahan emosi yang menggebu.
"Aku habis VC sama teman aku doang Kak," balasnya.
"Awas aja sampai ketahuan Lo telponan sama cowok, Wifi di rumah gue cabut," ancam David.
"Apa'an sih kak David!" balas Hana.
"Biarin, biar Lo gak ngelunjak!"
David menyeringai puas. Segera ia memasukan iphone Nya ke dalam kantung celana dan mengajak teman-temannya pergi dari kantin.
***
Terlihat ada dua gadis sedang mengerjakan tugas bersama di dalam perpustakaan.
"Kira-kira Hana sakit apa ya kok sampe gak masuk," ucap Viola kepada Sarah.
"Dia mau masuk kek enggak kek, gue gak peduli," jawab Sarah ketus.
"Jangan gitu dong, dia kan teman kita juga," tatar Viola menasehati.
Tiba-tiba gadis itu mendapatkan ide untuk mendekatkan kembali kedua sahabatnya yang sudah merenggang itu.
"Gimana kalau pulang sekolah kita jenguk?" ajak Viola.
Saat Sarah sibuk menscroll beranda instagram ia tidak sengaja melihat story terbaru dari Erick. Tampak pria itu memposting foto seseorang sedang memakai syall dan menutupi wajahnya dengan sticker.
"I want be yours" tulis Erick di akun instagram miliknya.
Meskipun bagian wajah gadis itu di tutup, Sarah masih mengenalinya, di karenakan jam tangan yang di kenakan gadis itu adalah jam tangan Couple dari geng mereka bertiga.
"Hah? Hana?" batin Sarah terkejut.
"Gimana Rah, lu mau gak?" Viola kembali bertanya.
"Lo jenguk aja sendiri, gue males!" jawab Sarah membentak.
"Lo kenapa sih? Galak banget," ucap Viola heran.
"Nih Lo lihat, Kak Erick sampek posting foto Hana di storynya! Gimana gue gak kesel coba!" jawab Sarah seraya menyodorkan layar Handphonenya ke wajah Viola.
Viola bingung harus memberi tanggapan seperti apa. Di sisi lain ia melihat salah satu sahabatnya bahagia, di sisi lain ia melihat sahabatnya yang lain menderita.
"Yaudah sih Rah, kalau Kak Erick sukanya sama Hana ya mau gimana lagi," ucap Viola menggaruk tengkuk lehernya yang padahal tidak gatal sama sekali.
"Heran gue, apa sih yang Kak Erick lihat dari dia, padahal gue jauh lebih sempurna daripada dia!" jawab Sarah kesal.
"Tenangin diri Lo, Rah." bujuk Viola.
"Gak bisa! Gue gak terima," jawab sarah.
Dengan emosi Sarah berdiri dan langsung mengambil tasnya dari atas meja.
"Rah, Lo mau kemana?!" teriak Viola saat Sarah pergi.
"Tunggu gue ikut!" Imbuh Viola bersiap menyusul Sarah.
Tetapi gadis itu tidak memperdulikan panggilan sahabatnya itu, ia tetap meninggalkannya.
Di koridor, langkah Sarah terhenti saat Winda dan para gengnya tiba-tiba menghadang jalannya.
"Hay cantik," sapa Winda menghampiri Sarah.
"Mau ngapain Lo?" tanya Sarah sewot. Dia tau bahwa Winda pasti memiliki tujuan dan maksud tertentu sehingga datang menemuinya secara langsung.
Merasa bahwa Sarah tidak akan termakan keramahan palsunya itupun langsung berniat untuk to the point.
"Santai, gue kesini cuma mau ngajakin Lo kerja sama," jawab Winda dengan tatapan serius.
"Apaan?" tanya Sarah penasaran.
"Gue tahu, Lo suka sama Erick kan?" ucap Sarah ambigu.
"Terus kenapa? Gue suka kek benci kek itu bukan urusan Lo!" jawab Sarah ketus.
Winda tersenyum sinis, dan mulai mendekatkan kepalanya sambil membisikan sesuatu di telinga Sarah yang berhasil membuatnya termenung sesaat.
"Gue gak suruh Lo buat jawab sekarang. Pikirin aja dulu, kalau setuju hubungin gue secepatnya," ucap Winda.
Tangannya seraya memasukan secarik kertas bertuliskan nomor telponnya ke dalam saku baju Sarah.
"Cabut guys!" perintah Winda menyuruh teman-temannya untuk bubar dari sana.
Viola mebepuk pundak Sarah, gadis itu barusan tiba di sana dengan nafas ngos-ngosan setelah berlari.
"Mereka kenapa tadi?" tanya Viola.
"Nggak, gak kenapa-kenapa," jawab Sarah menatap pundak Winda yang perlahan menjauh.
...~Bersambung~...
...Like koment dan ikuti supaya author tambah semangat berkarya 🤗❤️...