Karena sudah bosan dengan hidup susah, akhirnya Dinda memilih jalan pintas mengikuti teman-temannya yang menjadi wanita simpanan para pria kaya di luar sana. Sebutan kerennya sugar baby.
Mereka bisa hidup mewah dan banyak uang bahkan temannya ada yang dibelikan mobil hingga membuat Dinda tergiur untuk melakukan hal itu saat sekolah demi membantu ekonomi keluarganya karena dia mulai bosan makan dengan tahu dan tempe saja.
Lalu, akankah Dinda mendapatkan apa yang diinginkannya dengan standar yang begitu tinggi untuk calon sugar Daddy-nya karena dia tidak ingin laki-laki tua dan perut buncit seperti sugar daddy-nya Intan teman sekolahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tessa Amelia Wahyudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21. Kapal Pesiar
"Lain kali jangan begi din! Lawan aja tuh Bule Mampang! Jangan diem aja." tulis Siska dalam pesannya. Dinda menerima pesan itu setelah dia keluar dari toilet dan duduk kembali bersama dengan Daniel yang sepertinya sudah menunggunya sejak tadi. Itu terbukti dengan pertanyaan Daniel saat dia kembali bersamanya.
"Dari mana saja kau hah? Ke toilet saja lama sekali!" ucap Daniel dengan ketus. Dia mulai kesal dengan acara seperti ini. Berisik dan membosankan. Hanya melihat wanita-wanita yang menarik dengan liar di bawah sana. Bahkan hampir ada yang full naked dan itu membuat Daniel merasa tidak nyaman.
"Maaf, tadi ada kejadian di toilet,"
"Apa? Elizabeth?" tebak Daniel.
Dinda merasa kaget karena Daniel mengetahui apa yang terjadi butuhnya tadi. Sebenarnya tidak sulit bagi Daniel untuk menebak semua itu karena ketika melihat denda keluar dia juga melihat Elizabeth yang langsung keluar dari lantai dansa. Entah apa yang dilakukan antar kekasih hingga kepada Dinda tapi dia tidak ingin terlibat masalah dengan mereka berdua. Jika Dinda masih bisa menanganinya dengan sendiri maka Daniel tidak akan ikut campur karena dia yakin bahwa sugar baby-nya itu bisa menghadapinya sendiri.
"Sudah, jangan di pikirkan lagi. Sekarang ayo pergi! Aku muak di tempat ini!"
"Kemana?" tanya Dinda ketika tanggal menarik tangannya begitu saja untuk meninggalkan tempat berisik ini. Ini adalah kedua kalinya bagi Dinda memasuki tempat-tempat seperti ini dan yang pertama saat bertemu Daniel dan ini yang kedua.
"Pergi! Lebih baik tidur karena besok ku sekolah. Ingat, besok apa yang akan mengantarkan di sekolah dan jangan pernah menampakan seragam sekolahmu." Daniel merangkul pinggang Dinda saat melewati Elizabeth. Mereka melewatinya begitu saja seolah-olah tidak ada Elizabeth di sana. Kehadirannya tidak dianggap sama sekali oleh Daniel karena memang dia tidak ingin berusaha lagi dengan masa lalunya.
"Tidurlah, aku akan membersihkan diriku lebih dulu!" Daniel masuk ke dalam kamar mandi yang ada di kamar mereka yang ada di kapal pesiar ini. Dinda melihat keluar jendela kaca yang ada di kamar mereka saat ini. Pikiran dan khayalannya tiba-tiba saja teringat akan film Titanic yang sangat terkenal itu. Bagaimana jika mereka tenggelam. Tanpa disadarinya dia sudah melamun sejak tadi hingga membuat lamunan yang tersadar ketika Daniel datang menghampirinya.
"Apa yang sedang kau pikirkan?" tanya Daniel ketika melihat Dinda yang terus saja berdiri di depan pintu kaca pembatasan antara kamar mereka dan deck 3 kapal pesiarnya.
"Hah, gak ada om," jawab Dinda pada Daniel. Tidak mungkin dia mengatakan pada laki-laki itu jika dia sedang memikirkan tentang kapal Titanic yang tenggelam itu dan dia merasa takut berada di atas air seperti ini.
"Apa? kau memikirkan tentang tenggelam ala kapal Titanic? Jika emang iya maka aku akan mengatakan bahwa kau itu bodoh. Ini bukan kapal pesiar yang beratnya puluhan ton atau ribuan ton. Di sini juga tidak ada gunung es, lagi pulang kedalaman tempat kita berlayar saat ini itu masih bisa di untuk di buat free diving. Bukan kedalaman yang tidak bisa untuk berenang." jelas Daniel hingga membuat Dinda sedikit merasa jauh lebih tenang. Setidaknya dia sudah tahu bahwa ini tidak terlalu bahaya.
"Maaf om, aku kan gak tau." jawab Dinda yang merasa bersalah dengan semua ini.
"Maka menjelaskan padamu. Lagi pula kuno sekali pemikiranmu itu. Sudah tidur sana, aku akan kembali ke club' untuk bertemu dengan Kevin sebentar." Daniel pergi meninggalkan Dinda karena dia ingin bicara dengan Kevin. Saat dia sampai di lorong kamarnya, dia bertemu dengan Elizabeth yang menghalangi jalannya. Daniel tidak menganggapnya sama sekali dan dia ingin pergi melewatinya begitu saja namun Elizabeth yang tidak tahu diri langsung mencegah Daniel dan menahan tangannya.
"Daniel, aku ingin bicara denganmu sebentar," ucap Elizabeth dengan memegang lengan Daniel.
"Bicara apalagi? tidak ada yang harus dibicarakan lagi di antara kita. Aku dan kamu sudah selesai dan benar-benar selesai." jawab Daniel dengan raut wajah datar miliknya. Jika dulu dia bisa menatap Elizabeth dengan tatapan yang penuh cinta dan memuja maka tidak dengan kali ini. Semuanya sudah buyar dan tidak ada yang harus di bicarakan lagi karena tidak ada apapun lagi yang tersisa diantara hubungan mereka saat ini.
"Aku sudah berakhir dengan Jefri. Kami sudah selesai dan tidak ada hubungan apapun lagi. Itu artinya-"
"Itu terserahmu ingin memiliki hubungan dengan siapapun karena aku sudah tidak peduli lagi dengan itu semua. Kau, terserah mau dilakukan apapun yang kamu inginkan karena itu hidupmu. Jika kamu berpikir bahwa aku mau kembali padamu maka jawabannya tidak sama sekali. Aku tidak akan pernah kembali padamu apapun alasan dan situasinya. Berhenti ikut campur dalam kehidupanku Elizabeth termasuk Dinda. Jangan pernah mencoba untuk mengganggunya. Jika sampai aku mengetahui bahwa kamu mengganggunya maka aku sendiri yang akan membalasnya. Aku akan membalaskan apa yang kamu lakukan terhadapnya. Ingat itu!"
...****************...
jadiningatwaktuitudi depanaltar❤❤❤❤