NovelToon NovelToon
Misteri Permainan Takdir

Misteri Permainan Takdir

Status: tamat
Genre:Poligami / CEO Amnesia / Pengasuh / Tamat
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Sagitarius-74

Maya yang kecewa dengan penghinaan mantan suaminya, Reno, mencoba mencari peruntungan di kota metropolitan.. Ia ingin membuktikan kalau dirinya bukanlah orang bodoh, udik, dan pembawa sial seperti yang ditujukan Reno padanya. "Lihatlah Reno, akan aku buktikan padamu kalau aku bisa sukses dan berbanding terbalik dengan tuduhanmu, meskipun dengan cara yang tidak wajar akan aku raih semua impianku!" tekad Maya pada dirinya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sagitarius-74, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DRAMA KELAM ANTARA MADE DAN MAYA

Matahari mulai merangkak naik, menyusup melalui celah gorden ruang kerja Maya. Di ruangan itu, waktu seolah berhenti berputar. Made masih terlelap, kepalanya berdenyut nyeri akibat efek obat perangsang yang diberikan Bu Ratna.

"Ya Allah, kepalaku.." Rintih Made. Matanya masih terpejam, ia tak sanggup membuka kedua matanya.

Selama ia dan Maya melakukan penyatuan, tak sedetik pun Made membuka matanya. Ia melakukan semuanya dengan insting laki-lakinya yang sudah berpengalaman dalam hal mencari letak barang berharga wanita yang bisa memberinya kenikmatan sesaat.

"Mas Pram, kamu lakukan semua itu bukan karena aku, tapi karena Murni! Berulang kali kamu sebut nama dia selama kamu melampiaskan hasratmu. Aku kecewa dan sakit hati, Mas. Dihatimu sudah tak ada tempat untukku." Maya menangis, sesegukan.

Maya duduk di samping Made yang kini sudah terlelap tidur di atas kursi sofa. Tubuh Maya menggigil bukan hanya karena dingin, tapi juga karena malu dan ketakutan yang mencengkeram hatinya.

Kilasan kejadian beberapa jam lalu berputar bagai film bisu dalam benaknya. Sentuhan Made, yang seharusnya menjadi momen sakral, ternodai oleh rencana busuk ibu mertuanya. Maya merutuki kebodohannya, mengapa ia bisa terperangkap dalam jebakan serapuh ini?

"Aku harus gimana ini? Aku benar-benar malu! Kenapa mas Pram bisa begitu sangar dan bernafsu? Aku merasa ia bukan mas Pram yang aku kenal." Perasaan Maya mulai curiga ada sesuatu dibalik itu semua.

"Apa jangan-jangan dia minum obat perangsang? Tapi siapa yang tega melakukan ini pada Mas Pram?" Maya berkata sendiri seolah di depannya ada orang yang dia ajak bicara.

Dari balik pintu, Bu Ratna mengintip dengan napas tertahan. Rencana mereka menjebak Made dengan Murni gagal total. Bu Ratna mendengus kesal, tapi seringai licik segera menghiasi wajahnya. Kegagalan ini justru membuka jalan untuk rencana yang lebih keji.

"Lihat, Murni! Suamimu lebih memilih perempuan penggoda itu daripada kamu," kata Bu Ratna, ia mencoba menyulut api amarah dalam diri Murni.

Murni meronta dalam diam, air mata mengalir deras di pipinya. Ia merasa harga dirinya diinjak-injak.

"Maya!!"

Tiba-tiba terdengar suara memanggil namanya dari arah pintu ruang kerjanya.

Maya terkejut, ia mengangkat wajahnya dan memperhatikan dengan seksama kearah sumber suara.

Maya terperanjat kaget, karena ternyata dari tadi ia diperhatikan oleh Bu Ratna dari celah pintu ruang kerjanya yang sedikit terbuka.

"Astaghfirullah.. Bu Ratna?"

Dengan sigap Maya langsung memunguti pakaiannya yang berserakan. Ia menutupi tubuhnya yang telanjang, lalu meraih taplak meja untuk menyelimuti Made yang masih tak sadarkan diri.

"Ya Tuhan, apa yang sudah kulakukan?" bisiknya lirih, air mata mulai membasahi pipinya.

Tiba-tiba, pintu terbuka dengan kasar. Bu Ratna berdiri di ambang pintu, tatapannya menghunus tajam ke arah Maya. Di tangannya, sebuah ponsel merekam setiap detail kejadian di ruangan itu.

"Oh, Maya... Maya... Kau sungguh pandai bersandiwara," desis Bu Ratna, seringai kemenangan terpampang jelas di wajahnya.

Maya tersentak. Ia baru menyadari bahwa selama ini ia telah menjadi bidak dalam permainan kotor Bu Ratna.

"Ibu... Jangan... Jangan lakukan ini," mohon Maya dengan suara bergetar.

Bu Ratna tertawa sinis. "Kenapa tidak? Ini akan menjadi tontonan yang sangat menarik. Semua orang akan tahu siapa dirimu sebenarnya."

"Ibu, kumohon... Apa yang sebenarnya Ibu inginkan?"

"Aku? Aku hanya ingin keadilan. Made adalah anakku, dan semua yang menjadi miliknya harus kembali padaku."

"Tapi Made tidak akan pernah setuju dengan ini," bantah Maya.

"Benarkah? Mari kita lihat apa yang akan terjadi setelah video ini tersebar luas," ancam Bu Ratna, jarinya sudah siap mengirim video itu ke seluruh kontak yang ada di ponselnya. Bahkan ia tak segan akan menyebar luaskan ke semua sosmed yang ada di dunia maya.

Maya panik. Ia tahu betul betapa kejamnya dunia maya. Sekali sebuah video tersebar, reputasinya akan hancur berkeping-keping.

"Jangan, Bu... Aku mohon... Apa pun akan kulakukan, asal Ibu tidak menyebarkan video ini," pinta Maya dengan putus asa.

Bu Ratna tersenyum puas. Ia tahu bahwa Maya sudah berada dalam genggamannya.

"Baiklah. Aku akan mempertimbangkan permintaanmu. Tapi dengan satu syarat," ucap Bu Ratna, matanya berbinar licik.

"Syarat apa?" tanya Maya dengan jantung berdebar kencang.

"Ceraikan Made. Jika kau menceraikannya, aku berjanji, video ini tidak akan pernah dilihat oleh siapa pun."

Maya terkejut. Ia tidak menyangka bahwa Bu Ratna akan meminta hal sejauh ini.

"Tapi... Tapi aku mencintai Mas Made," lirih Maya.

"Cinta? Omong kosong! Yang kau cintai hanyalah harta Made. Jika kau benar-benar mencintainya, kau akan melepaskannya dan membiarkannya bahagia dengan wanita lain," balas Bu Ratna dengan nada sinis.

Sementara itu, di luar ruang kerja Maya, Murni masih mengamuk sejadi-jadinya. Ia melempar barang-barang, memecahkan gelas, dan menjungkir balikkan kursi kafe. Para pegawai kafe berusaha menenangkan Murni, tapi wanita itu sudah kehilangan kendali.

"Made! Bajingan! Aku akan membunuhmu!" teriak Murni histeris.

Akhirnya, para pegawai kafe berhasil mengamankan Murni. Mereka mengikat tangannya agar wanita itu tidak lagi merusak barang-barang.

Sementara di ruang kerja Maya, Maya masih bersedih, air matanya terus mengalir. Ia merasa berada di persimpangan jalan. Di satu sisi, ia ingin melindungi Made dari rencana jahat Bu Ratna. Di sisi lain, ia tidak sanggup kehilangan pria yang dicintainya.

"Aku... Aku tidak tahu harus berbuat apa," ucap Maya lirih.

"Pikirkan baik-baik, Maya. Waktumu tidak banyak," kata Bu Ratna. Ia lalu berbalik dan meninggalkan Maya yang terisak dalam kesendirian.

"Mas Pram, aku tak akan menceraikan-mu. Aku sangat mencintaimu. Bagaimana dengan anak kita, Riko, jika kita pisah? Dia sangat merindukanmu." Maya berkata pelan di sela isak tangisnya.

Terbayang ketika ia menjemput Riko di tempat tinggalnya, Jakarta...

"Riko sayang, besok kita ke Bandung ya! Papah udah diketemukan, lho! Katanya dia kangen ingin bertemu kamu, Nak? Apa kamu kangen sama papah?"

"Asik papah udah ketemu. Riko kangen Mah! Kalau udah ketemu sama papah, Riko akan ajak papah main mobil-mobilan, Mah, " jawab Riko, senang. Matanya berbinar memancarkan kebahagiaan.

"Ya Allah.. Riko begitu senang mau ketemu papahnya, ketemu kamu, Mas.. Kenapa kamu belum sadar juga kalau kamu bukan Made. Kamu ini Pram! Bangunlah Mas.. Cepatlah sembuh dari amnesiamu! Aku dan Riko merindukanmu. Aku tak mau bercerai darimu." Maya kembali terisak.

Ia memandangi Made, wajah tampan yang sedang tertidur itu sangat teduh di mata Maya. Ingin rasanya ia memeluk Made untuk melepas rindu. Tapi semua itu tak bisa ia lakukan! Dunia mereka kini berada di tempat yang berbeda..

1
Tie's_74
Semoga ceritaku bisa menghibur yaa.. mohon dukungannya🥰
Tie's_74
Dari bab ini, bisa dipetik pelajaran, bahwa dalam hidup ini kita jangan cepat menyerah. Sesulit apapun Tuhan berikan ujian pada kita, kita jangan cepat menyerah dan selalu semangat menjalani hidup. Karena laut pun tak selamanya pasang, ada masanya surut. Begitupun dengan kehidupan kita. Ada saatnya kita di uji, tapi bila kita tak cepat menyerah, yakinlah kalau badai akan segera pergi, berganti dengan balasan yang setimpal dari Tuhan akan Perjuangan kita. Akan indah pada waktunya.. Untuk para pembaca setiaku, selalu semangat ya.. Semoga kita sehat selalu dan diberikan rezeki lancar, Aamiin.. /Heart/
Tie's_74
Dari bab ini, kita bisa ambil pelajaran, jangan menilai orang dari luarnya ya guys.. Dengan usaha dan kerja keras, yakinlah bahwa hidup kita akan lebih baik. dan tentunya, kita harus percaya diri.. 😁.. Selalu semangat untuk semua pembaca setiaku. 🙏🏻🤗
Tie's_74
Makasih Kaka komennya.. 🙏
Codigo cereza
Terharu banget
Tie's_74: makasih komennya, Kaka 🙏🏻🤗
total 1 replies
Hao Asakura
Ceritanya keren, bahasanya juga mudah dimengerti!
Tie's_74: makasih komennya kakak... 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!