NovelToon NovelToon
Pesona Gamer Seksi

Pesona Gamer Seksi

Status: sedang berlangsung
Genre:Playboy / Teen Angst / Teen School/College / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus / MLBB
Popularitas:11.7k
Nilai: 5
Nama Author: Alrianna

Berawal dari berada dalam lobby yang sama di sebuah game. Aksara, pro player game mobile legend, sekaligus playboy terganteng dan terseksi di kampus, secara aktif mengajak Kirana main bareng di game tersebut. Lalu dengan alasan iseng, Aksara mengajak gadis tersebut untuk menjalin afinitas sebagai pasangan, bahkan sebelum mereka bertemu. Dengan alasan yang iseng pula, Kirana menerima permintaan hubungan tersebut.

Seiring berjalannya waktu, tanda mawar itu semakin mekar, padahal mereka juga tak pernah bertemu. Sebenarnya, Aksara tau jika gadis itu adalah adik tingkatnya di kampus, sekaligus sahabat dekat adik kandungnya, namun Ia masih menikmati hubungan penuh ketidakjelasan ini. Hingga suatu kali, Aksara datang menemui Kirana, memperkenalkan dirinya sebagai seseorang yang sangat dikenal Kirana.

Arshaka, adik Aksara, sekaligus sahabat Kirana, sudah memperingatkan Kirana agar menjauhi kakaknya itu. Tapi yang Kirana tidak mengerti, kenapa Arshaka harus melarang Kirana?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alrianna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eternal Guardian

“Tapi Shaka, please, jangan bikin gara-gara ya. Jangan cari masalah gara-gara aku.” Rana mewanti-wanti seusai dia bercerita. Ternyata lega sekali setelah menceritakan ini. Ya meskipun Rana agak takut kalau Shaka akan melakukan hal yang aneh-aneh. Aksa saja bisa langsung menghajar Aldi, rasanya Shaka pun bisa melakukan hal yang sama. 

“Andaikan gue melakukan sesuatu, ya dia memang pantes buat dapetin itu, Rana. Nggak usah dibelain. Aksa aja lo biarin, masa gue nggak boleh ngelakuin itu buat lo?” Shaka menatap sebal. Sebenarnya memang iya, dia sudah mau menghajar Aldi biar sekalian mampus. Tapi nanti masalah buat dia, masalah buat Rana juga. Jadi Shaka akan mencari cara yang elegan untuk membalas perlakuan cowok brengsek itu kepada sahabatnya ini.

“Ya waktu itu kan takut banget. Aku takut dia ngejar aku lagi, jadi ku biarin aja. Ini kan sudah enggak, Shaka.”

“Emangnya sekarang nggak takut? Tadi aja lo sampai kayak gitu.” Shaka menggerutu. Melihat Rana yang cemberut, Ia tak lagi menatap sebal pada gadis ini. “Yaudah, lain kali kalau ada sesuatu, kabarin gue, kasih tau gue. Gue sahabat lo, Rana.”

“Iya iya, aku minta maaf.”

“Gue lagi mau bantuin Aksa. Katanya dia udah bikin laporan resmi ke rektorat biar itu ditindaklanjuti. Soalnya kalau di fakultas kayaknya gak bisa. Lo tau nggak?” Pandangan mata Shaka menyelidik saat menatap Rana. Rana pun juga jadi kaget mendengar ucapan Shaka.

“Kak Aksa ngelakuin itu? Dia nggak bilang apa-apa ke aku.”

Rana jadi teringat Aksa. Aksa itu, diam-diam kenapa bisa melakukan hal seperti itu? Rana pikir dia hanya bisa main tangan. Tapi ternyata otaknya main juga. 

Tapi kenapa dia harus seperhatian ini, bikin Rana jadi semakin baper saja.

“Ya dia nggak mau bikin lo kepikiran mungkin. Gapapa, gue bantuin juga.”

“Jadi kamu udah nggak masalah kalau aku deket sama Kak Aksa?” Rana tersenyum, lengkap dengan puppy eyesnya. 

Bukannya tersentuh, Shaka malah menjitak kepala gadis ini. “Masih gue pantau ya. Gue bakal bertindak kalau dia berani macem-macem. Tapi kalau bisa memang nggak usah terlalu deket sih.”

Mendengar ini, Rana kembali memberengut. “Yahh.” Ia mendesah kecewa. Tapi tak lagi protes. Keduanya malah jadi memperhatikan beberapa anak yang lewat. 

Ini kayaknya jadi semakin sore ya?

“Yaudah, mau pulang kan? Gue anterin.” Shaka membantu Rana membereskan barang-barangnya. 

“Nggak usah, Shaka. Kan hari ini kamu ada kegiatan sama lembaga kan. Aku bisa pulang sendiri kok, kamu tenang aja.” Rana menolak, gadis itu beranjak dari tempat duduknya. 

Shaka mengibaskan tangannya. “Halah, gue bisa balik lagi nanti. Masih lama habis maghrib katanya. Ayo.”

Mau tak mau, Rana mengijinkan Shaka mengantarnya.

***

Rana sedang bersantai menikmati milo hangatnya saat ada pesan masuk di handphonenya. Gadis itu melirik sekilas. Menyadari Aksa yang mengirimkan pesan, segera dibukanya pesan itu. 

Kak Aksara : Kirana sudah pulang?

Rana mengulum senyum membaca pesan ini. Perhatian sekali bikin Rana jadi salting aja. Kirana jadi teringat perkataan Shaka. Bisa-bisanya pemuda ini membuat laporan sampai ke rektorat. Kenapa Ia harus melakukan sampai sejauh itu?

Kirana : Sudah kak hehe. Ada apa kah

Kak Aksara : Pulang sama siapa? Maaf banget Kirana, aku kuliah sampai malam jadi nggak bisa nemenin Kirana. 

Kak Aksara : Nanti mau dibawain cemilan? Pulang ini aku mampir ke kos Kirana ya.

Kirana : Sama Shaka kak. Gapapa kak santai aja. Sekarang masih kuliah berarti?

Kirana : Ih, kak, nggak usah. Langsung pulang aja kak, pasti capek kan.

Lama tak ada balasan. Apa Kirana salah ngomong ya? Tapi ya sudah, namanya juga lagi kuliah mungkin mau fokus dengerin dosen dulu. 

Rana kembali meletakkan handphonenya. 15 menit kemudian, ada pesan masuk kembali.

Kak Aksara : Iya, ada kuliah pengganti. Ini sudah selesai kok bentar lagi otw. 

Kak Aksara : Kangen tapi :( boleh ya nyamperin Kirana bentar? 

Eh gimana?

Ada semburat merah di pipi gadis itu. Menatap layar handphone dengan senyum yang tak bisa ditahan.

Apaan sih Aksa ini bikin Rana jadi salting aja. 

Masih dengan mengulum senyum, gadis itu membalas pesan Aksa.

Kirana : Waduh kak, Rana jadi malu. HEHE

Kirana : Kalau gitu hati-hati ya, Kak Aksa. 

Kak Aksara : Ok cantik

Selesai membaca pesan, gadis itu langsung melemparkan handphonenya ke kasur. Kini jadi mencari baju di dalam lemarinya. Untung saja gadis ini sudah mandi begitu pulang tadi, sehingga Ia sekarang hanya tinggal mengganti baju dan berdandan sedikit agar tidak terlalu pucat. 

Kali ini, dress sederhana dengan selutut dengan aksen bunga-bunga akan menjadi pilihan Rana. Gadis itu sedikit memoleskan, bedak, juga liptint senada dengan warna kulitnya. Rambutnya diikat ke atas, dengan beberapa anak rambut yang jatuh di sekitar telinganya. Hanabi sekali ya, tapi tidak apa-apa karena Rana suka penampilannya. 

Tak lama, terdengar suara klakson motor dari luar. Rana segera berlari ke arah balkon. Untungnya, kamar gadis itu memang berada di lantai 2, tetap di dekat balkon. 

Itu Aksa. Rana mengulum senyum. Gadis itu kembali berlari mengambil kunci kosnya. Memang, setiap hari, pintu depan kosnya selalu terkunci. Berjaga kalau ada orang jahat. Apalagi kos tersebut benar-benar hanya untuk mahasiswa putri. Berbeda dengan kos di sekitar tempat tinggalnya yang luas namun campur cowok cewek. Rana malah bisa mendapatkan kos seperti ini di kota metropolitan yang serba bebas begini.

“Kak,” Rana tersenyum begitu gadis itu membuka pagar kosnya. Tampak Aksa yang masih bertengger di atas motornya. 

Begitu melihat Rana, pemuda itu segera membuka helmnya. Menatap Rana dari atas ke bawah. 

Ya ampun, bisa-bisanya dia menemui Aksa dengan penampilan secantik ini.

“Kamu mau kemana, Kirana?” tanya Aksa. Pemuda itu tersenyum menatap Rana yang kelewat cantik menurutnya.

“Nemuin Kak Aksa kan?” Rana menjawab polos. Gadis itu nyengir, membuat Aksa gemas sekali ingin menciumnya. 

Waduh, Aksa mesum memang nggak ingat tempat. 

“Emang boleh secantik ini, hmm?” Aksa menjumput anak rambut Rana yang memang dibiarkan bebas tadi, malah diselipkannya di belakang telinga gadis itu. 

Rana bahkan sampai menahan napas karena perlakuan pemuda ini. “K-kak, nanti ada yang lewat.” Gadis itu agak menjauhkan diri. 

Aksa berdehem. Melihat sekeliling sekilas, lalu kembali menatap Rana. Menatapnya dengan begitu intens. Kalau begini, rasanya pingin ajak aja ke apart. Tapi takut gadis itu tak nyaman kalau terlalu sering diajak kesana. Lagipula, Rana bilang kalau besok dia masih ada tes. Itu artinya gadis itu nanti harus belajar. Kalau di apartemen Aksa yang ada nanti belajar yang lain. 

Astaga. Aksa rasanya jadi ingin ngemilin tembok saking gregetnya.

“Kak Aksa?” Rana mengibaskan tangannya tepat di depan mata Aksa saat pemuda itu tak berkutik selama lebih dari 10 detik. Kesambet apa gimana nih?

“Hmm?” Aksa mengerjap. Berusaha menguasai dirinya kembali. Ia meraih bungkusan martabak telur yang tadi dibelinya. Menyerahkannya pada Kirana. “Aku pulang langsung aja ya, bahaya banget kalau deket-deket kamu.”

“Ih, kok gitu?”

“Gemes banget pengen cium.” Aksa mengatakan ini dengan sedikit berbisik. Lalu tersenyum, mengelus pipi Rana dengan sayang. 

Rana jangan ditanya bagaimana ekspresinya sekarang. Wajahnya merah padam. Bisa-bisanya Aksa membuatnya jadi grogi begini. 

“Dah, Kirana. Nanti aku wa ya.” Pamit Aksa. 

Begitu Aksa melajukan motornya dan tak terlihat lagi di ujung jalan, Rana memegangi dadanya. Jantungnya masih berdetak sangat cepat sekali.

***

halo, sejauh ini gimana nih? masih ok kah bacanya

1
Yani Dyan
ayo dong lanjutin karyanya thorr.. bagus lhoo inii.. semangattt.. peluk jauh dari aku yaaaa... tak tungguin pokoknyaaa semangatt semnggaaaattttttttttt🥰👍👍👍
Yani Dyan
👍
Yani Dyan
semangat thorr,, aku tunggu up nyaaa🥰
Adhienk DHilaislamiah Dibodhibo Ayum
astaga ....lama banget up nya
Widya Pratama
lagi attuhh thorr 😭
Alrianna: yuk yuk sudah ada lanjutannya heheheh
total 1 replies
Widya Pratama
thorr.. masak sehari 1 bab doang 😭😭😭 ayolahh peress otak othorr lagi bikin bab lagi .. 😂😭😭
Alrianna: hehehe jangan lupa dukungannya kak biar makin semangat 😂
ini sedang diusahakan ya ☺
total 1 replies
Mawar_Jingga
halo kak salam kenal💚 like dan komen mendarat ya mampir dan ikuti "sepotong sayap patah" di tunggu k happy reading💚☺️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!