JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK KALIAN🙏🏻
Ekonomi membuat Rian yang sudah memiliki istri bernama Elsa, menghalalkan segala cara untuk bisa menafkahi istri dan anaknya yang masih balita.
Rian mengaku memiliki job di luar daerah, dan jarang sekali pulang ke rumah. Pada nyatanya, Rian hanyalah seorang mainan dari seorang wanita kaya, yang memintanya untuk menjadi teman tidurnya.
Apakah Rian akan terus melakukan hal ini, atau kembali kepada istrinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aisyah az, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mencari Pekerjaan
Elsa merasa resah saat Rian belum juga pulang, padahal waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Saat ini Elsa sedang duduk di kursi meja makan, di atas meja makan sudah tersedia makanan sederhana yang Elsa masak sendiri. Elsa sudah menunggu lebih dari tiga jam di sini, berharap kalau Rian akan pulang segera dan kemudian mereka bisa makan bersama-sama tanpa memikirkan masalah yang ada sejenak saja. Elsa sendiri berniat mengatakan yang sebenarnya sekaligus menyelesaikan masalah yang terjadi di antara mereka, wanita itu tidak ingin membiarkan masalah menjadi berlarut-larut karena itu bisa membuat masalah yang semula kecil menjadi besar.
Namun, sampai jam segini Rian tak juga pulang, selain khawatir, Elsa juga merasa kecewa berat. Niat hati ingin segera menyelesaikan masalah yang ada agar hubungannya dan suami kembali damai, tetapi hal itu tidak sesuai rencananya.
"Ke mana perginya Rian? Mengapa dia tak juga pulang?"
"Apa dia tidak mau masalah di antara kami selesai dengan cepat?"
"Andai tadi aku menahannya agar tidak pergi," gumam Elsa.
Lama-lama Elsa mulai mengantuk karena menunggu Rian sudah berjam-jam lamanya. Meskipun perutnya kosong, tetapi Elsa sama sekali tak merasa lapar. Ia justru malah mengantuk, Elsa ingin tidur dan berharap kalau besok semua akan baik-baik saja. Hal yang lebih Elsa harapkan adalah suaminya yang tertidur di sampingnya, karena Elsa khawatir saat ini.
"Aku tak tahan lagi, aku sangat mengantuk. Semoga saja Rian pulang saat aku tertidur." Elsa menutup makanan yang sudah dingin itu dengan tudung saji, kemudian wanita itu pergi menuju kamar.
Elsa langsung berbaring di atas ranjang, tak butuh waktu lama untuk ia tertidur karena memang ia sudah sangat mengantuk. Saat hampir menuju alam mimpi, samar-samar Elsa merasa kalau ada seseorang yang berbaring di sampingnya. Namun, Elsa sama sekali tidak terbangun karena ia sudah terlalu mengantuk hingga akhirnya wanita itu benar-benar terlelap.
Keesokan paginya Elsa terbangun dari tidurnya, saat melihat ke samping ia mendapati Rian tidur di sebelahnya. Elsa jauh lebih lega, setidaknya Rian sudah pulang. Ternyata perasaan semalam bukanlah mimpi karena Rian benar-benar tertidur di sampingnya. Tadinya ia sudah sangat khawatir kalau Rian tak juga pulang, maka ia akan mencari suaminya itu ke mana lagi.
"Untung kamu pulang, aku akan pergi meminta bantuan siapa jika kamu benar-benar tidak pulang." Elsa tersenyum sekilas kemudian pergi keluar dari kamar menuju dapur.
Wanita itu berniat memasak sarapan untuk suaminya, tak banyak yang akan ia masak karena masih ada sisa kemarin malam yang belum tersentuh. Lauk kemarin Elsa hangatkan kemudian wanita itu memasak nasi goreng dengan nasi sisa kemarin yang jelasnya tidak basi. Elsa berharap kalau Rian akan menyukai masakannya kali ini yang bagi mereka cukup mewah, karena mereka biasanya hanya makan tahu dan tempe saja.
"Semoga saja dia suka dengan masakan yang kubuat dan semoga hubungan kami kembali membaik." Elsa menatap nasi goreng yang sudah selesai dibuat itu dengan harapan yang tinggi.
Setelah Elsa selesai memasak, wanita itu menata hasil masakannya di atas meja makan. Hingga tiba-tiba dsja, Rian muncul dengan dandanan yang rapi. Elsa yang melihat itu mengernyit karena tak biasanya Rian berdandan begitu.
"Kamu mau pergi ke mana?" tanya Elsa pada sang suami.
"Hari ini aku akan mencari pekerjaan," jawab Rian.
"Pekerjaan apa?"
"Apa saja yang bisa menghasilkan, mengapa kamu bertanya begitu? Apa kamu tidak mempercayaiku?" Rian malah menuduh Elsa yang tidak-tidak, padahal wanita itu hanya bertanya saja dan tidak memiliki maksud lain.
"Tidak, mengapa kamu berpikir begitu? Akh hanya bertanya dan tak ada maksud lain."
"Kamu—"
"Lebih baik kita sarapan sekarang selagi nasi gorengnya masih hangat." Elsa memotong perkataan Rian karena tak ingin ada keributan di pagi hari yang cukup damai ini.
Akhirnya Rian hanya menurut, pria itu duduk di salah satu kursi kemudian Elsa mulai melayani Rian makan barulah ia mengambil nasi untuk dirinya sendiri. Mereka pun sarapan dalam diam, sesekali Elsa melirik ke arah Rian. Wanita itu berharap kalau Rian akan segera mendapatkan pekerjaan karena sejujurnya ia merasa kasihan pada suaminya. Beban Rian pasti sangat berat karena terus memikirkan rumah tangga mereka, khususnya ekonomi keluarga mereka yang memang sedang tidak baik-baik saja. Dalam hati Elsa berdoa yang terbaik untuk suaminya.
Meskipun sedang mengalami kesulitan, tak ada di dalam pikiran Elsa menyesal sudah menikah dengan Rian. Ia mengangap kalau apa yang terjadi padanya dan Rian adalah ujian dari Tuhan, di mana mereka harus berusaha sabar dan ikhlas menerima setiap ujian itu. Tentunya tidak lupa untuk terus berikhtiar demi mendapatkan hasil yang memuaskan juga diiringi dengan doa.
"Kenapa sedari tadi menatapku?" tanya Rian yang sadar kalau sedari tadi sang istri sedang memperhatikannya.
"Tidak ada, aku hanya berharap semoga saja kamu bisa mendapatkan pekerjaan. Aku senang kalau kamu merasa senang," jawab Elsa jujur.
Rian sama sekali tidak menjawab, pria itu melanjutkan makannya kemudian setelah selesai ia pun berpamitan pada Elsa kalau ia akan mencari pekerjaan saat ini juga.
"Hati-hati," ucap Elsa pada suaminya.
"Kamu juga hati-hati, jangan melakukan hal-hal yang bisa membuat warga membicarakan kita lagi. Sudah cukup kejadian kemarin, jangan diulang lagi." Elsa hanya mengangguk hingga ia pun membiarkan Rian pergi.
Selepas Rian pergi, Elsa menyapu lantai depan rumah yang sedikit berdebu. Hingga tiba-tiba saja Hakim datang ke rumahnya. Elsa terkejut dengan kedatangan pria itu, akhir-akhir ini Hakim selalu membuatnya terkejut dengan kedatangan pria itu. Dalam hati Elsa bertanya-tanya apa alasan Hakim sehingga datang ke sini lagi di saat Rian tidak ada. Elsa tidak bisa tidak curiga setelah kejadian kemarin.
"Hakim, kebetulan sekali tadi Rian sudah pergi," ucap Elsa seakan tak tahu kalau Hakim ingin menemuinya dan bukannya menemui Rian.
Hakim turun dari motornya kemudian pria itu berjalan menghampiri Elsa, "Aku datang ke sini bukan untuk menemui Hakim. Aku ingin bicara denganmu, Elsa, bisa kita bicara berdua?" pinta Hakim yang membuat Elsa terdiam.
"Rian sedang pergi, tak enak jika kita berbicara hanya berdua saja. Jika kamu ingin bicara, nanti saja saat Rian pulang." Elsa menolak karena ia tak mau orang lain berpikiran negatif tentangnya. Ia dan Rian sudah sedikit damai sekarang, ia tidak ingin lagi ada pertengkaran di antaranya dan suaminya hanya karena masalah ini. Lagipula padahal Hakim adalah sahabat Rian, tetapi mengapa pria itu tak memberitahu Rian jika ingin bicara?
"Sebentar saja, aku tidak akan lama." Hakim menatap Elsa, seakan memohon agar Elsa mau bicara dengannya berdua saja.
BERSAMBUNG.....
Tambahan extra part kak👍👍☺️☺️