NovelToon NovelToon
PENDEKAR KEGELAPAN

PENDEKAR KEGELAPAN

Status: tamat
Genre:Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Mengubah sejarah / Perperangan / Light Novel / Tamat
Popularitas:40.7k
Nilai: 5
Nama Author: Retto fuaia

Arya Susena, adalah seorang pemuda yang berniat untuk melakukan sesuatu untuk orang yang sangat ia cintai. Dendam yang telah membara ia gantikan dengan upayanya membebaskan penderitaan rakyat dari kekejaman para penguasa. Dengan adanya kelompok kegelapan yang ia dirikan berharap meringankan penderitaan rakyat. Saat itu ia mengatakan sebuah kebenaran pada Raden Kanigara Lakeswara tentang dirinya yang sebenarnya. Bahwa ia bukanlah putra dari Prabu Maharaja Kanigara Rajendra, melainkan dari Prabu Maharaja Kanigara Maheswara.

Demi mengembalikan tahta ke tangan yang sah!. Arya Susena dan Raden Kanigara Lakeswara bekerja sama. Keduanya bersumpah akan membebaskan penderitaan rakyat dari kekejaman pemimpin yang sangat serakah.

Meskipun tidak mudah?. Namun bagi mereka itu adalah perjuangan yang akan mereka kenang sepanjang hidup mereka. Bahwa hati mereka menjerit sakit ketika melihat penderitaan rakyat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Retto fuaia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PERBATASAN

...***...

Di dalam stana, Di kediaman Putra raja. Tepatnya di bilik Raden kanigara Ganda dan Raden Kanigara Hastungkara.

"Ayahanda prabu sangat hebat sekali raka." Raden kanigara Hastungkara terlihat sangat bersemangat. "Rencana yang dibuat ayahanda Prabu, memang sangat luar biasa." Ucapnya lagi. "Kita bisa belajar banyak, mengenai strategi dari ayahanda prabu." Raden Kanigara Hastungkara sangat mengagungkan ayahandanya.

"Ayahanda prabu memang sangat hebat." Balasnya. "Bahkan paman Patih saja, sangat mengagumi kecerdasan ayahanda Prabu." Raden Kanigara Ganda dengan penuh kebanggaan. "Ada yang mengatakan, jika rencana yang disusun ayahanda prabu itu, tidak pernah terduga sama sekali." Lanjutnya lagi. "Sangat tepat, dan berjalan dengan sangat sempurna."

"Jadi?." Responnya. "Rencana menyingkirkan lakeswara itu? Sudah dipastikan akan berhasil dengan sangat sempurna raka?."

"Tentu!." Senyumannya mengembang begitu saja. "Aku Sangat yakin, semuanya akan berjalan dengan sempurna." Ada rona kebahagiaan darinya. "Itu tidak akan diragukan lagi rayi." Kepercayaan dirinya yang sangat tinggi, muncul begitu saja dari hatinya.

"Setelah ini? Apa yang akan kita lakukan raka?."

"Tentunya kita menunggu aba-aba dari ayahanda Prabu." Jawabnya. "Ada kemungkinan, proses pengangkatan calon Raja berikutnya, akan segera dipercepat."

"Sebenarnya aku ingin mundur, jika lakeswara tidak ada lagi di sini raka."

"Kenapa?."

"Karena aku sangat menaruh hormat padamu raka." Jawabnya dengan senyuman kecil. "Aku tidak berani, melangkahi mu sebagai Raja selanjutnya."

"Hahaha!." Raden Kanigara Ganda malah tertawa. "Kau ini bicara apa rayi?." Ucapnya dalam tawanya. "Kita ini sama-sama memiliki kekuatan." Lanjutnya. "Jika aku menjadi Raja? Maka kau yang akan menjadi patihnya." Lanjutnya. "Namun, tidak tertutup kemungkinan kau bisa menjadi Raja." Ia menatap adiknya dengan lembut. "Kau dan aku, bisa bersaing menjadi Raja."

"Tapi raka."

"Apakah kau takut? Melawan aku?."

"Tidak raka."

"Kalau begitu." Respon Raden Kanigara Ganda. "Mari kita tunjukkan kekuatan kita."

"Baiklah raka."

Keduanya telah sepakat, akan bertarung dengan adil, sebagai saudara yang hebat. Tapi?. Apakah itu hanyalah sebuah sandiwara saja?. Apakah peristiwa pengkhianatan akan kembali terulang? Pada generasi mereka?. Simak dengan baik kisahnya.

...***...

Di bilik Ratu Aristawati Estiana.

"Dinda."

"Kanda?." Ratu Aristawati Estiana segera memeluk suaminya dengan sangat erat.

"Ada apa dinda?." Prabu Maharaja Kanigara Rajendra mengusap sayang kepala istrinya. "Kenapa dinda terlihat sedih?."

"Apakah kita tidak keterlaluan? Pada rayi arundaya?." Tatapan matanya tampak sedih, dan suram.

Prabu Maharaja Kanigara Rajendra mencium kening istrinya dengan lembut. "Jangan pikirkan masalah itu lagi, ya?."

"Tapi kanda."

"Jangan hilangkan senyuman manismu itu dinda." Ucap Prabu Maharaja Kanigara Rajendra dengan lembut. "Kanda tidak mau, melihat dinda sedih."

"Maafkan saya kanda." Ratu Aristawati Estiana tersenyum kecil. "Saya akan tersenyum untuk kanda."

"Terima kasih dinda." Prabu Maharaja Kanigara Rajendra kembali mengecup kening istrinya. "Kalau begitu, mari kita makan bersama."

"Makan bersama?."

"Kanda telah memerintahkan emban, untuk membuat masakan istimewa untuk dinda."

"Kanda sangat baik sekali."

"Itu karena kanda, sangat mencintaimu dinda." Kali ini Prabu Maharaja Kanigara Rajendra mencium tangan istrinya.

"Kanda sangat pandai sekali." Ratu Aristawati Estiana tersipu malu. "Meluluhkan hati saya."

"Hahaha!." Prabu Maharaja Kanigara Rajendra tertawa geli. "Itu sudah pasti." Ucap sang Prabu sambil menggiring Ratu Aristawati Estiana menuju sebuah tempat.

...***...

Arya Susena dan kawan-kawan yang sedang menunggu diperbatasan.

Saat itu juga ada beberapa orang yang lewat di sana.

"Hei!." Bentaknya.

"Siapa kalian?."

"Arya." Bisik Darsana.

"Mereka adalah kawanan rampok." Jawab Arya Susena. "Yang telah dipersiapkan, untuk membunuh Raden kanigara lakeswara di sini."

Deg!.

Mereka semua terkejut mendengar ucapan Arya Susena.

"Kurang ajar!." Umpatnya dengan kesal. "Bagaimana mungkin? Kau mengetahui rencana kami?."

"Tentu saja kau telah mengetahuinya." Balas Arya Susena tanpa rasa takut.

"Kalau begitu." Ucapnya dengan kesal. "Kalian akan kami singkirkan."

"Lakukan saja, kalau kau bisa."

"Lawan mereka!."

Saat itu juga terjadi pertarungan diantara mereka, di mana kawanan rampok berhadapan dengan kelompok pendekar kegelapan.

Pertarungan mereka tidak seimbang, bukan karena kalah jumlah dari pihak kelompok pendekar kegelapan. Akan tetapi kekuatan dari para rampok itu, yang tidak sanggup menyeimbangkan kekuatan kelompok pendekar kegelapan. Sehingga Arya Susena tidak perlu ikut campur dalam menangani para rampok itu.

"Hei!." Patari sangat kesal. "Arya susena!." Teriaknya. "Kenapa kau malah diam saja?." Ia semakin geram. "Kenapa kau tidak membantu kami?."

"Kau ini terlalu santai sekali." Keluh Darsana sambil terus menghindar, dan sesekali menyerang rampok yang datang ke arahnya.

Mereka saat itu sedang bertarung mengalahkan kawanan perusuh itu. akan tetapi gaya bertarung sangat santai sekali, hingga membuat Darsana dan Patari terlihat sangat kesal degan gaya bertarung itu.

"Jadi kalian ingin aku bertarung dengan serius?." Arya Susena malah menyeringai lebar.

"Sudahlah!." Nismara yang kali ini terbawa amarah. "Aku sudah muak denganmu!." Bentak Nismara dengan sangat kesal. Saat itu ia melampiaskan kemarahannya dengan menghajar beberapa kawanan perusuh yang menghadangnya.

Ctak!. Ctak!. Ctak!.

Saat itu Arya Susena melempari mereka dengan batu kerikil yang telah ia lambari dengan tenaga dalamnya, sehingga beberapa kawanan perampok itu dapat dihentikan. Darsana, Nismara dan Patari sangat terkejut melihat itu, mereka tidak menduga jika Arya Susena menanggapi ucapan mereka?.

"Kalian ini memang sangat sadis sekali." Barja lelah sendiri melihatnya. "Aku merasa kasihan pada mereka." Matanya memperhatikan keadaan sekitarnya. "Yang menjadi korban kemarahan kalian."

"Kami hanya mengeluarkan keringat saja." Ucap Darsana sambil mengibaskan wajahnya dengan tangannya. "Kebetulan aku sedang bosan juga."

"Ya, menunggu itu memang sangat membosankan." Ungkap Patari. "Aku lelah sekali."

"Mereka saja yang bodoh." Ucap Nismara. "Kenapa malah lewat jalur ini?." Nismara juga melihat keadaan sekitar.

"Kalian semuanya."

Deg!.

Mereka semua sangat terkejut dengan apa yang telah diperlihatkan Arya Susena. Mereka semua bahkan merasakan hawa sekitar menjadi panas.

"Segera singkirkan jasad mereka." Ucapnya dengan suara aneh. "Karena sebentar lagi, rombongan Raden kanigara lakeswara akan sampai." Lanjutnya. "Jangan sampai, prajurit melihat mayat bergelimpangan di sini."

"Ba-baik."

"Dan jangan lupa kalian harus menyamar menjadi kawanan perusuh itu." Ucapnya dengan penuh kemarahan.

"Baik! Baik arya." Mereka semua bergegas menyingkirkan kawanan perampok itu?.

"Kenapa dia cepat marah?. Arya susena goblok." Dalam hati Nismara sangat kesal, mengutuk apa yang telah dikatakan Arya Susena yang selalu saja memberikan perintah kepada mereka semua.

"Kenapa aku harus terlibat dalam masalah yang tidak menyenangkan sama sekali?." Dalam hati Bajra langsung menyelesaikan para Kawanan perusuh itu.

"Sial." Umpatnya dalam hati. "Kenapa aku selalu saja? Terlibat dalam kawanan perusuh yang menyusahkan?!." Dalam hati Bajra sangat kesal.

"Sial." Darsana juga mengumpat kesal. "Dia hanya bisa memerintah saja." Hatinya sangat jengkel.

"Andai saja aku bisa melawan." Dalam hati Patari juga kesal. "Sudah aku bunuh dia!."

"Kenapa aku selalu gemetaran?." Nismara berusaha menenangkan dirinya. "Dengan kemarahan yang ia keluarkan?." Dalam hatinya bertanya-tanya. "Apakah itu adalah kelebihan yang ia miliki?." Dalam hati Nismara sangat heran dengan itu. "Padahal kami sudah bersama sejak kecil."

"Mereka ini selalu saja membuat aku kesal." Dalam hati Arya Susena juga jengkel dengan keadaan yang ia hadapi saat itu juga.

...***...

Warsa Jadi masih saja mengingat kejadian masa lalu bersama Arya Susena.

"Arya susena bertindak tanpa perasaan ragu." Ingatannya selalu saja tertuju pada masa itu. "Bahkan ia tidak segan-segan, membunuh siapa saja, yang telah berani berkhianat pada kelompoknya." Hatinya bergetar takut. "Kakang Patih arya saka, juga tidak pernah ragu dalam bertindak." Dalam hatinya mengingat kejadian masa lalunya bersama Patih Arya Saka.

Kembali ke masa itu.

Saat itu mereka berada di perbatasan kawasan perang antar dua negeri. Patih Arya Saka baru saja datang, melihat ada seseorang yang sedang tertangkap.

"Hormat kami Gusti." Mereka semua memberi hormat.

"Ada apa warsa jadi?." Matanya menatap lurus pada orang yang sedang diikat tangannya.

"Mohon maaf Gusti." Senopati Warsa Jadi memberi hormat. "Tadi, kami melihat ada dua orang yang sedang berkelahi." Lanjutnya, sambil melihat ke arah seorang pemuda lainnya yang berada di sebelahnya. "Kami mencoba melerai, dan mencaritahu kebenarannya."

Patih Arya Saka masih menyimak penjelasan dari Senopati Warsa Jadi.

"Ketika hamba bertanya padanya, ia berkata." Matanya melirik ke arah pemuda yang sedang terikat. "Mereka sedang berperang dengan negari tetangga." Lanjutnya. "Namun, temannya malah berkhianat, membocorkan informasi rencana perang mereka, pada pihak musuh."

Brakh!.

Patih Arya Saka menggebrak meja dengan kerasnya, sehingga membuat mereka semua terkejut.

"Apakah benar?." Sorot mata Patih Arya Saka melotot tajam, pada pemuda yang terikat itu. "Kau membocorkan rencana perang negerimu? Pada pihak musuh?."

"Heh!." Pemuda itu mendengus kesal. "Kau hanyalah orang asing." Ucapnya dengan nada angkuh. "Kau tidak usah ikut campur, dengan masalah kami!."

Chekh!.

"Eagkh!." Terdengar suara teriakan yang cukup panjang darinya. Itu karena bahu kirinya ditusuk dengan keris yang sangat tajam oleh Patih Arya Saka.

Sedangkan mereka yang melihat itu?. Tentu saja itu adalah pemandangan yang sangat mengerikan.

"Goblok!." Patih Arya Saka menekan kuat kepala pemuda itu, tidak peduli seberapa rasa sakit yang diterima pemuda itu. "Kau ini memang bodoh!."

Mereka semua tidak ada yang berani bersuara, apa lagi ketika merasakan adanya hawa panas yang tidak biasa.

"Kau!." Tunjuk Patih Arya Saka pada pemuda satunya lagi.

"Hamba Gusti." Pemuda satunya lagi memberi hormat. Tangannya tampak bergetar ketakutan. "Ikuti saya."

"Baik Gusti." Kembali ia memberi hormat.

"Adi warsa jadi."

"Hamba Gusti." Senopati Warsa Jadi memberi hormat.

"Buang pemuda tidak berguna itu." Matanya menatap tajam ke arah pemuda yang hampir sekarat itu. "Tidak ada gunanya dia hidup."

"Baik Gusti."

Setelah itu Patih Arya Saka meninggalkan tempat, karena ada suatu pembicaraan penting, yang diketahui dari pemuda satunya lagi.

Kembali ke masa ini.

"Saat itu, kakang Patih arya saka meminta izin pada Gusti Prabu." Kejadian itu masih melekat di hatinya. "Agar membantu kerjaan manik alam, berperang dengan kerajaan sengkar buana." Satu persatu ingatan itu muncul kembali. "Tindakan yang dilakukan kakang Patih, sangat berani sekali." Ada perasaan haru di hatinya. "Itulah alasan kenapa, arya susena tidak pernah ragu dalam bertindak." Tanpa terasa air matanya menetes begitu saja. "Karena sifat itu, merupakan turunan dari ayahandanya." Warsa Jadi berusaha menguatkan hatinya, agar tidak mengingat kejadian masa lalu yang sangat menyakitkan.

...***...

Tak berselang lama setelah menyelesaikan para kawan perusuh itu, para prajurit itu langsung melewati mereka jalan itu. Arya Susena telah memberi aba-aba pada Mereka semua untuk keluar, tentunya mereka ingin mencegat para prajurit yang membawa Raden Kanigara Lakeswara.

"Berhenti!." Sakral memberi aba-aba pada mereka semua untuk berhenti.

Karena saat itu matanya melihat ada beberapa orang yang telah menunggu kedatangan rombongan Raden Kanigara Lakeswara.

"Apa yang kalian inginkan perampok bodoh?!." Bentaknya. "Apakah kau tidak mengetahui?." Lanjutnya. "Jika kami adalah pasukan terkuat dari istana?." Bentaknya dengan nada sombong. "Segera menyingkir kalian! Dan beri hormat pada kami!."

"Hei!." Balas Arya Susena dengan jengkelnya. "Prajurit bodoh!." Suaranya terdengar sangat tinggi. "Apakah kau tidak mendengarkan?." Ucapnya sambil menepuk-nepuk tangannya pertanyaan ia sangat kesal. "Atau mengetahui dengan baik? Rencana yang telah diperintahkan Gusti mu?! Hah?!." Bentak Arya Susena dengan suara yang sangat keras.

Sedangkan Raden Kanigara Lakeswara yang berada didalam kereta kuda merasa sangat panik dengan apa yang ia dengar. "Apa yang mereka lakukan sebenarnya?." Dalam hati Raden Kanigara Lakeswara merasakan firasat buruk. "Apa yang mereka rencanakan terhadap diriku?." Dalam hati Raden Kanigara Lakeswara mulai menyadari ada yang tidak beres diluar sana?. "Arya susena bajingan!." Umpatnya dengan kesal. "Apakah dia ingin membiarkan, aku terbunuh oleh mereka?." Dalam hatinya sangat kesal dengan rencana tak terduga ini.

"Apakah Gustimu? Tidak bercerita dengan baik?." Arya Susena dalam mode kesal. "Ketika kalian sampai di sini? Hah?!."

Sakral turun dari kudanya, ia berdiri dihadapan Arya Susena dengan berkacak pinggang, dan tatapannya sangat sinis.

"Jadi?." Matanya memperhatikan penampilan Arya Susena dan kawan-kawannya. "Kalian adalah para rampok? Yang disewa Gusti ku?." Lanjutnya. "Untuk membunuh Raden kanigara lakeswara?."

"Jangan banyak bertanya!." Balas Arya Susena semakin kesal. "Dan jangan menghambat pekerjaan kami." Ia menekan bahu kiri Sakral.

"Terserah kalian saja." Responnya dengan santainya. "Tugas kami juga telah selesai." Ia tersenyum aneh. "Terserah kalian, mau melakukan apa padanya." Ia melihat ke arah kereta kuda yang membawa Raden Kanigara Lakeswara.

"Kalau begitu, kau boleh menyingkir dari sini secepatnya." Arya Susena menyingkirkan Sakral dari hadapannya dengan mendorongnya. "Cepat pergi dari sini." Usirnya. Saat itu ia masuk ke dalam kereta kuda. "Sebelum aku yang akan merampok kalian semua." Ancamnya dengan senyuman menyeramkan.

Deg!.

Mereka merasakan hawa yang sangat berbeda, merasakan adanya sebuah ancaman dari Arya Susena.

"Kalian semua! Pergi dari sini." Sakral memberi aba-aba pada Mereka untuk meninggalkan tempat.

Sementara itu Arya Susena yang berada di dalam kereta kuda?. Ia melihat bagaimana kondisi Raden Kanigara Lakeswara yang sedang terbaring lemah tak berdaya.

"Siapa dia?." Dalam hati Raden Kanigara Lakeswara Sangat terkejut dengan kedatangan seseorang.

Arya Susena menyentuh pundak Raden Kanigara Lakeswara dengan sangat pelan, hingga saat itu ia bisa bangkit?.

"Kau!."

"Ssh!." Arya Susena segera membekap mulut, dan memberi kode pada Raden Kanigara Lakeswara agar tidak bersuara. "Patari!." Arya Susena memanggil nama Patari dengan suara yang agak rendah, namun mengandung kepanikan yang luar biasa. "Apakah mereka telah pergi?."

"Mereka telah pergi." Balas patari.

"Hufh!." Arya Susena menghela nafas dengan pelan.

"Untuk sementara waktu, Raden duduklah dengan tenang di sini." Arya Susena memberi aba-aba pada Raden Kanigara Lakeswara untuk duduk dengan Sangat tenang.

Patari mengangguk pelan, memberi kode pada Raden Kanigara Lakeswara agar mengikuti arahan dari Arya Susena. Apakah yang akan terjadi selanjutnya?. Bagaimana nasibnya setelah ini?. Temukan jawabannya.

...***...

1
Fajar Wisnu
banyak di ulang² jd gak bermutu
Sak. Lim
goblokkkk
Rettofuaia: kok marah?
total 1 replies
Sak. Lim
naiiif otak nya di pantatnya
Kekasih Dropper
Sesenang itu sih bacanya, bikin nagih banget huhuh
Rettofuaia: akan diusahakan update
total 1 replies
SweetWhimsy
Bagus thor terus di pertahan kan ya thor.....aku sampai salfok baca novelnya😂😂
Rettofuaia: salfok gimana nih?.
total 1 replies
Mrextinct Hashtag
Nulis sesuai dengan gaya kakak aja biar ga pusing~
SnowySecret
thor, jangan khianati kita ya:( pokoke ditunggu lanjutannya
Rettofuaia: hamba akan setiap kepada tuan pembaca
total 1 replies
Cinta Insta
Keren bingit ceritanya! Lanjut! Pantang mundur!
Rettofuaia: daku yang dikejar deadline
total 1 replies
Atas Untuk Diikuti
Lihat aku disini, pembaca yang selalu setia menanti~~
Rettofuaia: Daku juga lagi semangat nyari ide lanjutannya
total 1 replies
SecretGiggle
Aku lagi semangat baca nih, et taunya dah mentok! Semoga author juga semangat nulis ya
Rettofuaia: daku yang lagi semangat ngejar ide selanjutnya
total 1 replies
salt sand and smoothies
Aku setia rebahan disini menunggu cerita kakak hihi
Rettofuaia: terima kasih, selamat menunggu
total 1 replies
alchemyworks
Ih! Kenapa ceritanya relate bangeeeeet! Semangat kak!
Rettofuaia: daku lagi galau berat
total 1 replies
SweetWhimsy
Bagus nih ceritanya! Semoga kedepannya bakal tetep bagus dan terus bikin penasaran ya
angels_basket
aku enggak suka digantung thor!
Rettofuaia: asalkan jangan gantung diri aja. susah soalnya. pohon toge tetangga pun belum tumbuh buat gantung diri
total 1 replies
theseafiles
Malesnya aku jadi senyum-senyum sendiri baca ceritanya thor.. daku tunggu nextnya
Rettofuaia: daku lagi berendam sambil memikirkan next halaman 😂
total 1 replies
angels_basket
Ceritanya menarik, tinggalkan jejak dulu ^^
Rettofuaia: terima kasih banyak ya 😉 semangat membaca. dengan banyak membaca kamu akan mendapatkan poin untuk kasih hadiah kepada karya author favorit kamu 😉
total 1 replies
blush.and.ochre
Lha aku digantung… aku tunggu next chapnya kak!
Rettofuaia: lagi dalam perjalanan, jadi maaf kalau gantung
total 1 replies
NewJerseyJack
Jangan mumet-mumet thor. Aku bakal tetep dukung author!
Rettofuaia: thank you. Ini lagi proses nulis lanjutannya
total 1 replies
rowiethelabel
Kak author semangat!! jangan lupa istirahat dan liat yang seger-seger biar ga pusing nulis next bab!
Rettofuaia: terima kasih udah semangatin daku. Semangat juga buat kamu ya?. Liat kamu komentar dan mantengin kisah ini itu lebih seger 😍👍
total 1 replies
Kitty Bloom Untuk Pemilik Lolz Gods
Sudah kuduga, cerita ini emang asik!
Rettofuaia: terima kasih telah mampir. bahagia banget. terima kasih ya 😍👍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!