NovelToon NovelToon
Cinderella N Four Knight

Cinderella N Four Knight

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Naruto / Nikahmuda / Romansa
Popularitas:343
Nilai: 5
Nama Author: Vita Anne

Hinata di titipkan pada keluarga Hashirama oleh ayahnya yang menghilang secara tiba-tiba.

Di sana, di rumah besar keluarga itu yang layaknya istana. Hadir empat orang pangeran pewaris tahta.

Uchiha Sasuke
Namikaze Naruto
Ootsutsuki Toneri
Kazekage Gaara

Akankan Hinata bisa bertahan hidup di sana?

Disclaimer : All Character belongs to Masashi Kishimoto. Namun kisah ini adalah original karya Author. Dilarang meniru, memplagiat atau mencomot sebagian atau keseluruhan isi dalam kisah ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vita Anne, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

2. Four Grandson

Sebuah gerbang besar yang tinggi terbuka. Menyambut kedatangan sebuah Limosin berplat tiga huruf yang langka.

Mobil itu memasuki pekarangan rumah yang luas. Ada taman dengan air mancur besar di sisi kiri. Juga lapangan luas yang membentang di sisi kanan rumah besar di depan~nya. Rumah ini di kelilingi oleh empat rumah klasik berukuran lebih kecil di sekitarnya yang terhubung dengan rumah utama di tengah. Ini lebih mirip sebuah istana.

Hinata tertegun, dia mengagumi apa yang sudah mata nya lihat di sini. Dia tidak menyangka sang Ayah bekerja pada keluarga kaya yang jelas sekali berbeda dengan hidup mereka.

Hinata menggelengkan kepalanya kasar.

Tidak! Berhenti memikirkan hal-hal lain yang bisa mengacaukan rencananya hari ini!

Desis gadis itu dalam hati.

Dia punya rencana lain dari apa yang sang ayah utarakan. Hinata benci teka teki. Dan dia tidak ingin sang ayah pergi.

Gadis itu turun dari mobil. Dia mengenakan pakaian santai dengan sepatu skate. Segala yang ada di sini membuatnya berdecak kagum. Meski jelas dia harus teguh pada pendirian nya. Dia tidak boleh memikirkan hal lain kecuali tentang ayahnya.

"Silahkan Nona Hinata!" Seorang pelayan pria memimpin Hinata di depan. Mengisyaratkan gadis itu agar mengikuti langkahnya.

Pintu rumah ini begitu besar dan tinggi. Ada seorang penjaga yang segera membuka pintu ketika gadis itu memasuki rumah besar ini. Lantai marmer~nya yang berwarna putih gading senada dengan warna cat pada dinding membuat kesan klasik begitu kental di sini.

Hinata memasuki ruang tengah dengan canggung. Langit-langit rumah ini begitu tinggi hingga dia bisa melihat cahaya matahari yang menyelinap dengan cantik melewati celah-celah jendela besar yang terbuka di beberapa sisi. Beberapa ornamen klasik menghiasi sudut-sudut ruangan dengan beberapa tanaman menambah kesan segar di sana.

Berapa banyak orang yang tinggal di rumah sebesar ini?

Desisnya dalam hati penuh tanya.

Hinata mengikuti langkah pelayan pria di depannya yang berjalan dengan tegap.

Dia pasti pengawal Tuan Hashirama, berapa banyak pelayan di rumah ini?

Hinata kembali menggelengkan kepalanya lebih keras lagi.

Pertanyaan-pertanyaan bodoh itu tidak seharusnya hinggap di kepalanya yang kecil. Dia harus tetap fokus pada tujuannya ke sini.

Langkah kaki pria di depannya terhenti. Hinata hampir saja menabrak tubuh pria itu karena dia yang sejak tadi sibuk dengan pikirannya sendiri.

"Maaf!" Ucapnya canggung.

Pria itu bergerak kesamping, mempersilakan Hinata untuk hadir di  depan orang-orang yang ada di sana.

Di sana, di ruang keluarga yang besar itu duduk satu orang pria tua di Sofa besar yang ada depannya. Dengan empat orang pria muda di sekitarnya. Masing-masing dua orang duduk di sisi kiri dan kanan~nya.

Hinata tidak bisa berkata-kata. Dia kembali mengagumi matanya melihat pemandangan ini meski hanya sekilas. Gadis itu kembali menunduk dengan gugup. Sepertinya dia pernah melihat salah satu dari keempatnya. Namun dia tidak yakin akan itu.

Apa rumah ini sebuah Doorm Idol yang akan men~debut kan pria-pria tampan? Visual Mereka semua sempurna. Seolah bukan manusia.

Tapi lihatlah, di atas wajah tampan mereka yang mempesona. Aura dingin menguar dari sekitar keempat~nya. Seakan mereka semua adalah dewa yang siap menghukum siapa saja orang yang tidak mereka suka.

Hinata menelan ludah serat seraya terus menunduk gugup.

Sepertinya, dia telah salah ketika memutuskan untuk datang ke sini.

Tidak! Dia harus menguatkan hatinya.

Gadis itu kembali menguatkan tekad~nya.

Hanya seorang pria tua yang duduk di tengah yang tersenyum lembut pada nya.

"Selamat datang di rumah kami!" Ucapnya dengan pelan. Dapat Hinata rasakan suara yang tulus dari nada bicaranya."Perkenalkan diri mu di sini Putri Hyuuga?!"

Hinata mengangkat wajahnya dengan yakin sebelum akhirnya dia mulai membuka suaranya.

Abaikan saja wajah tampan yang mengesalkan itu. Dia harus mengungkapkan alasannya datang ke sini.

"Perkenalkan," Hinata menunduk ramah dengan antusias."... Namaku, Hyuuga Hinata. Aku putri dari Hyuuga Hiasi yang bekerja pada perusahaan Anda, Tuan."

Tuan Hashirama tersenyum lebar. Di ikuti dengan wajah dingin dari ke empat cucu nya yang kini mendecih bosan.

"Aku sudah mengenal mu sejak lama meski kau tidak mengenal ku. Perkenalkan," Tuan Hashirama melirik cucu-cucunya secara bergantian yang hanya diam dengan wajah dingin. Beberapa bahkan menyilangkan tangan di depan dada. Jelas terlihat wajah tidak bersahabat dari semuanya.

"Mereka semua cucu cucu ku! Kau akan mengenalnya jika kau sudah pindah ke sini nanti, dia,

~ Uchiha Sasuke ~( Pria itu duduk sembari menyilangkan tangan di depan dada. Garis wajahnya yang tegas menguarkan aura dingin di sekitarnya)

Dia Cucu tertua.

Dia seorang Dokter spesialis yang juga kepala rumah sakit di Rumah Sakit keluarga Hashirama. Meahwa Hospital.

~ Namikaze Naruto ~( Pria dengan Jas hitam yang juga menyilangkan kedua tangan di depan dada dengan wajah datar. Mata biru dan Garis wajahnya yang dingin jelas terlihat dia bukan orang yang menyenangkan)

Dia cucu kedua.

Dia memegang bisnis Manufaktur  sebagai seorang CEO menggantikan sang ayah.

~ Otsutsuki Toneri~( Pria tampan dengan wajah unik. Kulit seputih salju. Garis wajahnya yang menakjubkan menunjukan seolah dia bukan manusia. Pria itu sibuk memainkan ponselnya sejak Hinata datang tadi)

Dia cucu ketiga.

Saat ini dia seorang anggota Band terkenal yang mewarisi bisnis infrastuktur KM Corp.

~ Kazekage Gaara ~( Pria dengan wajah paling bersahabat, karena dia sempat melirik Hinata ketika gadis itu tiba tadi. Selanjutnya dia kembali disibukan dengan ponselnya dan kembali bersikap acuh)

Dia si bungsu.

Seorang pelukis yang mewarisi perusahaan K-Food yang beroperasi di food and Baverages.

Tuan Hashirama mengabsen satu persatu cucunya yang tidak membuka suara sedikitpun.

"Jangan heran mengenai nama keluarga mereka yang berbeda! Karena mereka semua mengikuti nama ayah~nya! Ibu mereka adalah anak-anak Ku."jelas Tuan Hashirama lagi.

"Salam kenal..." Hinata kembali menunduk dengan kikuk. Dia merasa tidak nyaman dengan situasi ini. Keempat pria itu benar-benar asing di matanya.

Tidak ada respon dari keempatnya atas sapaan Hinata. Bahkan dua di antara nya malah sibuk memainkan ponsel.

"Kau akan tinggal bersama kami di sini! Jangan sungkan. Duduklah!" Ucap Tuan Hashirama mempersilahkan Hinata untuk duduk. Pria tua itu melihat ketidak nyamanan dari gerak gerik Hinata.

Seorang pria tinggi dengan rambut pirangnya bangkit. Dia, pria bermata biru. Wajah dingin~nya yang terlihat bosan menganggu pikiran Hinata. Membuat suasana yang tercipta semakin suram dia rasa.

"Aku harus pergi!' Ucap pria itu tanpa basa basi. Dia segera beranjak pergi.

"Tidak!" Pekik Hinata.

Suaranya yang keras menghentikan langkah kaki pria itu, Namikaze Naruto.

"Ma_maksud ku! Tidak! Aku__Tidak ingin tinggal di rumah ini. Aku, Hanya ingin bertanya pada Tuan."

Hinata menggigit bibirnya gugup seraya meringis. Dia harus mengumpulkan keberanian untuk mencari tahu apa yang terjadi pada sang ayah.

Gadis itu menghembus nafas kasar.

".... Apa Tuan Hashirama tahu? Kemana ayah ku pergi? Dimana dia berada sekarang? Apa yang sedang dia lakukan? Apa dia sehat? Apa dia makan dengan baik? Apa dia bisa tidur dengan nyaman? Aku begitu takut dan khawatir pada nya?!! Tolonglah aku Tuan. Beri tahu pada ku bagaimana keadaan ayah ku! Aku... Begitu putus asa."

Ucap gadis itu panjang lebar. Suaranya yang sarat permohonan membuat semua yang hadir di sana tercekat. Termaksud keempat cucu tuan Hashirama yang kini menatap gadis bersurai indigo itu dengan intens.

Keempatnya saling melempar tatapan sarkas dan terkekeh satu sama lain melihat kelakuan Hinata.

'Gadis itu menolak dengan mudah untuk tinggal di rumah bak istana ini? Apa dia sudah gila? Dia juga menolak permintaan kakek? Apa dia gadis pembangkang?'

Isi pikiran keempat cucu Tuan Hashirama seolah saling bersahutan.

Tuan Hashirama tidak bisa menjawab rentetan pertanyaan yang keluar dari bibir Hinata. Wajahnya yang penuh tanda tanya menyiratkan bahwa dia tidak tahu jika sang ayah pergi untuk sebuah misi penting. Hiasi juga pergi tanpa memberitahu apapun pada anak gadisnya.

"Ayah mu tidak mengatakan apa-apa pada mu?" Tanya Tuan Hashirama.

Hinata menggeleng cepat. Wajahnya terlihat frustasi.

"Tolong beri tahu aku kemana ayah ku pergi Tuan. Aku.., Berjanji, aku tidak akan menyusahkan mu. Aku... Akan mencari ayah ku. Setidaknya aku harus tahu dia baik-baik saja saat ini. Tolonglah!"

Hinata menangkup kedua tangannya di depan dada penuh permohonan. Matanya yang berkaca-kaca hampir menumpahkan air mata ke atas pipi yang kini memerah.

Tuan Hashirama menghembus nafas dalam. Dia faham alasan Hiasi pergi tanpa memberi kabar putrinya. Melihat apa yang sang putri lakukan saat ini. Sepertinya itu adalah keputusan yang tepat.

Hinata bukan gadis yang tenang yang mungkin bisa menerima keputusan sang ayah untuk bekerja di tempat yang jauh.

"Kau belum boleh menemui nya untuk saat ini." Ucap pria tua itu dengan suaranya yang dalam.

Hinata mengerutkan keningnya.

Apa-apaan ini?

"Kenapa? Dia ayahku! Dan aku putrinya. Aku berhak mengetahui dimana dia berada." Protes Hinata nyalang.

"Untuk saat ini kau belum bisa bertemu dengannya. kalian akan bertemu nanti." ucap Tuan Hashirama singkat.

"Tolonglah Tuan! Apa anda bercanda? Bagaimana bisa aku percaya ayah ku baik-baik saja? Aku tidak tahu dia dimana. Apa dia dapat makan dengan baik! Aku bahkan tidak tahu Ayah ku masih hidup atau tidak!"

"Ayah mu baik-baik saja! Aku pastikan itu. Kau hanya perlu tinggal di rumah ini jika kau ingin terus terhubung dengan ayah mu." Ucap Tuan Hashirama dengan tenang. Sementara Hinata telah berada di ambang batas kesabarannya.

Gadis itu mendecih. Tertawa hambar atas apa yang baru saja dia dengar dari Tuan Hashirama.

Apa ini ancaman? Dia hanya seorang gadis biasa yang sedang mencari kebenaran tentang ayahnya. Kenapa pria tua itu membuat semua semakin rumit!

"Aku akan mencari ayah ku sendiri jika begitu!" Sahutnya dingin dengan rasa kecewa memenuhi seisi kepalanya.

Hinata menunduk pelan sebelum dia pergi tanpa berkata-kata lagi.

Semua yang ada di sana hanya diam. Melihat dan mendengar apa yang gadis itu katakan.

Lihatlah, beraninya dia membantah pada apa yang telah Tuan Hashirama rencanakan.

Gaara mengangkat tangannya perlahan. Memecah keheningan di antara kelima orang itu.

"Prok prok!!"

Dia memberikan sebuah Applaus atas apa yang baru saja dia lihat.

"Wow!! Dia hebat!" Puji Pria itu dengan nada tinggi.

Lebih terasa sebuah ejekan untuk sang kakek. Karena, keinginannya telah di tolak mentah-mentah oleh seorang gadis biasa.

"Kakek menyuruh kami berkumpul di sini hanya untuk ini?" Decak Toneri dengan wajahnya yang kesal.

"Pertunjukan ini menarik bagi ku!" Sambung Gaara lagi dengan santai.

"Kau membuang-buang waktu kami!" Sahut Sasuke sarkas. Dia segera bangkit dan dia beranjak pergi tanpa berkata-kata lagi.

Ponsel dalam saku Naruto berdering. Pria yang sedari tadi menyaksikan Hinata dengan berdiri itu mengangkat ponsel~nya seraya ikut beranjak pergi.

"Ya! Kontrak itu sudah aku batalkan karena nilainya tidak sesuai!" terdengar suara Naruto dari kejauhan.

"Aku sangat bosan!" Toneri ikut bangkit menyusul Sasuke dan Naruto yang telah lebih dulu pergi.

Meninggalkan Gaara yang sedang memainkan ponselnya dan Tuan Hashirama yang menghembus nafas lelah.

"Aku punya banyak jadwal yang harus aku batalkan karena ini. Kakek harus bertanggung jawab atas ini semua." Ucap Gaara dengan pelan tanpa melepas pandangannya pada ponsel di tangannya.

Akankah Keempat cucunya akan terus begini?

Pikir Tuan Hashirama sembari memijat pelipisnya yang kini terasa sakit.

Tobe continue

'

1
Aisyah Suyuti
menarik
Aisyah Suyuti
menarik
Novita ariani: terima kasih sudah mampir. semoga bersedia mengikuti kisah ini sampai akhir💙
total 1 replies
Kamiblooper
Aku beneran suka dengan karakter tokoh dalam cerita ini, thor!
Novita ariani: makasih banget udah suka😍😍😍
di tunggu chapter selanjutnya ya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!