Rembulan anak kedua dari pasangan pak Hermawan dan Ibu Tika, Rembulan anak yang keras kepala dan bertingkah laku seperti wanita yang berbeda, selalu ceria dan polos. Rembulan menyetujui perjodohan dengan seorang pria yang tidak ia kenal. Tepatnya ia di jual oleh orang tuanya karena hutang akibat perusahaan Papahnya yang bangkrut, dan banyak hutang yang harus di bayar oleh Papahnya.
Apakah Rembulan mau dan menerima perjodohan tersebut???
Yuk kepoin ceritanya 💃💃💃
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon neng_yanrie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 21
"Enggak perlu," jawab Rembulan yang ketus, ia kembali jadi Rembulan yang garang dan nakal.
"Kamu menipuku?" tanya Tuan Raditya yang heran dengan sikap istrinya tadi mengadu merasakan sakit.
"Kalau iya kenapa?" tanya Rembulan.
"Mau aku hukum juga," jawab Tuan Raditya yang mengedipkan sebelah matanya. Rembulan yang tahu arah pembicaraan itu langsung mendongak ke atas dan memelototi suaminya yang kurang ajar.
"Berani sama aku, hah." ujar Rembulan menatap sinis suaminya.
"Kenapa tidak, aku akan mengulangi apa yang sudah kita lakukan," bisik Tuan Raditya di telinga istri kecilnya. Ia seolah mengingatkan luka yang belum sembuh.
"Mau tidak? Ini hukumannya enak loh," sambungnya lagi berbisik di telinga Rembulan.
Rembulan bergidik ngeri, ia membayangkan saja tidak mau apa jadinya jika hukuman itu diberikan padanya.
"Kenapa kau ada di sini? Kamu gak pergi bekerja?" tanya Rembulan mengalihkan pembicaraan tentang hal yang tak diinginkan Rembulan.
"Memangnya kenapa? Kerjaan ku sudah selesai," tanya kembali Tuan Raditya.
"Dasar bos pemalas ," cetus Rembulan, ia ingin tahu apa benar pendengarannya tak salah kalau suara itu bukan suara Tuan Raditya yang ada didalam kamar Kak Siska.
"Tuan baru saja pulang dari kantor, nyonya." sahut asisten Angga yang menimpali percakapan antara Tuannya dan nyonya muda.
Dan benar dugaan sekarang, apa ia harus memberitahukan kejadian itu pada suaminya kalau istri pertamanya sedang mengadu kasih bersama pria lain. Tapi Rembulan berpikir lagi ia tidak mau berurusan dengan istri pertamanya yang tak suka kedatangan di kediaman rumah ini sejak pertama Rembulan menginjakkan kakinya.
"Kenapa kau melamun?" tanya Tuan Raditya yang memperhatikan istrinya yang bengong. Entah apa yang sedang dirinya pikirkan.
"Masa bodoh, aku gak mau pusing memikirkannya," gumam Rembulan dengan pelan takut Tuan Raditya mendengarnya.
Tuan Raditya dan asisten pribadinya saling pandang melihat tingkah istrinya yang berbeda. Ada yang sedang dipikirkan olehnya dan ia pun tidak ingin istri kecilnya sakit.
Rembulan pergi tanpa pamit dan berkata apapun membuat Tuan Raditya memerintahkan asisten pribadinya untuk mencari tahu apa yang sedang dipikirkan istri kecilnya hingga murung seperti itu.
"Cari tahu apa yang sedang mengganggunya," perintah Tuan Raditya pada asistennya.
"Baik, Tuan," jawab asisten itu menundukkan kepalanya.
.
.
.
Setelah kejadian itu Rembulan menjadi diam tak banyak bicara seperti biasanya membuat pelayan pribadinya sempat merasakan perasaan yang aneh yang dirasakan majikannya sekarang.
"Kamu kenapa, Ulan? Tidak biasanya seperti ini," tanya Tata yang menghampiri majikannya.
"Aku tidak apa-apa," jawab Rembulan masih menatap ke depan dengan tatapan sendu.
"Ceritakan padaku jika ada sesuatu yang menggangu kamu, Ulan." ucap Ulan.
Rembulan hanya tersenyum, ia bukan tidak ingin bercerita tapi ia takut tuduhannya belum tentu benar saat ia mendengar suara laknat itu. Rembulan akan menyimpan rahasia itu sebelum ia memastikannya langsung.
"Ditanya malah diem, kenapa sih? Apa kamu sakit," tanya Tata lagi, ia tidak ingin terjadi sesuatu pada majikannya karena Tuan Raditya sudah menitipkan padanya dan tidak boleh terjadi sesuatu padanya.
.
.
.
"Aaargghh... Lama-lama, aku bisa stres aku, Ta. Aku pengen jalan-jalan," teriak Rembulan yang butuh refreshing di luar sana agar otaknya tak tercemar dengan suara itu.
"Tata.. Aku pengen jalan-jalan," rengek Rembulan dengan sedih, ia pun bergegas masuk kedalam kamarnya untuk mencari tas berserta ponselnya.
"Kamu dengar aku gak sih," sambungnya lagi dengan nada ketus.
"Yuk temani aku belanja," ajak Rembulan yang sudah siap untuk pergi, ia ingin sesuatu yang membuat moodnya baik.
"Kemana?" tanya Tata yang tak tahu jika Rembulan adalah ratu shopping jika berada di mall.
"Ke toko bangunan, ke mall lah, Ta. Ayo," ajak Rembulan yang merengek jika permintaan harus di kabulkan.
"Kita harus minta izin dulu sama Tuan muda, Ulan." ucap Tata.
"Gak usah, biarin. Paling dia lagi bersama dengan istri pertamanya itu." tolak Rembulan, jika dirinya meminta izin pada suaminya itu pasti Tuan Raditya tak mengizinkan dirinya untuk pergi.
"Aku tidak memperdulikan itu, yang aku inginkan adalah menenangkan pikiran ku yang lagi pusing." ucapnya lagi sambil membayangkan suasana di mall tersebut.
"Tapi, jika Tuan mencari kita gimana?" tanya Tata yang takut jika Tuannya marah dan menghukumnya.
"Itu urusan ku, aku yang akan bertanggung jawab kamu jangan khawatir," ucap Rembulan dengan pedenya, ia ingin menjadi gadis yang tangguh tak ingin sedih lagi bangkit dan menunjukkan jika dirinya yang akan menjadi pemenangnya.
Ketika berada di teras Rembulan meminta seorang supir untuk mengantarkan ke tempat yang ia inginkan bersama dengan Tata, datang suara yang mengejutkan saat ingin berangkat.
.
.
.
.
.
.
.
Mau kemana kalian????
Minta tolong kak untuk like, komen dan vote nya
Terimakasih yang sudah like dan berkunjung ke cerita ini. Ramaikan ya Kak, mohon dukungannya.
Mohon maaf, author update agak terlambat karena punya bayi baru berumur 1 bulan, jadi di maklum ya🙏
yg menunjukan bahwa Laura sudah punya ank
knp sekarang malah gak ada yg awasin aduuuuuhhhh
😠😠😠hedeeeh
apa ceritanya d ubah