di sebuah kampus, di dalam kelas semua orang terpaku pada hamidah dia adalah wanita paling cantik di kampus itu.
kecuali fadli yang tidak sama sekali terpaku padanya dia hanya pokus pada bukunya dengan wajah yang datar.
hamidah sangat kesal terhadap fadli dia mendekat dan berkata "hei..kamu sejak kedatangan kamu ke kampus ini kamu songong sekali ya"
fadli menjawab "maap aku tidak songong aku hanya ingin menuntut ilmu di sini"
hamidah sangat kesal karena dirinya yang cantik bak peri tak di gubris fadli zahra berkata "aku akan memberi kamu pelajaran kamu masuk ke sini pasti karena bantuan beasiswa akan aku cabut itu"
fadli hanya bisa diam saja tapi dia tidak akan menerima hal itu.dia juga tidak bisa membalas perbuatan hamidah karena orang tua hamidah adalah investor paling berpengaruh di kampus.
akan tetapi fadli bertekat untuk membalas.
bagaiman kisah fadli dan hamidah?,silakan di baca semoga kalian suka dan ini adalah novel pertama yang aku buat.silakan di kritik sesuka kalian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hilman padli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ibu yang jahat
Saat fadli serang berada di kamar mandi hamidah menatap ke arah devita lalu berkata "kamu jahat sekali sampai membuat fadli menangis seperti itu"
Devita hanya bisa diam saja dia tak mampu melawan kata- kata dari hamidah, hamidah kembali berkata "sungguh ibu yang jahat sampai tega membuang buah hatinya lalu setelah besar mau di ambil dasar"
Kata- kata dari hamidah menusuk ke hati devita namun devita tak bisa melarang hamidah untuk diam. Karena itu semua adalah kenyataan yang di lakukan oleh devita.
beberapa menit berlalu fadli keluar dari rumah nya dia berkata "aku akan ke pasar dulu dan akan kembali mungkin jam 6 atau 7 malam"
"ya hati- hati fadli, dan kita ngak jualan ya hari ini?" tanya hamidah.
"ngak" jawab fadli sambil naik ke motor dan segera bergegas ke pasar.
Sementara hamidah masuk ke dalam untuk mandi, di kamar mandi hamidah terdiam dia memikirkan cara menghibur fadli namun dia tak bisa melakukan nya, sementara devita hanya diam saja di sopa dengan pikiran yang panjang melamun hebat.
Beberapa jam berlalu fadli kembali pulang dari pasar di jam 6 sore dirinya langsung masuk ke dapur.
Hamidah menatap nya dan bertanya "mau memasak kamu?, biar aku saja yang memasak kamu duduk saja di sopa tuh ngobrol sama ibu kamu"
Fadli terdiam dia bingung tapi dia memutuskan untuk mengikuti kata dari hamidah "ya baiklah kalo begitu tolong bantuin aku memasak sayur aku akan bicara dengan ibu aku"
"dia bukan ibu kamu ngak usah kamu anggap dia ibu dia membuang kamu waktu bayi mengerti kan?" jelas hamidah marah menatap fadli.
Fadli mengangguk setelah itu dia pergi ke ruang tamu dan duduk di sopa sambil meletakan beberapa kue.
fadli lalu makan kue itu devita terdiam sampai dia menyadari kue yang di makan fadli sudah berjamur.
"nak..kue itu berjamur jangan di makan ngak sehat" kata devita lirih.
"ngak apa- apa kok lagian ini masih kayak untuk di makan,jadi bukan masalah sama sekali" jelas fadli lanjut makan kue nya.
"jangan nak sebentar ibu pesan pizza untuk kamu ya, sebentar..." kata devita sambil mencari makanan di hp nya.
Fadli hanya diam saja dia menatap ke arah devita yang tampak panik lalu bertanya "kenapa kamu tampak kelihatan sangat panik ada apa?"
Devita terseyum dia mengatur napas dan menjawab "maap ya kelihatan panik ya. Maap aku panik dan takut kalo kamu akan marah pada aku atas perbuatan aku menelantarkan kamu waktu kecil"
"eh..gitu ya sudah aku bilang bukan masalah ngak usah di pikirin fokus saja pada karir kamu itu sebagai artis" jelas fadli singkat padat dan jelas.
Devita meletakan hp nya di meja dia lalu berkata "nak ikut aku ya pulang ke rumah, aku akan mengundurkan diri sebagai artis dan model lalu memulai ulang hidup dengan kamu dari awal lagi"
Fadli terkejut dia langsung menjawab "eh..ngak mau lah ngapain aku sudah nyakan di sini tinggal sama hamidah kami sudah dekat"
"jangan- jangan hamidah pacar kamu?,"
"tidak dia adalah istri aku"
Seketika hamidah yang ada di belakang fadli terkejut sampai tangan nya bergetar dan hampir menumpahkan sayuran.
"apa yang kamu katakan dasar bodoh" bentak hamidah marah.
wajah fadli langsung memerah ketika dia menyadari bawa di belakang nya ada hamidah yang sudah berdiri, "maap aku hanya becanda" jelas nya.
Hamidah duduk dan meletakan tiga mangkuk sup, "silakan di makan sup nya sudah selesai" jelas nya.
Fadli,devita dan hamidah pun makan bersama di malam itu,setelah selesai makan fadli tiduran di sopa sambil kembali makan kue berjamur itu.
Devita berusaha menghentikan fadli dia memengang tangan fadli "sudah aku bilang kamu jangan makan kue ini bahaya sudah berjamur"
Fadli menyingkirkan tangan devita dengan kesal dan lanjut makan.
"nak aku sudah pesan pizza sebentar lagi tiba kok sabar sedikit"jelas devita marah.
"pizza itu apa,?" tanya fadli bingung.
"enak loh fadli" jelas hamidah,
"ah..siapa yang peduli dengan itu, nanti kalo sudah datang aku akan tetap memakan nya juga sayang kue ini masih banyak harus di habiskan"jelas fadli lanjut makan.
devita menatap fadli dengan wajah yang sangat khawatir hamidah yang menyadari hal itu lalu berkata "kamu ngak usah khawatir dengan fadli,meki kamu melarang fadli untuk tidak makan kue berjamur itu dia akan terus memakan nya sampai habis, fadli itu sangat menghargai makanan"
"sudah buang saja bahaya"jelas devita marah.
"ngak bisa fadli tidak akan mendegarkan lihat cuma tersisa beberapa biji lagi jadi sudah biarin saja" jelas hamidah.
"tapi...dia..."
belum selesai devita bicara fadli bicara lebih dulu "diam.. Berisik sekali kalian berdua ngeributin kue dasar kayak anak kecil saja, dan kamu devita ngak usah sok peduli ya. begini saja kamu kalo di berikan dua pilihan antara mati kelaparan dan memilih untuk hidup tapi memakan makanan yang tak enak mana yang kamu pilih?, pasti makan bukan?, itulah yang terjadi pada aku waktu kecil aku makan apapun yang ada di hadapan diri aku jadi diam lah"
Seketika hamidah dan devita pun terdiam mendegar fadli marah.
Beberapa menit kemudian saat suasana mulai tenang hamidah memulai pembicaraan lagi. "kamu tau ngak devita kenapa fadli menghargai makanan?" tanya hamidah.
Devita menjawab "ya aku tau fadli tadi sudah menjawab nya, dia selalu kelaparan dan sata menemukan makanan dia serasa menemukan emas 1 kg tapi kelaparan lebih menyakitkan"
"benar fadli bahkan pernah makan tikus,roti busuk,buah buahan busuk dan yang lain itu karena kenapa,karena kamu devita kamu gagal menjadi seorang ibu kamu membuat fadli menderita sendirian dan sekarang saat dia sudah besar kamu mau mengajak nya untuk pulang ke rumah dasar aneh" jelas hamidah kesal.
Devita menatap fadli yang biasa saja sambil menonton televisi dia seolah tak peduli dengan kehadiran devita dan juga hamidah dia hanya fokus pada televisi saja, setelah itu tiba- tiba bel berbunyi devita segera membuka pintu dan mengambil pizza yang dia pesan.
"ini dia nak pizza silakan di makan" kata devita sambil memotong pizza itu.
Fadli mencium bau yang harus dia pun memutuskan untuk makan setelah memakan satu gigitan fadli terkejut dengan rasanya yang sangat enak "aku suka ini makasih devita" kata fadli sambil seyum.
Seketika devita terkejut dia terdiam hatinya gembira namun karena devita ada urusan dengan acara televisi dia pamit dari rumah fadli untuk pergi.
Setelah devita pergi hamidah bertanya "kamu ngak marah padanya?"
"aku marah, dia ibu yang sangat jahat sekali, tapi percuma saja meski aku marah waktu tak bisa di ulang, sekarang ayo kita tidur apa boleh malam ini kita tidur bersama?" tanya fadli sambil menangis.
Hamidah memeluk fadli "tentu saja ayo kita tidur"
Di kamar fadli tidur di pelukan nya hamidah setelah menangis cukup kama hamidah bergumam "benar buang saja semuanya tidak usah di tahan, meski kamu sudah besar menangis lah jika kamu mau dan tetaplah jadi orang baik seperti biasanya fadli"
Setelah itu hamidah pun ikut tidur bersama dengan fadli.