NovelToon NovelToon
Istri 108kg Tuan Bara

Istri 108kg Tuan Bara

Status: tamat
Genre:Lari Saat Hamil / Selingkuh / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Tamat
Popularitas:8.8M
Nilai: 4.8
Nama Author: Bunga Peony

Hanya karena bentuk fisik yang tak seindah wanita lain. Alice harus menelan pil pahit sebuah pengkhianatan suami.

"Ckkk." Gavin berdecak seraya terkekeh mengejek. "Apa kamu tak berkaca, Alice? Lihat tubuhmu itu, sudah seperti babi putih. Bulat tak ada lekukan. Ukuranmu yang besar itu sudah membuatku jijik. Jangankan untuk menyentuhmu, senjataku saja tak mau berdiri saat melihatmu mengenakan pakaian minim di kamar. Apa pun yang kamu kenakan untuk merayuku, tak mampu membuatku berhasrat padamu. Apa kau mengerti!"

Penghinaan serta pengkhianatan yang Gavin lakukan pada Alice meninggalkan luka yang begitu dalam, hingga membuat hati Alice membiru.

Mahkota yang seharusnya ia hadiahkan pada suaminya, justru menjadi malam petaka dan cinta satu malam yang Alice lakukan pada Bara, kakak iparnya sendiri.

Bagaimana malam petaka itu terjadi? Bagaimana Bara bisa menyentuh Alice saat suaminya saja jijik menyentuhnya? Lalu apa yang akan Alice lakukan untuk melanjutkan hidupnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunga Peony, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21. Kesedihan hati Noah

Menjadi seorang sekretaris adalah hal yang tidak dibayangkan oleh seorang Kiyonna, bukan karena ia tak mampu, hanya saja ia tak suka bekerja yang hanya berkutat dengan satu orang. Ia lebih menyukai kerja dalam team yang bisa membuatnya berbaur dengan para karyawan lain. Yonna ingin menolak, tapi gaji yang dijanjikan sungguh sangat menggiurkan.

Ia tak menampik, jika saat ini dirinya membutuhkan uang yang cukup untuk membesarkan putranya. Sebagai orang tua tunggal, Yonna memiliki tanggung jawab penuh untuk membiayai dan mendidik anaknya.

“Bagaimana, apa kamu menerima tawaranku? Apa gaji yang aku berikan masih kurang?” Tama kembali bertanya. Suaranya yang bass menyadarkan wanita bermata bulat dengan bulu mata lentik itu akan lamunannya.

“Baiklah, saya bersedia, Pak. Saya akan mulai bekerja besok,” ujar yonna tegas. Tama tersenyum puas mendengarkan ucapan wanita di hadapannya itu.

Yonna akan berterima kasih pada Bianca, lagi-lagi wanita itu membawa kemudahan dalam hidupnya, ia tak pernah sanggup membayangkan seandainya wanita yang sedang menantikan kelahiran anak pertamanya itu tak ada di sisinya. Mungkin ia akan melalui hari-hari yang sulit dalam hidupnya selama ini.

Yonna pamit pulang pada Tama, dengan langkah kaki yang santai ia keluar dari gedung tinggi tersebut. Tujuannya saat ini hanya ingin pulang ke rumah untuk mempersiapkan diri bekerja besok. Serta ia tak sabar ingin menelpon putra kesayangannya itu.

Jarak perusahaan yang tak jauh dari rumahnya, membuat Yonna tak membutuhkan waktu yang lama untuk sampai ke rumah. Rumah yang besar itu tampak sepi, seakan tak ada seorang pun di sana.

“Sepi sekali, pada ke mana mereka semuanya?” gumamnya bertanya pada diri sendiri. Pelayan wanita yang umurnya lebih tua darinya berjalan masuk dari pintu belakang yang menjorok pada kolam renang.

“Siti tunggu!” Pelayan yang dipanggil namanya itu pun menoleh. “Ke mana semua yang ada di rumah ini? Kenapa rumah tampak begitu sepi?”

“Ado kok, Mbak. Nyonya dan tuan di kamarnya, sedangkan Mas Vano di kolam renang. Ini saya baru saja mengantarkan cemilan untuknya,” jawab Siti.

Yonna hanya mampu ber o ria saja. Siti pamit untuk kembali ke dapur, Yonna pun ikut melangkahkan kakinya menuju kamar. Ia merasa sepi tak ada Noah di sampingnya. Biasanya saat ia pulang kerja seperti ini, ia biasa di sambut celotehan riang dari bibir kecil putranya itu.

Yonna mengeluarkan ponselnya yang ada di saku celana, memulai panggilan video call. Meletakkan tasnya di atas nakas dan beralih membuka pintu balkon kamar, Yonna berdiri di dekat pembatas balkon sambil memperhatikan langit yang masih berwarna biru dengan awan putih yang berjalan.

“Mommy … kau tak menyayangiku!” ujar bocah kecil di layar ponsel dengan wajah yang merengut. Wajah bulatnya memenuhi layar ponsel Yonna, bibir yang cemberut serta mata yang tak mau menatap cukup bikin wajah Yonna kaget melihatnya.

“Hey … hey! Ada apa ini, baru mengangkat panggilan langsung bilang Mommy tidak menyayangimu. Itu mana mungkin terjadi, kau adalah cahaya di hidup Mommy. Ada apa denganmu Sayang? Apa ada yang membuatmu kesal?” tanya Yonna lembut.

Wajah Noah yang tak sedap di pandang sudah cukup menjelaskan jika bocah itu dalam suasana hati yang cukup buruk. Entah apa yang mempengaruhi suasana hatinya saat ini.

“Katakan, apa yang terjadi, hmm!” bukannya menjawab, bocah kecil itu justru hanya diam dengan bola mata yang berkaca-kaca. Layar ponsel tiba-tiba goyang dan mengeluarkan bunyi yang cukup kencang.

Sepertinya ponsel itu terjatuh serta layarnya menghadap langit-langit ruangan yang berwarna abu-abu dan biru cerah itu. Terdapat tempelan bintang-bintang kecil yang bersinar di saat gelap. Yonna yakin saat itu putranya sedang berada di kamarnya sendiri.

“Sayang, kamu belum menjelaskan pada Mommy. Ada apa denganmu, kenapa kamu jadi marah-marah seperti ini? Apa yang membuatmu kesal pada Mommy?”

Tak ada jawaban dari sosok yang dipanggil.

“Noah! Hey … kamu di mana? Sayang, jangan mengabaikan Mommy seperti ini, kamu mau kalau Mommy sedih?” Yonna terus berucap walau ia tak yakin putranya itu akan menjawab panggilannya.

Layar ponsel masih sama seperti semula, bocah kecil itu sangat susah dibujuk jika ia sudah mulai merajuk atau ada sesuatu yang membikin dirinya kesal.

“Anakmu sedang menangis di sudut balkon kamar,” ujar Bianca. Kini wajahnya yang tampak pada layar ponsel tersebut. Wajahnya yang tampak sedikit pucat dengan pipi yang mulai membengkak.

Yonna menghela napas berat. “Apa yang terjadi padanya, kenapa ia langsung menudingku dengan ucapan itu?”

“Aku juga kurang tahu. Saat Ed menjemputnya dari sekolah ia sudah berkelahi dengan teman sekelasnya, gurunya mengatakan jika Noah memukul temannya dan bersikap nakal. Tapi putramu hanya diam tanpa menjawab sepatah katapun. Hanya wajahnya yang cemberut dengan air mata yang mengalir, kamu tahu sendiri bagaimana putramu itu.”

“Ia tidak akan memukul seseorang jika orang itu tidak mengganggunya. Bisakah kau membantuku, Bi? Tolong dekatkan ponsel ini padanya! Andai aku dekat, aku pasti akan memeluknya saat ini.”

Bianca mengangguk, ia berjalan dan melewati pintu kaca yang terbuka itu. Menyesuaikan tingginya pada bocah lelaki yang meringkuk di sudut pembatas, menyembunyikan wajah kecil yang penuh derai air mata di antara kedua lengan yang bertumpu pada kedua lututnya.

Bianca mendekatkan layar ponsel pada Noah. “Sayang, apa ada yang nakal padamu? Mommy minta maaf jika Mommy sudah membuatmu sedih, apa kamu membenci Mommy Sayang?” ujar Yonna mencoba membujuk sang putra.

Noah menegakkan kepalnya, wajahnya yang penuh linangan air mata bikin hati Yonna sedih. Dadanya seakan tercubit nyeri, putra yang begitu ia sayang tak dapat ia peluk.

“Kata temanku, Mommy tak sayang padaku. Makanya Mommy pergi meninggalkanku seperti Daddy yang tak menginginkanku. Buktinya Daddy lebih memilih untuk pergi ke surga daripada bersamaku. Mereka bilang aku nakal, makanya Mommy meninggalkanku dan pergi untuk mencari anak baru, hik hik!” tangis itu kini pecah dengan suara yang begitu nyaring.

Yonna tersentak, ia tak menyangka putranya akan mendengarkan ucapan itu dari teman-temannya. Entah dari mana anak kecil itu belajar perkataan pedas yang cukup menghancurkan mental anaknya.

Mata Yonna pun ikut berkaca-kaca. Ia tak bermaksud membuat putranya mengira jika ia meninggalkannya karena sudah tidak menginginkannya lagi, justru ia melakukan itu demi melindungi putranya dari rasa sakit. Ia tak tahu harus menjelaskan bagaimana pada anaknya itu, hubungan seperti apa yang ia miliki terhadap Daddy-nya itu.

Mungkin keluarga Apsara akan menerima kehadiran Noah, karena ia adalah bagian dari mereka. Tapi Yonna tak sanggup berpisah dari putranya sendiri.

“No, Sayang. Mommy tidak meninggalkan Noah karena Mommy benci Noah. Mommy hanya ada urusan sedikit dan belum selesai. Jadi besok Uncle Vano yang akan menjemput Noah dan membawa Noah pada Mommy,” jelas Yonna. Noah yang mendengar ucapannya langsung menghentikan tangisnya.

“Benarkah? Aku akan bersama Mommy lagi?” tanya Noah memastikan apa yang ia dengar sekali lagi.

“That’s right. Uncle Vano akan berangkat lusa, Mommy menelponmu untuk mengabari itu, jadi kamu bisa bersiap-siap dengan Aunty Bianca. Maafkan Mommy Sayang, I love you. Kamu harta Mommy yang paling beharga, bagaimana mungkin Mommy akan meninggalkanmu.”

Wajah Noah berubah seketika, raut kecewa di wajahnya kini berubah menjadi binar bahagia.

Bocah kecil itu langsung mengusap air matanya dengan punggung tangannya. Yonna semakin terenyuh melihat putranya dari balik layar. Terlepas dari masalah yang dihadapi orang tua, seorang anak hanya ingin dekat dengan orang tuanya. Ia ingin di manja dan disayangi, tidak lebih.

1
Dewi Soraya
msak bara g ngenali pdhl udh diksh laporan m ank buahny klo alice kembali ke rmh ortuny.pusing q mlh crtamy
Dewi Soraya
aneh
Dewi Soraya
lho gmn si.itu kn ankny bara.trs ko dy bilng ankny gavin trs ko bs msh sk m gavin.ni crtany arahny kmn??mw dibalikin m gavin ko msh dibuat sk m gavin
Dewi Soraya
yy ko gt y jelita g tulus.alice cm dianggp brng yg bs digntikan dg brng yg lain
Dewi Soraya
pdhl td bilng gisel itu wanita murahan gnti2 psangan ko jelita bs berubah secpt itu dg melihat gisel aj
helmiza emi
bagus ceritanya,sy suka
Siti Maskanah
nanti kalo sdh hamil ..dia baru mau bara...sabar dl aza
Nana Niez
kl sdh mati,, baru km boleh ikutan ngelayat
Nana Niez
yoona sok baik,, udh tau mau diperkosa si biskui masih aja sok sok an ikut njenguk,, nanti disana dibentak mertua nya nangis lagi,,, mewek lagi,, cewek macam apa iniiiii
Nana Niez
akhirnya,, cm q scroll SMP hbs,, krn terlanjur kecewa,, entahlah,, kecewa sm pemeran ceweknya
Nana Niez
males banget kan kl kyk gini jdinya,, dri awal hrsnya udh dikasih tau,, ah entahlah wes
Nana Niez
satu kata buat yoona,,, bodoh,,, biar dia mati,, buang mayatnya ke laut
Nana Niez
ngapain pake kededak balas yg elegan hrsnya,,
Nana Niez
memang iya begitu kan the real life
Nana Niez
yoona hmmmm entahlah,,, gemes aja sm karakter yoona,, pgn noyor kepalanya,, biar pinter gt
Nana Niez
kan aneh gt,,, bara g tau itu alice,,, kan dia nyuruh org buntuti masa g ada laporan berupa foto dll
Nana Niez
ah masa g inget sm sekali dg suaranya,, meski badan berubah,, tapi yah sdhlah mgkn efeknlama g ketemu
Nana Niez
ah entahlah mau ganti nama brp ribu kali tpi kl masih ttp lemah ya percuma
Nana Niez
bukannya noah anak bara bukan anak gavin???? kok waktu tabrakan sm gavin bilang noah mirip banget sm dady nya
Nana Niez
satu kata buat alice,,, bo,, doh,,,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!