Hanya dengan tinjunya, dia menghancurkan gunung.
Hanya dengan tinjunya, dia membuat lawan gemetar.
Hanya dengan tinjunya, dia menjadi yang terkuat di bawah langit.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ARDIYANSYAH SALAM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 08.
Malam itu, di ruang belajar pribadinya yang megah, Yao Kang, Kepala Keluarga Yao, duduk di balik meja kayu gaharu yang tebal. Wajahnya memancarkan wibawa dan ketegasan seorang pemimpin klan.
Di hadapannya, berdiri tegak seorang pemuda dengan aura yang tenang namun mengintimidasi.
Inilah putra sulung Kepala Keluarga, YAO HUANG, yang baru saja mengakhiri masa pengasingan atau latihannya di tempat terpencil.
Yao Huang dikenal sebagai jenius sejati klan Yao dan harapan terbesar keluarga.
"Huang'er," sapa Yao Kang, suaranya dalam dan bergetar dengan kebanggaan yang tersembunyi. "Senang melihatmu kembali setelah menyelesaikan pengasinganmu. Kekuatanmu tampak semakin kokoh."
Yao Huang membungkuk dengan hormat. "Terima kasih, Ayah. Pengasingan ini sangat bermanfaat. Kultivasi saya telah meningkat satu tingkat lagi."
Yao Kang mengangguk puas. Kemudian, ia meletakkan gulungan undangan dari Tuan Kota di atas meja.
"Tuan Kota Huang Rong mengundang kita untuk Turnamen Seni Bela Diri Kota Awan akhir pekan ini," kata Yao Kang, kembali ke topik utama. "Ini adalah kesempatan penting bagi kita untuk menunjukkan kekuatan Keluarga Yao kepada klan-klan dan faksi lain di kota."
Yao Kang menatap putranya, sorot matanya penuh harapan.
"Aku ingin kau hadir bersamaku. Kau dan Saudara Keduamu, Yao Fang. Kalian berdua adalah wajah terdepan generasi muda Keluarga Yao. Tunjukkan kepada semua orang bahwa klan kita masih memiliki fondasi yang tak tertandingi," perintah Yao Kang.
Yao Huang mengangguk tanpa ragu. "Saya mengerti, Ayah. Saya akan memastikan kehormatan keluarga kita tidak ternoda."
"Bagus," kata Yao Kang. Dia kemudian menghela napas, ekspresinya sedikit berubah. "Aku juga mendengar desas-desus. Adikmu, Yao Ming, sudah bangun. Dan ada insiden kecil dengan Ham Bo."
Yao Huang, yang selama ini mengasingkan diri, sedikit terkejut, namun ekspresinya tetap tenang. "Yao Ming? Saya pikir dia... tidak akan bertahan lama."
"Ya. Tapi dia menunjukkan kekuatan yang mengejutkan, meskipun kecil," ujar Yao Kang, terdengar sedikit bingung. "Itu tidak penting. Fokus kita adalah turnamen. Biarkan Yao Ming dengan urusannya sendiri. Setelah pengasinganmu, perhatian penuhmu harus tertuju pada kompetisi regional di masa depan."
"Saya akan melakukannya, Ayah," jawab Yao Huang. Di balik ketenangannya, terbersit sedikit keingintahuan tentang adik ketiganya yang bangkit secara ajaib itu. Namun, prioritasnya adalah keluarga dan kultivasi.
Yao Kang tersenyum tipis.
Dengan Yao Huang di sisi mereka, ia yakin Keluarga Yao akan mendapatkan perhatian dan rasa hormat yang pantas mereka dapatkan di turnamen nanti. Keputusan telah dibuat. Yao Huang dan Yao Fang akan menjadi perwakilan klan.
Sementara itu, Yao Ming, di rumah kecilnya, merasakan gelombang energi yang berbeda dari kediaman utama—aura seorang kultivator kuat yang kembali.
"Yao Huang sudah kembali," batinnya. "Persaingan akan menjadi lebih menarik. Aku harus segera mendapatkan ramuan itu."
Pagi hari telah tiba.
Matahari baru saja mengintip di ufuk timur, memancarkan cahaya keemasan yang menembus celah-celah pepohonan.
Di halaman belakang rumah kecilnya, Yao Ming sedang berada di puncak latihan fisiknya.
Keringat membasahi tubuhnya, memantulkan cahaya matahari. Ia sedang melakukan serangkaian gerakan yang menguji batas kelincahan dan daya tahannya, setiap ototnya berteriak menahan beban, tetapi tatapan matanya tetap setajam elang.
Ia baru saja menyelesaikan plank yang diperberat dengan beban imajiner, dan berdiri tegak untuk mengambil napas dalam-dalam.
Tiba-tiba, ia merasakan ada aura kuat yang mendekat.
Aura ini tenang, solid, dan jauh lebih unggul dari Ham Bo—aura seorang kultivator sejati yang baru saja keluar dari pengasingan.
Yao Ming menoleh ke gerbang halaman kecilnya.