Leon salah satu pewaris perusahaan terbesar di Eropa. Bertemu dengan Pamela gadis sederhana yang berkerja sebagai pelayan bar. Leon menikahi Pamela karena ingin membuat mantan kekasihnya cemburu akibat meninggalkannya pergi bersama seorang pengusaha muda pesaingnya. Pamela menerima tawaran yang diberikan oleh Leon, ia pun memanfaatkan situasi untuk menukarnya dengan uang yang akan digunakan sebagai biaya pengobatan neneknya.
Sejak awal menikah Pamela tidak pernah mendapat simpatik, kasih sayang bahkan cinta dari Leon. Pria itu pergi pagi dan pulang malam hari, Leon hanya menjadikannya wanita pelampiasan. Pamela yang memang memiliki perasaan pada Leon memilih bertahan di satu sisi ia memerlukan uang Leon untuk pengobatan neneknya, batin serta raganya kerap menangis di saat suaminya tidak ada di rumah
Simak kelanjutannya dalam Novel
Penyesalan Suami : Forgive Me My Wife
Selamat Membaca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maciba, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21 - Satu Juta Euro
BAB 21
Pamela menghabiskan makanannya dengan susah payah, sejak menikah dengan Leon dirinya lupa bagaimana cara menikmati sebuah hidangan, padahal makanan yang tersaji sangat lezat dan berbeda dari rumahnya dulu, namun karena seringnya makan terburu-buru dan banyak aturan membuat Pamela kenyang lebih dulu.
“Kau kelaparan?”, sinis Leon melihat Pamela makan.
“Huh, bukankah dia memintaku menghabiskan makanan?”, kata hati Pamela, “Aku tidak menghabiskannya salah, habis pun salah, terima lah nasibmu ini Pamela”.
“I-iya tuan, terima kasih telah memberikan aku makanan”, ucap Pamela dengan suara bergetar.
“Kau ingin lagi? Tenang saja aku murah hati hanya untuk berbagi makanan”, nada suara Leon begitu tak sedap di dengar telinga.
“Tidak tuan terima kasih, ini sudah cukup”, Pamela hendak mengambil serbet di atas nampan namun Leon lebih dulu mengambilnya dan menghapus noda makanan di sudut bibir Pamela.
“Tuan Leon”, lirih Pamela, sejujurnya dalam lubuk hati paling dalam ia tersentuh, Pamela merasa Leon yang sekarang bukanlah Leonard dengan sifat aslinya, ia hanya menjadi arogan dan begitu kejam karena keadaan tertentu yang memaksanya.
“Kenapa? Kau menyukainya?”, Leon tersenyum sinis meledek Pamela yang mudah terbawa suasana.
“Apa? Tidak Tuan Leon, eh maksudku iya”, Pamela menggigit bibir bawahnya dan mulai mengucapkan sesuatu.
“Tuan, aku memiliki permohonan”, cicit Pamela, takut Leon akan menanggapi dengan kemarahan. Menghela napas dan memejamkan mata, bersiap menguatkan hatinya dari kata-kata kasar yang mungkin akan keluar dari bibir Leon. “Apa anda bisa mewujudkannya?”.
“Apapun bisa aku lakukan, apa itu?”, angkuh Leon berdiri, memasukan kedua tangan pada saku celana.
“Aku mohon tuan kembali mengirimkan aku uang seperti sebelumnya”, ucap Pamela pelan, menunduk, menatap bedcover putih yang menutupi kakinya.
“Uang? Kau masih berani meminta uang padaku? Murahan sekali”, cibir Leon.
“Aku mohon tuan”, Pamela ingin bersimpuh di kaki Leon namun tubuhnya tak kuasa bergerak lebih.
“Dengar Pamela, buktikan padaku kau layak mendapat bayaran seperti sebelumnya, aku tidak menyukai wanita pembangkang sepertimu, jika kau melanggar aturan lagi, ku pastikan perjanjian kita berakhir dan kau tidak akan mendapat sepeser pun uang kompensasi, paham!”, Leon membelai kepala Pamela.
“Ta-tapi tuan, aku membutuhkannya aku mohon tuan”, tangis Pamela ia khawatir pengobatan neneknya terhenti karena tidak sanggup membayar biaya rumah sakit.
“Ok, untuk sekali ini aku akan mengirimkan uang tapi ingat Pamela, kau tidak boleh melanggar sedikit pun isi perjanjian”
“Baik tuan, terima kasih atas kebaikan hati anda”, Pamela tersenyum, ia sudah tidak memikirkan lagi harga dirinya asalkan neneknya kembali sehat.
Leon menekan sesuatu di atas layar gawai dan menghubungi seseorang, masih berdiri tepat di depan Pamela, “Alonso, atur pengiriman uang 1 juta Euro ke akun istriku”, ucap Leon tanpa mengalihkan pandangannya dari Pamela.
Sontak mata Pamela terbuka lebar dan mendongak menatap Leon, “T-tuan, itu..... mungkin anda salah”, lirih Pamela.
“Kenapa? Kurang? Katakan saja?”, bisik Leon di telinga istrinya.
“Lebih dari cukup tuan”, Pamela kembali menundukkan kepala.
“Apa aku tidak salah dengar? 1 juta? Apa uang sebanyak itu nyata?”, ucap Pamela dalma hati.
“Tentu semua itu tidak gratis istriku”, bisik Leon, seketika Pamela meremang dibuatnya, “Kau tidak perlu mencari pria lain hanya untuk memberimu uang, aku bisa memberikan mu lebih banyak dari 1 juta Euro”, sombong Leon menaikan dagunya.
“Iya, Tuan Leon terima kasih banyak”
“Jika kau melanggar semua perjanjian, maka bersiaplah Pamela”, Leon duduk dan menarik lengan Pamela hingga wanita itu berada dalam dekapan Aleandro Leonard, menciumi daun telinga dan beralih pada pipi. “Kau harus membayarnya 2 kali lipat, paham?”, bisik Leon seketika Pamela menelan salivanya yang terasa sangat lengket.
“1 juta Euro aku dapat dari mana, apalagi kalau harus membayarnya sampai 2 kali lipat. Tuan Leon, kau membuat ranjau besar untukku”, lirih Pamela di hatinya.
Leon pergi dari kamar wanita yang selalu ia sakiti, tentu dengan menyunggingkan senyum licik di bibirnya.
“Apa Leon benar-benar mengirimkannya?”, gumam Pamela tidak percaya. Lalu ia berusaha meraih ponsel di atas nakas dan mulai membuka layar yang terkunci, memeriksa rekeningnya tentu saja terkejut, apa yang Leon perintahkan pada Alonso, benar-benar sudah masuk dalam akunnya.
“Uang sebanyak ini bisa untuk pengobatan nenek sampai sembuh tanpa aku harus minta lagi ke Tuan Leon”, ucap Pamela, entah ia harus merasa beruntung atau takut dengan uang sebanyak itu.
Pamela tidak habis pikir, bagaimana bisa Megan meninggalkan seorang Leon yang bergelimang harta sementara menurut penuturan Alonso jika Megan memilih pria lain karena Leon tidak bisa memenuhi kebutuhannya dengan materi berlimpah dan kekuasaan.
Pamela tidak mengerti dengan kisah percintaan kalangan atas, menurut Pamela, dari sisi materi Megan pun bisa, dan kekuasaan jelas Leon sangat berkuasa, itu yang Pamela tahu setelah beberapa bulan menjadi istri seorang Aleandro Leonard Torres.
“Sekarang tugas ku hanya 1, menjalankan perintah Leon seperti keinginannya, semoga Tuan Dylan tidak menemui ku lagi”, monolog Pamela, kemudian merebahkan tubuhnya yang terasa luluh lantak akibat ulah Leon.
Di sisi lain masih dalam penthouse, Leon tertawa licik mendapat laporan dari Alonso tentang kepanikan Dylan. Namun Leon belum puas menjatuhkan lawannya itu, ia ingin Dylan menemuinya dan bersujud meminta pertolongannya.
“Kerja bagus Alonso, jangan buat perusahaannya bangkit dengan mudah, biarkan berdarah-darah untuk jangka waktu yang lama, dan kau buka lah lowongan pekerjaan, ambil pegawai Dylan yang di pecat, berikan mereka naungan di perusahaan ku”, tutur Leon pada Alonso yang berdiri di depan mejanya.
“Baik Tuan Aleandro”
“Satu lagi, panggil aku seperti biasanya, Aleandro hanya ketika kita sedang di perusahaan keluarga saja”.
“Siap Tuan Leon, saya permisi”.
Selepas kepergian Alonso, Leon tertawa namun tetap mengepalkan kedua tangan, sungguh ia membenci Dylan .
Tring
Nada notifikasi pesan dari seseorang, segera memeriksanya, yang jelas Leon tahu itu bukan terkait pekerjaan atau anak buahnya.
“Sayang, aku di kantormu tapi kamu tidak ada, mereka menahan ku masuk. Kamu dimana sayang?”
“Boleh aku datang ke tempat mu?”
“Sepertinya kamu pindah apartemen”
Isi pesan Megan, membuat Leon tersenyum tipis. Ia pun mulai mengetik sesuatu di atas layar benda pipih mahalnya, kemudian menyandarkan tubuh duduk di atas kursi kebesaran.
Menatap ke arah luar kaca, memandang Kota Madrid dari dalam ruang kerja, kemudian Leon memijat pangkal hidungnya. Bayang-bayang wajah Pamela memenuhi isi kepala, apalagi ketika wanita itu memohon dikirimkan uang seperti biasanya, sama seperti Megan hanya berdiri di sisi Leon untuk uang semata.
Tapi Leon tak segan memberi Pamela uang yang sangat banyak, berbeda ketika ia bersama Megan dahulu. Membatasi mantan kekasihnya itu menggunakan akses kartu dan uang yang dikirimkan hanya cukup sebagai ‘uang jajan’ bagi Megan.
“Ah, Pamela keluarlah dari kepalaku”
...TBC...
...****...
...Jangan lupa masukan ke list favorit ya...
...Mohon dukungan dan semangat ya untuk author receh ini...
...Terima kasih...
../Good/
juga kelahiran putera ke dua Pamela dan Leon dilanjutin thor ditunggu juga karyamu yang lain semangat