Jagan diambil hati . ini sekedar hiburan
..........
Kisah asmara yang kandas antara perempuan bunga malam dan seorang ketua klan mafia Ryoto yang penuh emosional dan ketegangan.
Bagaimana jika dua orang saling ingin membunuh terjebak pernikahan?
Begitulah yang dialami Whuang. seorang wanita penggoda yang dijuluki Bunga Malam karna ia terkenal dengan aura sexsi dan wajah sempurna dibekali tubuh yang woww. Ia terlibat permusuhan dengan pria yang menikahinya hingga keduanya tak pernah akur.
Namun. disaat cinta itu mulai tumbuh ditengah kikisan kebencian Daychi tak sengaja menyakiti hati Whuang yang merasa begitu tak pantas untuk bersanding bersama.
"B..Berbahagialah!"
Lirih wanita itu dengan darah yang terus keluar di hidung dan mulutnya. Ia tersenyum mengusap tetesan air mata yang baru pertama kali keluar membuatnya sangat senang menjemput maut.
"J..Jangan. aku..aku mohon."
........
Seperti biasa say.. tinggalin jejak dan likenya🤭
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wilia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penangkapan mata-mata!
Langit diatas sana sudah berubah gelap dengan remangan bulan berbintang yang gemerlap. Udara yang semakin dingin dengan embun malam menerpa jaket-jaket para manusia yang tengah memijak tanah lembab itu.
Mereka sudah berada di Pasar gelap yang terlihat jauh dan terpelosok. Para anggota berpakaian hitam dengan tubuh penuh tato itu telah mengepung semua tempat keluar termasuk bagian utara Pasar.
"Sersan! informasi Gamaru kalau kelompok mata-mata itu berkumpul disini, kemungkinan orang-orang Okane ada disini."
Daychi mencerna dengan baik. Ia sudah memakai stelan hitam berjaket kulit tebal itu karna cuaca memang dingin dengan sarung tangan topi dan masker lengkap seperti biasa menutupi pahatan tampannya.
"Hm. pantau terus dan kita yang masuk."
"Baik!"
Daychi mulai melangkahkan kaki kokohnya masuk ke dalam sebuah Gerbang tua yang seperti tak berpenghuni. Bangunan menjulang tinggi bak kota tertinggal moderenisasi ini sangat menyimpan misteri.
Daychi hanya membawa 3 anggota bersamanya semakin masuk kedalam lingkungan kusam ini. Setelah masuk lebih jauh maka terlihatlah dua pria berbadan kekar yang tengah berdiri disebuah pintu tua yang berlumut dan dipanjat akar.
"Tunggu!"
Mereka mengacungkan pistol kearah Daychi yang berhenti tepat dihadapannya. Hanya ada satu lampu didekat atap basah sana dan itu cukup bagi mata tajam Daychi menelisik kemanapun.
"Kalian siapa?" tanya salah satu pria itu masih mengacungkan pistolnya.
"Kami pengunjung dari selatan!" jawab Zuan dengan intonasi suara datarnya yang khas. Kedua penjaga itu saling pandang memberi keputusan tapi Daychi tak sesabar ini.
"Membuang waktu!"
Daychi dengan cepat memukul leher mereka keras membidik nadi besarnya membuat keduanya tumbang tewas ditempat dengan darah keluar dari hidungnya.
Mereka tersenyum melihat ketidak sabaran Sersannya dan itulah Daychi yang tak suka menunggu dan membuang waktu.
"Singkirkan ini!"
"Baik!"
Dua anggota dibelakangnya langsung mengangkat dua mayat itu tetapi mereka mengambil kunci pintu dan memberikannya pada Zuan yang mengisyaratkan agar menjaga disini.
"Kalian berganti! jika ada masalah hubungi cepat."
"Baik!"
Zuan membuka pintu dengan kunci besi itu hingga menatap Daychi dengan isyarat agar hati-hati.
"Aku mengerti!"
"Baiklah. Sersan!"
Daychi memimpin duluan hingga saat pintu terbuka mulailah alam lain diperlihatkan. Netra tajamnya dipertontonkan oleh jalan yang dipenuhi tempat kecil dan rumah-rumah tua yang diterangi lampion merah khas China yang bertulisan puji dan syukur.
"Kau menang judi kali ini?"
"Tentu! kau pikir aku sebodoh itu. ha?"
Suara-suara manusia yang diduduk ditepi jalan ditemani minuman keras dengan wajah berkabut mereka. Beberapa orang juga terlihat berbicara didekat lampion dengan gaya celetukan tak berbudi itu.
"Hey!" sapa mereka pada Zuan dan Daychi yang masih menatap datar penuh waspada orang-orang ini. Daychi tahu dari tatapan mereka hanya sebuah tipuan agar mengira jika ini Kediaman biasa.
"Tuan-Tuan! ada yang ingin dicari?"
"Yah. katakanlah! kami akan membantu?" timpal para wanita yang mendekat dengan pandangan nyalangnya. Postur tubuh Zuan dan khususnya Daychi begitu gagah dan kekar membuat mereka yakin ini adalah orang penting,
"Kasino Bijung!" tegas Zuan datar membuat mereka saling pandang menyimpulkan jika dua pria ini memang ingin ke Kasino terkenal satu itu.
"Baiklah. silahkan ikuti kami."
"Hm!"
Wanita itu membawa rekannya mengiring Daychi dan Zuan menuju lorong disamping sana. Netra tajam Daychi selalu melirik waspada ke bangunan-bangunan gelap ini.
"Ini bukan jalananya!" tegas Daychi menghentikan langkah kedua wanita itu.
"Ini jalannya. Tuan-tuan! kalian ikuti saja kami." bantahnya menoleh dengan senyum penuh arti membuat Daychi naik darah tapi Zuan segera menyela.
"Ini bukan jalan ke Kasino karna ada Gang didepan sana."
"Ouh. anda sangat pintar." jawab mereka malu-malu berbalik menyentuh pintu tak jauh dari mereka hingga perlahan terbuka dengan meloloskan suara riuh didalamnya.
"Ketempat kami!!! ada penawaran luar biasa malam ini!!!"
"Budak wanita dari kota!!"
Suara berniaga yang begitu ramai membuat Daychi menatapnya datar segera melangkah masuk tak memperdulikan dua wanita itu.
Zuan dan Daychi melewati orang-orang berpenampilan aneh dimata orang awam. Di pasar gelap ini semuanya tersaji lumrah walau tak manusiawi.
Disepanjang jalan perumahan banyak sekali Toko-toko senjata dan tempat penjualan Budak Prostitusi. Tapi mereka tak mencari itu karna tujuan utama adalah Kasino Bijung.
"Kesini!! banyak barang-barang baru!!"
"Semuanya dijamin memuaskan!!"
Para wanita nyaris telanjang itu sudah berdiri disebuah tempat seperti Club yang dipenuhi banyak orang. Penjagaannya juga sangat ketat dan dipastikan disini tempat bajingan itu bersembunyi.
"Silahkan. Tuan!"
Daychi hanya diam tak membiarkan wanita-wanita penyambut tamu itu menyentuhnya, Zuan pun sama. Mereka tetap fokus kedepan masuk kedalam Kasino melihat Bandot-Bandot tua yang bertaruh wanita dan uang.
"Sersan!"
Anggota yang sudah masuk-pun mendekati Daychi yang masih berdiri didekat pintu.
"Mereka tengah berjudi! kami sudah mengepungnya tapi disini ada anggota Klan Okane."
"Hm."
Daychi melangkah masuk menerobos penuh keberanian para pemabuk dan wanita suguhan itu. Banyak yang menatapnya nyalang terutama para wanita yang haus belaian sana.
"Silahkan. Tuan!" beberapa pelayan menyapa lembut membukakan pintu ruang Judi untuk mereka para pria gagah ini.
"Aku menang!! berikan semuanya padaku!!" suara seorang pria dengan wajah tirus dan mata celek itu menepuk meja. Kefokusan Daychi beralih pada goresan pedang di dekat matanya dan itu adalah target mereka.
"Sersan! disini banyak anggota Klan Okane, mereka sengaja memalsukan identitas agar Kita tak bisa melacaknya."
"Cih!"
Daychi langsung meraih botol minuman diatas meja disampingnya lalu dengan tepat melempar benda keras itu ke kepala Targetnya dan..
Brakkk ..
"Sialan!!!"
Suara keras pria itu menggelegar dengan kepala yang pecah membuat mereka seketika terkejut segera bangkit dari tempatnya masing-masing dengan pandangan tertuju ke sumber lemparan.
"Siapa kau?? berani sekali mengacau ditempatku!!!!" ucap Ewais seorang penjudi terkenal yang memiliki tubuh buntal. Para bawahannya tampak berjaga melindunginya dengan para wanita bawa'an yang merapat ke sudut dinding.
"Sersan!"
"Habisi tanpa sisa!"
Zuan mengangguk mengeluarkan pistolnya bersama anggota lain menembaki semua manusia yang ada disini kecuali ada 2 pria yang merupakan rekan dari mata-mata yang tewas ditempat tadi.
"Sial!! kenapa dia bisa tahu kita disini?" gumam keduanya memucat saat melihat para manusia haus darah itu menyerang brutal. Mereka mengenal Klan Ryoto karna pasti anggotanya tak akan memiliki jempol kecuali para petingginya.
Tembak-menembak itu terjadi dengan Zuan yang sudah menargetkan dua mata-mata itu untuk tetap hidup karna akan sangat berguna.
"Sersan!" ucap Zuan saat dua pria itu ingin lari.
"Ini bagianku!"
Daychi mengeluarkan pistolnya dan menembak jitu betis mereka hingga terjerumus ke kantai keras sana.
"Tolong!!!"
"Tolong kami!!"
Para wanita itu ketakutan merapat kedinding dikala setiap sudut menjiprat darah manusia. Anggota Ryoto bergerak bagikan kilat dan melesat bak angin tak terdeteksi menghabisi mereka bahkan mencabik tubuh para wanita itu tanpa ampun sesuai perintah Sersannya.
"Jangan sampai ada 1 binatang-pun yang lolos!!!"
"Baik!"
Anggota Ryoto langsung beepencar dengan sebagian meringkus dua tawanan itu. Namun, Daychi melihat jika dua mata-mata ini ingin menghubungi seseorang dan ia yakin ada kepala ketua yang menjadi jalur utamanya.
"Ambil ponselnya dan lacak keberadaan rekannya."
"Baik!"
Zuan mengambilnya dengan melakukakan pelacakan setelah menghubungi Gamaru agar mengunci semua sistem pertahan di sekitar Wilayah ini.
"Sersan! dia pergi ke tempat pelelangan!"
"Kau urus mereka!"
Ucap Daychi melangkah keluar menerobos beberapa orang yang berkecamuk saat mendengar suara tembakan didalam ruang perjudian sana. Ia tak akan membiarkan sialan itu lolos begitu saja.
"Tiarap semuanya!!!"
"Diam atau mati!!!"
Anggota Ryoto sudah masuk mengamankan beberapa orang yang tak bersalah agar tak ikut dalam penangkapan liar kali ini.
Daychi melesat masuk menuju tempat perlelangan dimana disini belum terlihat ada tanda-tanda keributan. Ruangan yang kedap suara dari luar membuat kericuan yang ia buat tadi tak terdengar.
"900 Won!"
"1 juta Won!"
Daychi menyeringit menyipitkan matanya melihat lebih jeli lukisan Naga dipanggung sana hingga...
"Itu.."
Mata Daychi melebar saat menduga itu lukisan sakral yang ada di Kediamannya. Para tamu pelelangan terlihat bersemangat menawarnya diruangan luas remang namun lampu menyorot panggung.
"Ayolah! lebih mahal."
Suara yang sangat Daychi kenal hingga perlahan Daychi menoleh kearah samping didekat kursi tamu dan..
Degg...
Mata keduanya tak sengaja bersitatap membuat pelupuk mata keabuan bercadar itu melebar dengan wajah pucat berpeggangan ke kursi disampingnya.
"M..Mati aku!"
"Whuang!!!!!"
Brakk ..
Daychi menendang kursi yang diduduki orang didepannya dengan murka mengejar Whuang yang sudah bak kilat melarikan diri menerobos beberapa tamu yang terkejut melihat kekacuan ini.
..........
Vote and Like Sayang..