NovelToon NovelToon
Mendadak Nikah

Mendadak Nikah

Status: tamat
Genre:Romantis / Cintapertama / Nikahkontrak / Perjodohan / Nikahmuda / Patahhati / Konflik Rumah Tangga-Konflik Etika / Tamat
Popularitas:873.4k
Nilai: 4.9
Nama Author: Dara Kirana

Berniat memasang alat penangkap ikan, Zena malah menemukan sesosok pria yang pingsan di tepi sungai, lantas ia dan neneknya menolong pemuda tersebut.

Suatu hari pria yang bernama Satya itu ingin membalas kebaikan orang yang telah menyelamatkannya, namun siapa sangka yang dilakukannya malah berujung petaka.
Membawa pada sebuah kesalahpahaman yang mengharuskan Zena dan Satya menikah hari itu juga.

Setelah pernikahan, Satya memperlakukan Zena dengan sangat baik hingga hal itu perlahan membuat sang istri jatuh cinta.

Namun suatu kebenaran membuat Zena harus menelan pil pahit, karena Satya ternyata sudah punya kekasih.

Bagaimana kisah selanjutnya?

Apakah perasaan Zena akan terbalas? atau dia hanya menjadi peran antagonis di kisah cinta suaminya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dara Kirana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mencari Ganti

Mama Alisha yang kesal masuk ke dalam kamarnya, meraih handphone lalu menekan kontak sang suami yang ternyata nomornya sibuk.

"Huh menyebalkan!" gerutunya membanting handphone ke atas kasur, terpaksa ia menunggu hingga suaminya pulang.

Tak sabar ingin segera mengadu dan berkeluh kesah pada sang suami yang selalu bersedia mendengarkan setiap isi hatinya.

Berapa jam kemudian....

Papa Arga pulang, masuk ke dalam kamar namun tak mendapati istrinya.

Pria itu lalu keluar, menuruni satu persatu anak tangga menuju lantai utama.

"Istri saya di mana Bi?" tanya papa Arga pada Bi Nila yang kebetulan sedang melintas di depan tangga.

Asisten rumah tangga tersebut menghentikan langkahnya lalu berbalik.

"Nyonya ada di dekat kolam Tuan."

Dengan langkah santai papa Arga berjalan menuju tempat dimana istrinya berada sekarang.

Papa Arga mendapati istrinya melamun sembari memasang wajah masam dan bibir monyong lima senti, papa Arga mendekat lalu mencolek dagu mama Alisha.

"Mama kenapa? cuaca panas begini malah wajah mama mendung." Mendudukkan diri di kursi samping sang istri.

"Kesel pah!" Menatap birunya air kolam.

"Kesel kenapa? Hem?" tanya papa Arga lembut.

Meskipun usia tak lagi muda dan bukan lagi pengantin baru namun kemesraan diantara mereka tak pernah pudar, terlebih papa Arga tetap sama seperti pertama kali mama Alisha mengenalnya.

Tutur katanya yang lembut, kasih sayang, keromantisan, kesabaran dan perhatiannya tak lekang oleh waktu. Itulah yang membuat mama Alisha jatuh cinta setiap harinya.

"Itu Pah menantumu!" Masih memasang wajah masam dan bibir monyong.

"Kenapa dengan Zena?"

Mama Alisha pun mengadukan semuanya pada sang suami bahwa menantu mereka sudah menggunduli tanaman favoritnya karena mengira daunnya dimakan ulat.

Papa Arga terkekeh mendengar cerita dari sang istri.

"Mama sih aneh juga, daun bolong bolong seperti itu saja di pelihara, apa bagusnya?"

"Papah saja lihatnya aneh." Tambahnya.

Bukannya menenangkan, papa Arga justru memercikkan api pada mama yang sudah kepanasan.

"Oh, jadi lebih belain menantu papa itu di banding Mama, istri papa sendiri!" Menatap tajam pada suaminya.

"Bukan begitu Ma, masalah tanaman saja jangan di besar besarkan, toh bisa dibeli lagi. Jangan sampai amarah mama menyebabkan keluarga kita tidak harmonis."

"Masa Mama membenci istri Satya hanya karena bunga sundel bolong itu." Tambah papa Arga.

"Janda bolong Pa!"

Wanita paruh baya itu menghela napas.

"mama tidak benci hanya kesal saja!"

"Sudah ya Ma, jangan marah lagi." Mengelus ngelus punggung istrinya.

"Iya Pa." Mengembangkan senyuman.

*****

Tap tap tap

Mama menghampiri Satya yang berada di meja makan sedang menuang air minum guna menghilangkan haus.

"Satya!"

"Uhuk! uhuk! uhuk!" Satya tersedak air minum mendengar suara mama Alisha yang kurang bersahabat.

"Ada apa sih Ma?" Melirik sang mama yang sudah berada di sampingnya.

"Mari ikut mama!" Menarik tangan anak lelakinya.

"Kemana Ma?"

"Ikut saja! Nanti kamu bakal tau."

"Satya ganti baju dulu Ma, basah nih."

"Kelamaan!"

Satya heran dengan sikap sang mama, dari tadi bicara dengan nada ketus dan sepertinya beliau sedang marah, tapi apa salahnya pikir pria itu.

"Ada apa sih Ma? siang siang kok marah marah?" Syifa tiba tiba muncul.

"Kamu ikut juga!" Mama meraih tangan anak gadisnya yang menurut saja.

Satya pasrah saja saat sang mama menyeretnya ke taman belakang, dan memperlihatkan tanaman kembang janda bolongnya yang sudah gundul dengan daun berserakan di tanah.

Syifa sungguh terkejut melihat tanaman tersebut tak memiliki selembar daun pun yang melekat pada batangnya.

"Astagfirullah Ma? kenapa bisa begini?" Gadis itu membulatkan mata.

"Apaan sih?" Satya yang tidak mengerti justru bingung seraya menggaruk kepala yang tidak gatal padahal barang sudah di depan mata, membuat mama Alisha bertambah jengkel lalu beliau menjewer kuping anak lelakinya itu.

"Awww sakit Ma, Ampun! Ampun!" Meringis.

"Lihat kembang Mama!" Menarik kepala Satya dan mengarahkan ke tanaman yang gundul itu.

"Kenapa bisa begitu?" ucap Satya santai.

Syifa memutar bola mata malas mendengar kalimat yang keluar dari mulut kakaknya, sementara mama Alisha rasanya ia ingin meremukkan kepala anak lelakinya itu.

"Semua ini karena istri ajaib kamu itu!"

"Ha? Mba Zen."

"Lalu apa hubungannya dengan aku?" Satya mengernyit bingung.

Hati mama Alisha yang sudah membengkak sedari tadi rasanya ingin meledak layaknya gunung berapi.

"Cari mati ni abangku!" ucap Syifa dalam hati.

"Bugh!" Mama Alisha melayangkan pukulan di pundak anak lelakinya yang menjengkelkan.

"Sakit Ma." Satya mengelus pundaknya pura pura sakit padahal rasanya seperti di pukul anak kecil.

"Pokoknya kamu harus ganti TANAMAN Mama hari ini juga!" dengan menekan kata tanaman.

"Lho kenapa aku? yang merusak Zena kok."

Lagi lagi Satya mendapat pukulan dari sang Mama, dirinya sudah seperti samsak hidup saja pikir pria itu sembari mengelus bahu yang tak sakit.

"Ya, karena Zena istri kamu jadi kamu harus bertanggung jawab atas perbuatannya! Kalau tidak mama tidak akan memaafkan kalian berdua!" Berkacak pinggang.

"Suruh Zena saja sendiri, kan dia yang bikin masalah." ucap Satya enteng.

"Dasar suami tidak ada akhlak!"

"Contoh tuh papa kamu! dia tidak pernah membiarkan mama menghadapi masalah sedirian, dia selalu jadi tameng mama dan mama ingin kamu jadi laki laki seperti papa."

"Baik Ma, kalau begitu Satya pergi dulu" Meraih tangan sang mama lalu menciumnya, tak ingin lebih lama lagi di ocehi mamanya Satya menuruti saja apa mau wanita yang sudah mengantarkannya ke dunia itu.

"Assalamualaikum." ucapnya sebelum menghilang.

"Waalaikumsalam." sahut mama pelan seraya  melirik punggung Satya hingga tak terlihat lagi.

Syifa hanya tersenyum simpul melihat kakaknya di marahi mama.

Pria berperawakan besar dan tinggi itu akan tunduk kalau sudah berhadapan dengan orang tuanya.

"Mama galak sekali, kasihan Abang Ma."

"Cari laki laki itu seperti papa yang bisa buat kita jatuh cinta setiap harinya bukan setiap hari menoreh luka." Bukannya menjawab ucapan Sifa mama Alisha justru menceramahinya.

"Iya Ma." Mengikuti langkah sang mama.

"Apa hubungannya?" tanyanya dalam hati, bingung.

*****

Satya masuk ke dalam kamar menemui istrinya, wanita itu sedang tiduran menyesali kesalahan yang baru saja ia lakukan.

Apalagi tadi wajah mama Alisha terlihat sangat marah, apa dirinya akan di benci dan mama Alisha berubah jadi seperti mertua di film ikan terbang.

"Zen!" teriaknya agak keras membuat gadis yang tengah terbaring itu langsung terduduk.

"Ya Bang!"

"Kenapa kamu potong tanaman daun bolong mama?" tanyanya terdengar tidak bersahabat.

"Maaf Bang, Zena kira itu dimakan ulat." icapnya tertunduk lesu.

"Dan kamu tahu mama marah besar?" Tangan bersilang di dada.

"Iya tahu, Zena menyesal Bang." Masih tertunduk.

"Maka dari itu mama minta kita cari gantinya hari ini juga!"

"Ya sudah ayo  kita pergi sekarang!" Beranjak dari tempat tidur dengan penuh semangat lalu bergegas melangkah ke kamar mandi mengganti pakaian.

Mobil Satya melaju di atas aspal hitam membelah ramainya jalan dengan segala hiruk pikuknya mengingat sudah memasuki jam makan siang.

Mereka terjebak macet yang untungnya tidak lama, setelahnya Satya mengambil jalan alternatif yang menuju toko bunga langganan sang mama.

"Cari bunga dimana Bang?" Zena membuka suara memecah kebisuan.

"Di toko bunga," jawab Satya singkat sambil fokus ke jalan.

"Zen, Zen lain kali di pikir, kalau tidak tahu bertanya biar tidak merugikan orang." Ucap Satya datar namun menusuk di hati Zena.

"Maaf Bang, aku tidak tahu kirain dimakan ulat."

"Masa ada ulat makan daun sampai bolongnya selebar itu, ulat apa?" Tambahnya masih fokus menyetir.

"Iya Bang maaf lain kali tidak akan Zen mengulangi, janji." Mengangkat dua jari.

"Berjanji sama diri sendiri," sahut Satya.

"Bang awas Bang!" Pekik Zena histeris seraya menunjuk ke depan, Satya langsung membanting setir.

"Aaaaa!"

Bersambung...

1
Apriana Suci
Luar biasa
H
😂😂🤣🤣🤣
H
😂😂😂
gorgeous virgo
🤣🤣🤣🤣🤣
gorgeous virgo
gile, nenek mau membunuh Satya ini namanya 🤣🤣🤣🤣
gorgeous virgo
koit si Satya makan jengkol Mulu 🤣🤣
gorgeous virgo
🤣🤣🤣🤣
范妮
wkwkwkkww......
ada" ajah...
Ida
rasain tuh,,,
Pety Rikfy
mampus zena lemah.lemot bodo pon
kavena ayunda
kok sad.ending knp g nikah ma dion aja pasti seru
kavena ayunda
bangsattt emang dia gk nyadar.salahnya apa.tukang selingkuh
Avrilia Budiman
zena zena jdi greget aq sama kamu😬😬
Avrilia Budiman
ahay ahay udah ada tanda2 nih satya🤭
Lilis Ilham
lanjutkan thor
Lilis Ilham
semangat thor gercep
Saljuniza
walaupun ceritanya sedih😭😭😭diterakhir tpi ceritanya👍👍👍
Elya Rosalina
ceritanya bagus, walaupun sad ending, sampai aq mewek
Rari
Bagus walau agak bertele tele
maling duit
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!