Bukan Anak-anak Biasa

" Apa kamu sering melakukan hal ini? " tanya Afwa, saat ini Kay berada semobil dengan Afwa.

" Apa? " bukannya menjawab malah balik bertanya.

"Ck..Meminjamkan tubuhmu untuk para roh." jawab Afwa kesal

" Owh... " jawab singkat Kay yang membuat Afwa semakin gemas.

" Mmm... tidak selalu, namun beberapa kali. Bila ada roh seperti Meira yang ingin menyampaikan sesuatu, aku meminjamkan tubuhku untuk berkomunikasi." lanjut Kay dengan mimik wajah yang bisa di bilang sedih.

" Kenapa? " tanya Afwa

" hmm? tidak.. tidak apa-apa " jawab Kay tersenyum. Namun Afwa tau, ada kesedihan di nada suara Kay.

'Selama ini aku bisa melihat para roh dan membantu mereka menyampaikan hal yang memberatkan mereka. Tapi... kenapa aku tidak pernah melihat kedua orangtua ku? Apa tak ada pesan yang ingin mereka sampaikan padaku? Apa mereka sudah tenang meninggalkan aku?' gumam Kay dalam hati, ia pun menghembuskan nafas panjang.

' Aku tau ada yang sedang kamu pikirkan dan anehnya aku tidak bisa mendengarkan hal itu. Tapi.. aku yakin, kelak kamu akan menceritakannya padaku. ' gumam Afwa seraya fokus mengemudi.

" Kita mau kemana?Kenapa arahnya bukan ke rumah bunda?" tanya Kay

" Kita akan ke rumah bunda... yang sekarang" jawab santai Afwa

" Apa? Tunggu.. tunggu, yang sekarang.. itu berarti akan ke rumah keluarga Zandra?" tanya Kau dan di jawab anggukan oleh Afwa.

" Tidak... tidak... ayo putar arah, aku tidak mau ke sana." ucap Kay panik, ia belum siap. Jadi kekasih aja dapet paksaan dari Afwa, tiba-tiba di ajak ke rumah besar. Ohh... tidak

Kay pun terus bergerak gelisah, ia mencoba membuka pintu mobil. Namun nihil... Afwa menguncinya, lagian ini mobil juga kan masih melaju, ada-ada aja Kay😣

" Afwa... kenapa ga berenti, aku tidak mau ke sana." ucap Kay lagi.

" Kamu sama kekasih ga sopan, panggil sayang atau apa gitu yang manis di dengar." keluh Afwa

" Haish... yang maksa jadiin kekasih itukan kamu, bukan aku." jawab Kay yang membuat Afwa menghentikan mobilnya. Sehingga membuat Kay terkejut.

Afwa melepaskan sabuk pengaman nya, lalu berbalik ke arah Kay.

" Apa kamu benar-benar tidak bisa menerimaku?" tanya Afwa dengan wajah kecewa. Kay yang melihatnya pun merasa bersalah. Tapi apa mau di kata, sampai hari ini.. ia belum bisa mengenali apa yang sedang ia rasakan. Entah tidak merasakan atau belum menyadari🤭.

" Lalu aku harus apa, bila aku sendiri tidak mengerti dengan apa yang aku rasakan?" tanya Kay

" Beri aku waktu 1 bulan untuk membuatmu mau menerimaku, bila dalam 1 bulan kamu masih tidak bisa menerimaku. Aku akan menyerah." ucap Afwa pelan

Kay yang mendengar suara Afwa yang putus asa pun langsung menatap Afwa. Ia melihat kekecewaan dan putus asa di mata Afwa, sakit... itu yang Kay rasakan saat ini. Rasanya menyakitkan melihat pria di hadapannya seperti ini.

Kay masih belum menyadari perasaannya, akhirnya ia pun mengangguk.

" Maafkan aku...aku hanya tidak mengerti dengan apa yang aku rasakan saat ini, tapi aku akan memberikan kesempatan itu. Tolong yakinkan aku" ucap Kay tersenyum.

Afwa yang mendengar ucapan Kay pun ikut tersenyum.

" Terimakasih " ucapnya seraya menggenggam tangan Kay.

Akhirnya Afwa tidak jadi membawa Kay ke rumah besar. Ia pun mengantar kan Kay pulang. Sepanjang perjalanannya tak ada satu katapun yang keluar dari mulut mereka. canggung maybe...

Keesokan harinya, seperti hari sebelumnya... Afwa menjemput Kay. Setelah berpamitan pada nek Ipah dan Rio, mereka pun berangkat. Sepanjang perjalanan hanya ada keheningan, Kay bingung harus berkata apa.

" Afwa... apa kamu ga cape antar jemput aku ke sekolah?" tanya Kay memecah keheningan di antara mereka.

Afwan pun tersenyum

" Ini salah satu caraku mendapatkan hatimu, jangan menolak." jawab Afwa

" Baiklah.. " balas Kay tersenyum dan mengangguk. Tak lama mereka pun sampai di sekolah.

Tak terasa waktu pun berlalu, sudah 2 minggu setelah Afwa meminta waktu. Hubungan mereka pun semakin dekat. Kay masih belum mengerti apa yang ia rasakan, namun ia merasa nyaman bila berada di dekat Afwa. Hatinya selalu merasa bahagia, apabila ia bersama Afwa, selalu rindu dan ingin melihat Afwa bila berada jauh. Sakit bila ada wanita lain yang mendekati Afwa.

Ehemm... cinta

Para murid di kumpulkan di lapangan, ternyata sekolahnya akan mengadakan acara berlibur ke Solo Di sambut antusias oleh para murid. Sedangkan Kay merasa bingung, karena tabungannya selama ini tak akan cukup untuk mendaftar.

Yaaaa.... Kay selama ini berjualan kue secara online. Dan ia akan beroperasi sepulang sekolah atau weekend.

" Huft... apa semua harus ikut? Rasanya sayang sekali uang kerja kerasku akan habis hanya karena liburan." gumamnya pelan, saat ini ia berada di perpustakaan. Kay lebih senang menyepi bila sedang mumet.

Saat sedang asik bergelut dengan pikirannya, tiba-tiba ada seorang murid yang mendekatinya.

" Kay.. di suruh ke ruang kepala sekolah." ucapnya

" Ohh.. ok, makasih ya." jawab Kay ramah, ia pun membereskan buku ke tempatnya semula, lalu segera menuju ruang kepala sekolah.

tok.. tok..

" Assalamu'alaikum.. "salamnya

" Wa'alaikumsalam, masuklah." jawab Farhan

" Permisi pak, apa bapak memanggil saya?" tanya Kay

Farhan pun tersenyum dan memindahkan Kay duduk.

" Kay.. masalah ke Solo, kamu sudah terdaftar. Jadi lusa kita akan berangkat, sebaiknya kamu bersiap." ucap Farhan

" Hahh?! maaf Pak, mungkin ada kekeliruan... saya belum mendaftar." ucap Kay bingung.

" Kamu masuk ke sini atas permintaan Yumi, jadi semua biaya apapun di tanggung oleh keluarga Zandra." tutur Farhan

" Anu pak.. kalau tidak ikut, apa boleh?? " tanya Kay

" Kenapa? " tanya balik Farhan

" Saya... lebih nyaman diam di rumah..." jawab Kay. 'cari duit, daripada ngabisin duit' lanjutnya dalam hati.

" Tapi permintaan mu tidak bisa di kabulkan, karena kamu sudah terdaftar. Selamat bersenang-senang, kamu bisa kembali ke kelasmu." titah Farhan, Kay pun keluar dengan berjalan lunglay.

" Menyebalkan... di sana aku mau ngapain? cuma diem di kamar. Sri... apa dia ikut?" gumamnya lalu berjalan ke kelas.

Saat akan masuk kelas, ia kaget karena ada yang menarik lengannya. Kay yang belum siap pun, akhirnya mengikuti orang tersebut. Walau sebenarnya mudah saja ia melepaskan pegangan itu, namun saat lihat punggung orang yang ia kenal pun, Kay memilih diam.

" Ada apa? kenapa kamu membawaku ke sini? " tanya Kay seraya duduk di bangku taman tersebut.

" Aku hanya merindukanmu, aku tidak tau kenapa? " jawab Afwa. Hihi... ternyata yang menariknya adalah sang pangeran.

Kay yang mendengar nya pun tersenyum, rasanya dada ini terasa penuh sesak dengan perasaan bahagia?

" Kenapa malah tersenyum? " tanya Afwa

" Bukankah setiap pulang dan pergi kita bertemu, belum lagi di dalam kelas juga kita bertemu." Kay pun menghembuskan nafasnya pelan

" Apa kamu yakin ingin bersama denganku? Aku... hanya takut, Orang-orang berpikir.. kalau aku mendekatimu karena ingin memanfaatkan kekayaan keluargamu. Aku lelah selalu di bully." tanya Kay dengan tersenyum getir, selama ini ia takut dengan pandangan orang. Karena itu sebisa mungkin ia menekan perasaannya pada Afwa.

" Kenapa kamu berpikir seperti itu, yang menjalani hubungan ini kamu dan aku. Aku yang tau kamu bagaimana, kenapa harus peduli dengan ucapan orang? Keluarga ku menyukaimu." jawab Afwa

" Afwa... kamu mudah mengucapkan itu, tapi.. di sini, aku yang merasakannya." ucap Kay

" Percayalah... semua akan baik-baik saja, aku janji akan melindungi dan menjagamu. Tak ada yang akan berani bicara lancang padamu" ucap Afwa meyakinkan Kay.

Kay pun tersenyum dan mengangguk.

" Semoga keputusan yang aku ambil tidak salah. Selama ini aku tidak mengerti apa yang aku rasakan. Aku nyaman bila dekat denganmu, rindu bila aku tidak melihatmu, merasa kesal bila ada wanita yang mendekatimu dan bahagia saat bersamamu. Apa ini bisa di definisi kan sebagai rasa Cinta?Bila iya..maka aku sudah jatuh cinta padamu Wa" jelas Kay seraya tersenyum dan menatap pada Afwa.

Afwa yang mendengarnya pun tersenyum bahagia, ia memeluk Kay.

" Terimakasih.. terimakasih mau menerima dan membalas perasaan ku." ucap Afwa bahagia, ia pun mencium kening Kay. Sehingga membuat Kay blushing

uuuuunncchhhhh.... anak jaman sekarang 😣😣