Jelita Maharani harus rela berbagi Brandon-nya dengan wanita lain, hidup penuh luka, cemburu, diabaikan ia lakoni setiap harinya.
Akan tetapi semua berubah ketika sosok tampan yang mengusik jiwanya hadir juga di tengah-tengah rumah tangga mereka.
Adalah Dylan Jackson tetangga tampan yang super kaya, begitu menginginkan Jelita, wanita cantik yang teraniaya.
Rupanya bukan tiada alasan mengapa Dylan ingin membebaskan kesakitan Jelita, tapi karena sang ibunda pun juga mengalami nasib yang sama.
Alam akan menyeleksi siapa yang benar-benar tulus dengan menjauhkan pengkhianat, dan karma akan mendatangi siapa pengkhianatnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Penulis amatir, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Panik Dylan
Di seberang sana Dylan membulatkan matanya saat mengamati CCTV yang dia pasang secara tersembunyi di sudut kamar Jelita Maharani.
"Gob Lok!" Sarkas nya berteriak.
Dylan berjalan mondar mandir di hadapan layar besar yang menampilkan gambar wanita pujaannya tertidur pulas di balik selimut, dengan wajah bingung.
Bagaimana caranya memberi tahu Jelita sedang dirinya tak memiliki nomor ponselnya, meskipun sudah sangat dekat selama beberapa bulan ini Dylan hanya memberi pesan pada Jelita lewat anak panah saja. Lalu kepada siapa dia akan memberi tahu kejahatan wanita perebut suami orang itu? Dia terus memutarkan otaknya.
"Asshiitzz!!" Umpatnya lalu berlari keluar dari kamar saat melihat Jelita menggeliat dari tempatnya.
Sudah bisa di pastikan Jelita akan segera bangun dan menginjak lantai berlumuran minyak itu, Dylan tak perduli dengan janin Brandon, dia hanya tak mau jika sampai Jelita celaka, itu saja.
"Tuhan, jaga wanita malang itu! Ku mohon!" Gumamnya di sela larinya, Dylan kini sudah keluar dari pekarangan mansion miliknya lalu memasuki rumah tetangga sebelahnya.
Besar harapannya untuk Dylan bisa menyelematkan Jelita, meskipun dia harus menerobos masuk tanpa izin dari si pemilik rumah, persetan dengan cap maling yang mungkin akan dia sandang setelah itu, asalkan dia bisa memastikan Jelita dalam keadaan baik-baik saja.
BRAK BRAK BRAK!!
Derap langkah kaki besarnya sudah menggema di dalam ruang tamu Brandon Dwi Pangga kemudian memasuki ruang tengah di mana di sana masih ada Shasha dan juga Mina berdiri tercengang menatapnya heran.
"Tuan Dylan." Celetuk Mina dengan mata yang melotot. Apa ini? Bagaimana jika sampai Shasha mengadukannya pada Brandon bahwa ada laki-laki masuk ke dalam rumah tanpa permisi pasti Jelita yang akan di marah, pikir wanita paruh baya itu cemas.
"Siapa itu Mbok?" Shasha melotot menatap Dylan yang berlari menaiki anak tangga.
Mina tak menjawab dia hanya segara berlari mengekori Dylan "Semoga tidak ada yang terjadi pada Nyonya muda." Gumamnya dan Shasha masih bisa mendengar.
Shasha juga ikut berlari menyusul Mina, pikiran kacaunya mulai bertengger di kepalanya "Apa laki-laki barusan tahu sesuatu?" Batinnya yang pada akhirnya tak berani menaiki anak tangga.
...🖋️................🖋️...
"Oh tidak! Jelita!"
Tiba di kamar Dylan berteriak ketika melihat wanita cantik pujaan hatinya terkapar bersimbah darah di bagian pahanya.
"Ya Tuhan, Jelita." Gusarnya lalu mengangkat tubuh mungil wanita itu dengan tangan kekarnya "Jelita!" Bahkan panggilannya berangsur lirih saking paniknya.
"Nyonya muda! Dia kenapa Tuan?" Mina lebih terhenyak melihat kondisi majikanya sudah tak sadarkan diri dalam gendongan tetangganya.
Dylan tak menjawab pertanyaan Mina, laki-laki itu hanya langsung berjalan keluar menuruni anak tangga seraya berseru pada jaringan sistem miliknya yang ia sematkan di kerah t-shirt nya.
"Siapkan mobil! Segera!" Pekiknya sangat tegas dan keras.
Di lantai bawah Shasha sempat tersentak kaget mendengar suara pekikan nya, ia juga membelalakkan mata, entah harus senang atau berduka melihat Jelita berhasil dia celaka kan.
"Jeje!" Dia berpura-pura terkejut atau mungkin terkejut sungguhan karena hati nuraninya mengakui kesalahannya.
"Minggir!" Sentak Dylan dengan tatapan tajam yang sulit sekali di artikan lalu Shasha menurut untuk minggir.
...🖋️................🖋️...
"Jeje!"
"Oh apa lagi ini?!" Gumam Dylan malas saat tak sengaja bertemu dengan mertua perempuan Jelita, di teras rumah.
"Hei, siapa kamu? Ngapain kamu gendong mantu ku!" Pekik Emma melototi Dylan.
"Asshiitzz!" Bagi Dylan tak ada waktu untuk berkenalan, dalam gendongannya Jelita sudah lunglai tak berdaya, dia bahkan tak mengerti apa yang membuat Jelita pingsan selama itu, belum lagi darah begitu banyak yang juga membasahi lengan kekar nya.
"Silahkan Tuan." Satu pria membuka pintu mobil mempersilahkan sang Tuan membawa Jelita masuk tak memperdulikan mertua wanita itu memanggil manggilnya bagaikan maling.
"Jalan! Cepat!" Pekik Dylan menggema di dalam mobil mewah miliknya dan secepat kilat mobil itu melaju untuk kemudian berlalu dari sana menuju rumah sakit.
...🖋️...............🖋️...
Di sebuah rumah sakit elit daerah khusus ibukota Jakarta, satu pria dengan pawakan tegap tinggi, rambut khas belah duanya mengalun terkulai saat di bawa lari.
"E'den, istri mu di bawa lari laki-laki lain!" Pesan yang dia baca beberapa saat yang lalu lumayan menyulut emosi.
"Sepertinya Nyonya muda di bawa ke rumah sakit, dia pingsan saat di bawa Tuan Dylan tetangga sebelah." Itu kalimat yang ia dengar dari asisten rumah tangganya.
"Oh Tuhan, ada apa dengan Jeje ku? Semoga tidak terjadi apa-apa padanya." Laki-laki itu mempercepat larinya menyusuri lorong suite room dengan menyandang gurat cemas di wajah tampan nya, beberapa saat yang lalu ia menanyakan kamar yang di pakai isterinya.
Tak keruan rasa hati kala mengingat seorang pria membawa lari isterinya, hawa panas menjalar ke seluruh tubuhnya, apa lagi selama beberapa bulan ini Brandon meringkus adanya tanda-tanda rasa suka seorang Dylan pada isterinya.
Pintu ruang yang di tuju ia buka dan betapa terkejutnya ketika melihat isteri cantiknya terbaring hening di atas ranjang pasien, tak hanya itu saja tangan Brandon juga mengepal erat saat matanya menangkap tangan kekar menggenggam tangan mungil nan mulus isterinya.
"Dylan!"
Pekikan itu menggema dalam ruangan luas itu, tatapan tajam tertuju pada laki-laki bule billionaire itu sekarang.
"Berani sekali kau menyentuh istri ku!" Dylan beranjak dari duduknya, ia berdiri menghadap suami dari wanita yang ia cintai.
Di dorong nya tubuh tegap laki-laki itu hingga tersudut di dinding "Kau apakan istri ku?!" Pekik Brandon dengan bibir yang mengatup geram.
"Hh!" Smirk dingin pria itu keluar kan di sudut bibirnya "Aku menyelamatkan istri mu dari racun mu! Bukan kah seharusnya kamu berterima kasih pada ku?" Ucap Dylan enteng.
"Apa maksudmu?!"
"Jallang yang kau simpan di rumah mu, hampir membunuh isteri mu juga bayi mu!"
"Bang sat!" Brandon mencengkeram kuat kerah t-shirt milik Dylan sangat geram, berani sekali Dylan berbicara seperti itu padanya.
"Dylan, ...." Suara lirih itu keluar dari bibir Jelita Maharani, wanita itu sempat sadar dan melihat wajah Dylan saat dalam mobil, mungkin saja sekarang ini dia mencari sosok penyelamat nya.
Brandon menoleh dengan raut murka, ia tatap wanita itu penuh tanda tanya, apakah pantas wanita bersuami menyebut nama laki-laki lain dalam alam bawah sadarnya?
Melihat gurat murka Brandon, Dylan mengembangkan smirk "Kau lihat, istri mu bahkan memanggil ku saat matanya masih terpejam, dia tau akulah super Hero nya." Ucapnya.
"Brengsek!" Seketika itu juga tangan Brandon menghentak pada dada bidang Dylan Jackson.
"Permisi Tuan." Seorang wanita berpakaian ala medis memasuki ruangan lumayan membuat Brandon sedikit mengontrol emosi nya.
Laki-laki itu duduk di kursi sebelah kanan ranjang pasien menatap para medis menyuntikkan sesuatu pada infus Jelita lalu tak lama kemudian Jelita menggerakkan jemarinya juga membuka perlahan matanya.
"Jeje, sayang." Kepala wanita itu Brandon elus lembut "Kamu ga papa kan hm?" Tanyanya.
Jelita menggeleng "Ga papa." Lirih nya kemudian beralih pada Dylan yang masih berdiri di sisi ranjang pasien nya "Terimakasih ya Dylan, sudah membawa ku ke sini." Sunggingan senyum lemah mekar di bibir lembutnya.
"Sama-sama."
Setelah Jelita siuman Brandon segera membawa pulang kembali isterinya meskipun awalnya di tolak oleh para medis terutama Dylan, mengingat kondisi Jelita masih membutuhkan perawatan.
Jelita sempat mengalami perdarahan hingga membuat janinnya beresiko gugur, untung saja tidak sampai luntur, tapi Brandon tetap kekeh membawa pulang isterinya, dia memang sengaja akan melakukan rawat jalan di dalam rumah saja, biarlah beberapa hari ke depan dia cuti kantor untuk merawat isterinya seorang diri, mungkin dengan begitu Jelita kembali sadar bahwa super Hero dalam hidupnya bukan lah Dylan tapi suaminya.
...🖋️........ Bersambung........🖋️...
author keren bisa membuat pembaca menjadi terinspirasi... salam sehat
jngn mencari pembenaran atas tingkah lakumu yg bejad itu...wanita manapun akan mati rasa klo sdh di sakiti hati nya se dlm" nya...