Hi readers, dukung terus penulis ya. ini karyaku yang kedua setelah ' Terimakasih untuk, lukaku'. berikan saran ya, supaya penulis bisa menulis lebih baik di tulisan berikutnya.
Tulisan ini bercerita tentang kehidupan seorang gadis dan seorang pria yang berbeda status soaial. Tapi meninggalkan satu tali yang harus mempertemukan mereka. Tanpa kesengajaan mereka sudah menyandang status orang tua.
Ira Kusuma, gadis desa yang pintar, tapi sangat pendiam dan tidak gampang untuk bergaul. Karena keadaan tidak sadar tuannya sudah meninggalkan satu nyawa dirahimnya, yang tidak diketahui oleh sang tuan.
Marcel Sanjaya, Seorang pengusaha sukses, kaya raya dan berwajah tampan. istrinya seorang wanita cantik model papan atas. Laki-laki yang sudah memporak - porandakan hidup Ira.
Satrio atau Rio, anak yang awalnya tidak diharapkan kehadirannya, ternyata berkah terindah buat semua keluarganya.
Bu Ani, ibu dari Ira yang selalu menemani anaknya dalam susah dan sedih.
Bu Clara, orang tua Marcel yang baik pada semua orang tanpa melihat status.
Pak Kamal, orang yang bekerja dirumah Marcel dan banyak membantu Ira dan ibunya.
SELAMAT MEMBACA YA, SEMOGA SUKA🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Neo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 21 TERNYATA DIA ANAKKU
"aku mohon Bu maafkan aku, aku sudah tidak sanggup membawa rasa bersalah ini. saya ingin hidup tenang Bu" ucap Marcel sambil memegang sebelah kaki Bu Ani yang hendak melangkah.
Rio yang dari tadi menyimak pembicaraan mereka yakin kalau kedua bapak-bapak ini pernah menyakiti hati neneknya. tapi dia hanya anak kecil yang pendapatnya tidak bisa jadi keputusan.
"nek maafkan bapak itu, bukankah kita harus memaafkan orang yang sudah minta maaf, kasihan" ucap Rio polos dengan cara berpikir anak-anaknya.
"Rio, kamu belum mengerti nak," ucapnya sambil mengusap kepala rio."nenek sudah memaafkannya, tapi nenek tidak ingin bertemu lagi dengannya",ucap Bu ani masih fokus ke satu titik dengan tatapan kosong.
"bangun pak, bangun, nenek sudah memaafkan bapak", ucap Rio sambil menuntun Marcel berdiri. Meskipun ragu tapi Marcel tetap berdiri bersama Rio. Marcel masih menatap Rio bocah yang tampan dan cerdas.
"nek ... memang salah bapak ini dulu apa, makanya nenek marahi terus" tanya Rio lagi mengalihkan perhatian Marcel.
"ngga apa-apa sayang, nenek sudah lupa karena sudah sangat lama." ucap Bu Ani agak menunduk kearah Rio sambil memegang bahunya.
"ohhh, ya sudah nek, kata pak guru kita tidak boleh dendam dan marah-marah terus",
"iya sayang, ayo kita pulang nak, disini bukan tempatmu, kamu sekolah di SDN aja" ucap neneknya masih memegang tangan Rio.
"tapi nek, Rio mau disini sekolahnya, kan kata nenek sekolah ini bagus, kalau aku pintar aku bisa jadi anak hebat,bawa mama jalan-jalan naik pesawat dan juga beliin mama dan nenek rumah", cerocos Rio karena belum paham akan apa yang terjadi.
"bi Ani, apa ngga sebaiknya kita bicarakan baik-baik, dengan kepala dingin. jangan begini, emosi?" ucap pak Sanjaya dengan tenang melihat reaksi bi Ani yang ngotot tidak mau bicara masalah mereka.
"ngomong cel, kamu harus bertanggungjawab"lanjut ucap pak Sanjaya. Untung aja tadi mereka menyuruh semua orang keluar, hanya tinggal mereka berempat kalau tidak ini akan menghancurkan harga diri dan reputasi anaknya didepan orang lain.
Marcel mengangguk dan mendekat selangkah kecil kearah Bu Ani.
"Mohon izinkan saya untuk bertemu dengan Ira Bu, saya ingin minta maaf langsung sama dia" mohon Marcel sambil meraih tangan ibu Ani.
"Dia sudah memaafkan anda tuan, tapi mulai sekarang mending jangan cari dia dan jangan ganggu dia. dia sudah bahagia sekarang begitu juga saya. jadi jangan ganggu hidup kami lagi. Syukurilah keluarga anda yang sekarang. anggap aja pertemuan hari ini tidak pernah ada. dan anggap aja ngga ada keinginan cucu saya untuk bersekolah ditempat anda yang bonafit ini" ucap bi Ani tegas dengan nada-nada penekanannya.
"Bi, jika sekarang Ira sudah bahagia kami ikut senang, tapi biar bagaimanapun Marcel tetap pernah berbuat salah sama dia. Jadi Marcel harus minta maaf. Izinkanlah Marcel bertemu dengan Ira sekali saja", ucap pak Sanjaya ikut memohon.
"untuk apa pak? untuk apa bapak ngotot ketemu ira, anda ingin anak saya trauma lagi lalu dibilang orang lain dia orang gila, karena suka teriak dan histeris sendiri. apa itu yang anda inginkan tuan?, saya sudah bilang dia sudah memaafkan anda, lalu anda minta maaf apa lagi?," suara Bu Ani meninggi, mengingat bagaimana dulu Ira histeris saat ketemu laki-laki. bahkan tidak mau bicara pada siapa pun. bertemu lagi dengan Marcel akan membuat traumanya kambuh.
Lalu Bu Ani menarik Rio berdiri membelakanginya dan meletakkan kedua tangannya dibahu Rio.
"Anda lihat anak ini, Anda lihat anak yang sekarang berdiri dihadapan anda. anak yang lahir dari penolakan anda dan ibunya karena tidak kuat menanggung beban. apakah anda belum puas melihatnya menderita? apa anda ingin anak ini memiliki seorang ibu yang dibilang orang gila, apa anda tidak ada belas kasihan sedikit pun. ya aku tahu anda tidak menginginkan anak ini, anda takut dengan kehadirannya membuat rencana hidup Anda berantakan bukan?, tapi apa selama ini kami pernah merepotkan anda",? suaranya masih sangat tinggi dan airmatanya mengalir deras tanpa berusaha dia hapus.
Pak Sanjaya melongo mendengar semua yang dikatakan bi Ani, begitu juga Marcel.
'jadi ini cucunya, jadi dia punya ahli waris, terimakasih Tuhan' gumamnya sudah berurai airmata juga.
Marcel jangan ditanya hatinya sekarang. Dia sangat bahagia saat tahu anaknya lahir kedunia dengan sempurna dan sangat ganteng dan pintar.
Ternyata aku masih punya keturunan, batinya.
tapi mengingat dulu kata-kata penolakan darinya itu membuat dia hancur, sampai-sampai Bu Ani bilang dia ngga ingin anaknya. andai Bu Ani tahu betapa dia sangat menginginkan rio. Itulah yang membuat Marcel tanpa sadar meneteskan airmata. belum sempat Marcel dan pak Sanjaya bicara Bu Ani sudah menambahkan lagi.
"dengan anda menemui anak saya itu akan membuka lembaran kelamnya, bahkan bisa jadi traumanya akan kambuh lagi, sehingga ia tertekan lagi dan histeris. jadi tidak usah bertemu memang yang terbaik" lalu dia diam sejenak dan mengusap kepala rio.
"anda tenang saja tuan saya dan anak saya sudah melupakan semua masa lalu, kami hanya ingin masa depan Rio" ucap Bu Ani melunak.
"jangan berusaha bertemu Ira dan kami, kita sudah cukup sampai disini, kami sudah memaafkan semuannya" ucapnya melemah sambil mengusap airmatanya.
"ayo nak kita pulang", sambil bergandengan tangan dengan Rio mereka hendak keluar.
"Bu Ani, jadi dia...." Marcel berusaha menghalangi langkah Bu Ani saat dia sadar dari keterpanaanya atas anaknya Rio.
"Dia kenapa,...anda ingin melenyapkannya dari muka bumi ini karena anda tahu dia anak anda,? anda takut dia menghabiskan harta anda? tenang aja tuan, cucuku tidak butuh duit anda, saya dan ibunya masih sanggup..dia cucu saya yang tidak diinginkan ayahnya, dia tidak akan merepotkan anda, tenang aja", langsung potong Bu Ani berapi-api.
"terserah Bu Ani ngomong apa aku terima tapi izinkan aku memeluk anakku" teriak Marcel sudah menangis sesenggukan dan sudah menjatuhkan dirinya didepan Rio.
"aku memang salah Bu, aku dulu sangat sangat bajingan. aku minta maaf, aku minta maaf Bu. aku minta maaf atas semua kata-kataku Bu, dulu aku memang berpikir ibu yang menjebak ku, ternyata lama baru aku tahu itu ulah siapa. tapi setelah sadar aku juga mencari bi Ani dan Ira, tolong maafkan aku Bu, tolong izinkan aku peluk anakku" ucapnya sesenggukan seperti anak kecil.
Bu Ani sebenarnya bingung dan kaget, kenapa sekarang Marcel seolah-olah menerima anaknya Ira. diakan sudah menikah dengan Ingrid, batinnya.
Pak Sanjaya yang melihat kesedihan dan ketulusan Dimata anaknya pun ikut bicara setelah lama bengong.
"Bi Ani, sebenarnya saya dan Bu Clara tidak tahu semua masalah ini. kami baru tahu sekitar 2 tahunan yang lalu. Saat Marcel dan Ingrid bercerai. semua fakta kesalahpahaman itu terbuka. Dan Marcel juga sudah mengakui semua kesalahannya sama nak Ira. Malam itu Marcel memang dijebak oleh Ingrid, tapi karena pak Kamal keburu sampai di club, melihat Marcel berjalan sempoyongan dia langsung bawa Marcel pulang. Dan apesnya dia ketemu Ira di dapur"
klo g mau lg msk ke hotel prodeo