Tanisha Elajar, seorang gadis yang mempunyai paras begitu cantik bak boneka Barbie. Karena sebuah kebohongan yang dia ciptakan, membuat gadis cantik ini kehilangan kekasihnya.
Tanisha melakukan berbagai macam rayuan untuk memikat mantannya itu. Hingga suatu hari, ada masalah yang besar menimpa dirinya. Membuat gadis ini tak lagi mengejar mantan tercintanya itu.
Devan Pratama, hatinya begitu sakit saat mengetahui kebenaran yang selama ini tik ia ketahui. Sehingga mengharuskan dirinya memutus hubungannya dengan sang kekasih.
Entah sampai kapan Devan bisa bertahan dari godaan sang mantan? Dan apakah dirinya akan kembali menjalin cinta dengan gadis yang telah lama ia kejar itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lee_yuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kita Sudahi Saja
Tanisha sedikit terkesiap kaget mendengar Devan memanggil dengan nama lengkapnya. Karena selama ini dia tidak pernah memberitahu Devan tentang nama lengkapnya.
"Ma-mas...," lirih Tanisha dengan suara yang mulai bergetar. Dia tahu kalau hari ini pasti tiba. Tapi, Tanisha tidak menyangka jika Devan lebih dulu mengetahuinya, sebelum dia sempat menjelaskan alasannya kenapa memilih menyembunyikan jati dirinya yang asli.
"Aku mau kamu jujur, Sha! Seberat itukah untuk kamu berkata jujur kepadaku?" tangan Devan mengepal erat di bawah meja.
Hatinya terasa lebih sakit saat melihat air mata yang jatuh dari mata cantik gadisnya itu. Ingin sekali ia merengkuh tubuh gadisnya yang mulai bergetar karena menangis. Namun, semua itu ia tahan meski sangat sulit baginya.
"Maafkan aku, Mas. Maafkan aku," lirih Tanisha terdengar begitu pilu di telinga Devan. Hatinya seperti tersayat-sayat oleh ribuan silet yang begitu tajam.
"Apa kamu nggak bisa mempercayaiku selama ini, Sha? Aku kira, aku sudah mengenalmu terlalu jauh. Tapi ternyata itu hanya hayalku semata," nada Devan terdengar begitu penuh dengan kekecewaan terhadap gadis yang sedang menangis dihadapannya.
Tanisha semakin terisak dalam tangisnya. Ia melakukan ini bukan tanpa alasan.
"Aku selalu menyembunyikan identitas ku, jauh sebelum mengenal dirimu, Mas. Aku pikir, dengan aku diam dan tetap bersikap seperti biasa, itu lebih baik." ucap Tanisha mulai memberi pengertian kepada Devan.
"Lebih baik, katamu Sha?" Devan semakin geram dengan pemikiran gadisnya itu. "Kamu selalu menghindar jika aku ingin bertemu dengan kedua orang tuamu, Sha! Aku selalu serius denganmu sedari awal. Apa semua cintaku ini tak berarti untukmu? Apa karena aku hanya orang biasa, hingga kamu main-main dengan rasa ini, Sha? Tidakkah ada rasa cintamu yang tulus untukku?" Devan tak kuasa lagi menahan air matanya. Ini pertama kali baginya menitihkan air mata untuk perempuan yang dia cintai. Dan itu semakin membuat Tanisha merasa bersalah.
"Aku tulus mencintaimu, Mas! Tapi aku tidak bisa membuka identitas ku dengan asal. Kamu tau, kan Mas maksudku?" Tanisha tidak menghiraukan lagi dengan para pengunjung yang melihat pertengkaran mereka.
"Jadi selama ini kamu menganggap ku orang asing? Begitu maksudmu, Sha?" Devan tersenyum sumbang. Menertawakan dirinya sendiri yang dinilai seperti itu oleh gadis pemilik hatinya tersebut.
"Bukan begitu maksudku, Mas!" Tanisha sadar akan kata yang salah ia ucapkan.
Devan tidak menyangka, jika selama ini Tanisha beranggapan seperti itu tentang dirinya. Tenyata usahanya selama ini hanya dianggap sebuah lelucon oleh Tanisha.
"Kita sudahi saja kisah cinta kita yang tak pernah kau anggap serius," dengan berat hati, akhirnya Devan mengeluarkan kalimat yang membuat hatinya semakin teriris.
"Enggak, Mas! Aku nggak mau kita pisah," pinta Tanisha. Kini dia berpindah tempat tepat di samping pria yang amat ia cintai. Tangannya memegang erat tangan Devan, berharap pria itu mau merubah keputusan sepihaknya.
"Untuk apa diterusin, Sha. Jika didalamnya ada sebuah dusta. Bukankah dari awal aku pernah mengatakan, apapun yang terjadi diantara kita, kita harus saling terbuka dan jujur satu sama lain. Tapi apa yang kamu perbuat, Sha. Kamu tidak mempercayaiku selama ini." Devan tidak tahan lagi melihat gadisnya menangis di depannya.
Kemudian Devan menarik dengan lembut tubuh Tanisha ke dalam pelukannya. Meresapi rasa sakit yang ia terima dari sebuah kebohongan seorang Tanisha Elajar. Devan merasa dirinya tak dibutuhkan oleh gadisnya ini.
Harga dirinya semakin terluka saat mengetahui siapa gadisnya itu sebenarnya. Devan merasa tidak pantas untuk bersanding dengan salah satu keluarga yang sangat berpengaruh di negeri ini, bahkan sampai ke manca negara.
