Berniat memberi kejutan, Bella menemukan tunangannya melamar wanita lain, bahkan saat dia akan menghampiri pria itu, keluarga pria itu malah menariknya pergi dan mengusirnya dari rumah.
Bella tak terima, dia dibilang wanita rendah, yang berharap keuntungan dari jabatan tinggi Vero. Padahal yang membuat Vero bisa bekerja di tempat itu adalah Bella.
Merasa kesal, diperlakukan seperti itu, bahkan Vero memutuskan hubungan pertunangannya hanya dengan sebuah pesan.
Bella pergi ke sebuah klub malam, dia mabuk dan menarik seorang pria yang dikiranya penghibur di klub malam itu.
Padahal, pria itu adalah kakak dari wanita yang merebut tunangannya itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon noerazzura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19. Duta Move On
Gery menghela nafas panjang. Tapi dia pikir, dia juga tidak bisa menolak permintaan adik sepupunya itu. Bagaimanapun, Gery juga tidak mau sampai Bella salah pilih pacar lagi.
Gery tidak tahu saja, bahkan Bella dan Ethan sudah menikah.
"Kita mulai darimana?" tanya Gery.
Bella mengangkat bahunya.
Gery mengusap wajahnya perlahan. Sebenarnya dia sudah tidak heran dengan sepupunya yang agak lola meski sebenarnya cukup pintar. Tapi, dia juga tidak menyangka. Bahkan Bella belum punya rencana mau mulai menyelidiki orang itu darimana.
"Hubungi dia. Tanyakan dia sedang berada dimana" kata Gery kemudian.
"Oke" sahut Bella dengan cepat.
Gery menghela nafas lagi. Adik sepupunya itu memang terlalu polos. Tapi, kalau tidak seperti itu, tidak mungkin juga dia akan terjebak oleh Vero selama empat tahun.
"Halo..."
[Sayang, aku mimpi apa kamu menghubungiku]
"Em, Ethan. Kamu ada dimana sekarang?" tanya Bella canggung.
Karena Gery mengatakan padanya tanpa suara, kalau dia harus menghidupkan speakernya. Bella takut kalau Ethan mengatakan sesuatu yang membuatnya ketahuan oleh Gery, kalau mereka sudah menikah.
Namun, karena memang sekarang dia membutuhkan bantuan Gery. Bella pun mengikuti arahan kakak sepupunya itu.
[Coba tebak?]
Bella mengernyitkan keningnya. Saat dia malas untuk berpikir, Ethan malah memintanya main tebak-tebakan.
"Kamu pasti sedang bekerja kan?" tanya Bella.
[Sayang, kamu salah...]
Bella sedikit panik. Karena saat mendengar Ethan memanggilnya sayang. Ekspresi wajah Gery sangat terkejut.
"Dia pacarmu?" tanya Gery tanpa suara.
Bella hanya nyengir. Kalau bilang pacar, itu juga sama saja dia berbohong. Tapi kalau bilang suami. Yang ada hantu Gery akan heboh. Lalu mengadukannya pada ayahnya.
Gery benar-benar terkejut. Alih-alih setelah putus hubungan dengan pria yang sudah 4 tahun menjalin cinta dengannya. Adik sepupunya itu benar-benar cepat sekali move on, dan punya pacar baru. Itu yang dipikirkan oleh Gery.
Gery, bahkan mengacungkan jempol kanannya untuk adik sepupunya itu. Dia merasa kalau Bella bisa jadi duta move on kota ini. Hanya butuh waktu tidak sampai 10 hari untuknya bisa move on dari Vero. Itu sungguh pencapaian yang sangat baik. Di antara, para wanita yang menganut paham melow drama. Yang bahkan masih suka menangis, hanya dengan melihat roti isi coklat yang dulu pernah menjadi makanan favorit mantan pacarnya.
"Lalu kamu dimana?" tanya Bella.
Sambil bertanya Bella sambil menggerutu di dalam hatinya.
'Ini orang benar-benar gak ada kerjaan ya? jangan-jangan benar, dia pencuri?' batin Bella yang makin khawatir saja kalau apa yang dia pikirkan itu benar.
[Aku di galeri seni. Sedang lihat-lihat lukisan bagus di sini]
'Lukisan? jangan-jangan dia mau mencuri lukisan?' batin Bella panik.
"Pacarmu pelukis?" tanya Gery tanpa suara lagi.
Bella mengangkat bahunya.
[Tapi jika kamu merindukanku, aku bisa menyelinap lagi...]
"Tidak, tidak, tidak!" Bella langsung menyela.
Kalau sampai Gery mendengar bahwa Ethan menyelinap ke kamarnya dan mereka tidur bersama. Bisa berakhir dia nanti.
"Kamu berlama-lama saja disana. Bye"
Bella segera menutup panggilan telepon itu. Bicara dengan Ethan di telepon. Saat ada Gery yang mendengarkan sungguh membuat jantung Bella berpacu dalam melodi. Dag dig dug derr pokoknya.
Bella menyimpan kembali ponselnya. Dari wajah mencurigakan Bella itu. Gery segera mencondongkan kepalanya ke arah Bella.
"Apa yang sedang kamu rahasiakan dariku?" tanyanya dengan nada rendah tapi penuh dengan aura interogasii.
"He he, tidak ada. Jadi, bagaimana kalau kita mulai mengikutinya dari galeri seni?" tanya Bella.
Gery mengangguk setuju. Bella pun segera mengemudikan mobilnya menuju ke galeri seni yang sangat terkenal di kota ini.
Beberapa saat berlalu, mereka pun sampai di galeri seni.
"Kita harus masuk" kata Gery membuka sabuk pengamannya.
"Tunggu! kalau aku bertemu dengannya, aku harus beralasan apa?" tanya Bella.
"Bilang saja sedang menemani pria paling tampan di keluarga Darmajaya mencari lukisan"
Bella terkekeh. Seluruh keluarganya memang punya selera humor yang bagus. Hanya ayahnya yang agak serius.
Setelah masuk ke dalam galeri seni itu. Bella melihat sekeliling. Dia memindai satu persatu pengunjung dari galeri itu dengan kacamata hitamnya.
Melihat itu Gery menepuk keningnya.
"Bell, mana ada orang di galeri seni pakai kacamata hitam. Buka!" kata Gery memaksa.
Bella sedikit merengut. Padahal dia sengaja menggunakan kacamata hitam kan memang untuk kamuflase dirinya supaya tidak ketahuan sedang mengintai dan memperhatikan orang-orang. Karena sedang mencari Ethan.
Sudah lima belas menitan mereka berkeliling. Bahkan sampai ke lantai dua. Tapi Bella tak kunjung melihat Ethan.
"Jangan-jangan dia bohong. Jangan-jangan sebenarnya dia tidak ada di galeri seni ini?" tanya Gery.
"Mungkinkah seperti itu?" tanya balik Bella.
"Kamu tanya aku, aku kan tanya kamu Bell!" balas Gery.
Alih-alih bisa menemukan Ethan. Ternyata mereka malah di hampiri oleh dua orang yang punya niat mengejek.
"Bella, Bella. Kamu ini benar-benar tidak tahu malu ya. Sudah di putuskan, masih saja mengintai Vero!"
Bella dan Gery menoleh. Di depannya Elena sedang mengandeng mesra Vero.
"Maklumlah ya, orang yang tidak punya pekerjaan. Dan baru saja di pecat seperti kamu ini memang butuh kegiatan. Tapi gak menguntitt tunanganku juga!" kata Elena dengan nada mengejek.
Gery segera melirik ke arah Bella.
"Kamu dipecat?" tanya Gery.
Bella menggelengkan kepalanya dengan cepat.
"Tidak, dia ngawur!"
"Ha ha ha, kasihan sekali! Kamu masih berbohong di depan sepupumu. Aku beritahu ya, dia ini habis di skorsing, di pecat dari perusahaan Meyer!" kata Elena lagi.
Gery semakin penasaran.
"Tidak kak, dia asal ngomong. Aku bahkan akan menjadi asisten pribadi CEO perusahaan Meyer!" kata Bella membela dirinya.
"Ha ha ha, mimpi kamu bisa jadi asisten pribadi kakakku. Itu tidak mungkin!"
Bella mendengus kesal.
"Aku tidak berbohong. Lihat saja besok, aku akan datang untuk tanda tangan kontrak. Sudahlah, tidak ada habisnya berurusan dengan orang dengki seperti kamu!" kata Bella yang mengajak Gery keluar dari galeri itu.
Niatnya mencari keberadaan Ethan sudah hilang, gara-gara Elena yang menyebalkan itu.
'Mau pergi begitu saja. Tidak akan aku biarkan!' batin Elena.
Elena menyusul Bella. Dan menarik tangan wanita itu.
"Eh...."
Pranggg
"Astaga Bella, apa yang kamu lakukan. Guci giok ini harganya triliunan!" kata Elena segera menarik tangannya dari Bella dan menjauh dari benda yang terjatuh di lantai itu.
Semua orang langsung melihat ke arah Bella.
"Kamu menjatuhkannya?" tanya Gery terkejut.
"Aku..." Bella tergagap, masalahnya yang menarik tangannya sampai menyenggol guci giok itu adalah Elena. Tapi memang tangannya yang menyenggol benda itu. Cuma kalau tidak di tarik Elena, juga tidak akan menyenggol benda antik langka itu.
"Rasakan itu!" gumam Elena pelan, dia sangat puas.
***
Bersambung...
semangat berkarya kak 💪💪💪
salah sendiri ga kasih tau kamu tuh siapa,ya nikmati saja di caci maki ma zeyenggg