WARNING!!! BIJAKLAH MEMBACA!!! NOVEL 21+!!! JIKA TIDAK SUKA SKIP SAJA . MARI SALING MEMPERMUDAH URUSAN ORANG LAIN MAKA HIDUP ANDA PASTI JUGA AKAN DI MUDAHKAN OLEH TUHAN.
Laura Elsabeth Queen tidak menduga ia akan bertemu kembali dengan Zafran Volkofrich mantan kekasihnya, di acara ulang tahun teman sekelas mereka, 10 tahun yang lalu mereka berpisah dengan tidak damai, orang tua Laura menentang keras hubungan mereka karena Zafran pria miskin. Zafran masih sakit hati pada Laura dan ingin membalas dendam.
Di sisi lain Laura mengetahui rahasia kedua orang tuanya setelah mereka meninggal, dan kini beban berat berada di pundak Laura.
Sedangkan Zafran pria miskin itu kini telah berubah menjadi penguasa dunia bisnis.
Bagaimana kisahnya yuk baca kelanjutannya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lea, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 21
Di tempat yang lain, Zafran sedang meminum vodkanya di temani oleh Edward dan Philip.
"Dimana kau sembunyikan istrimu Phil?" Tanya Zafran.
"Ada di kamarnya, dia bukan tipe yang suka dengan keramaian, karena itulah aku memilihnya sebagai istriku, dia wanita yang tidak suka bergaul dengan wanita-wanita boros lainnya." Jawab Philip.
"Biasanya wanita seperti itu justru lebih buas pada suaminya." Celoteh Zafran.
"Kau memang benar, Phil bahkan takut saat Jane marah hanya karena Phil terlambat pulang." Sahut Edward yang tertawa terbahak-bahak, dan dengan cepat tawa Edward di sambut oleh Zafran dengan meminum alkoholnya, sedang wajah Zafran hanya tersenyum kecut.
"Kalian akan tahu jika sudah menikah, dan rasakan sendiri bagaimana seorang istri bisa merubah hidup kalian, sekarang kalian berkata begitu tapi kelak jika istri kalian marah, kalian bahkan akan rela meninggalkan bisnis yang paling berharga demi menemani istri kalian, jangan sampai aku melihat kalian berdua menangis, aku akan menertawakan kalian." Phil meminum whiskey nya.
Mereka bertiga bercanda dan mengobrol di bar mini di tepi pantai, Zafran memakai kacamata hitamnya dan jam tangan mahal melingkar di tangan kiri serta ia hanya memakai celana pendek dan kaos berwarna putih, terlihat tampan dan keren. Saat itu juga semua orang dikejutkan seorang wanita yang tiba-tiba memeluk Zafran.
"Kejutaann..." Kata wanita itu sembari memeluk Zafran dari belakang.
Zafran spontan menoleh dan melepaskan tangan wanita itu, kemudian membuka kacamatanya.
"Gaby..." Mata Zafran terbelalak, seolah tak percaya.
"Yaa... Apa kau sesenang itu sampai terkejut."
Edward bahkan sempat tersedak melihat Gaby ada di acara Philip dan menebak siapakah yang mengundangnya datang.
"Aku yang memberitahunya." Kata seorang pria yang menyusul dari belakang.
"Hey Ramon, terimakasih karena kau memberitahuku bahwa Zafran ada di sini, aneh dia paling anti dengan acara seperti ini tapi dia di sini." Kata Gaby lagi.
"Sekarang kau tau bukan aku adalah adikmu yang paling berguna." Jawab Ramon dan duduk di samping Philip.
"Whiskey." Perintah Ramon kembali menyuruh waiter memberinya minuman.
Tiga pria saling memandang dan mereka satu pikiran. Zafran memegangi tengkuk leher belakangnya dan kemudian memakai kacamatanya kembali.
"Aku akan ke kamarku, kalian bersenang-senanglah."
"Aku ikut sayang, dimana kamarmu." Gaby merangkul lengan Zafran.
"Edward akan menyiapkannya untukmu, dan aku sedikit lelah, baru saja turun dari pesawat setelah acara di Prancis, kau jangan membuat masalah, kau tahu aku seperti apa, jika kau tidak menuruti perkataanku." Peringatan Zafran pada Gaby bukan sekedar kalimat saja, dan wanita itu hanya diam tanpa sepatah kata.
Setelah Zafran pergi, di susul juga oleh Edward dan Philip dengan alasan Edward ingin berjemur di pantai, sedang kan Philip harus menemui istrinya. Gaby tahu ada sesuatu yang aneh, ia wanita yang peka.
Dan kini yang tersisa hanyalah kakak beradik yang duduk bersebalahan, mereka pun meminum whiskey.
"Kau yakin, gadis kampungan itu juga ikut kemari." Tanya Gaby pada adiknya.
"Ya, aku tidak pernah salah, ku pikir kau akan menetap di Maldives."
"Zafran sialan, dia mengirimku ke Maldives dan para pengawalnya selalu menguntitku, aku berhasil mengelabuinya saat kau bilang bahwa Zafran akan datang di acara Philip, lagi pula aku juga sudah mendengar informasi bahwa Zafran pergi ke Prancis dengan gadis kampungan yang norak itu."
"Dari mana kau tahu."
"Feronica, dia bertemu dengan gadis sialan itu." Kata Gaby geram.
"Aku sudah mengutus seseorang untuk mencari informasi, sebentar lagi pasti dia akan memberi kabar."
Sahut Ramon.
Tak berapa lama, ponsel Ramon berbunyi dan benar itu dari orang bayarannya, memberikan informasi tentang Laura, dan pria itu memberikan ponselnya pada kakaknya agar wanita itu membacanya sendiri.
Setelah selesai membaca hanya senyum kecut dan sinis yang terlihat di wajahnya.
"Gadis itu mantan pacar Zafran. Aku tidak akan memberikan celah sedikitpun untuknya mendekati Zafran, pria itu hanya akan menjadi milikku beserta kekayaannya."
"Kau benar-benar mengerikan."
"Terimakasih atas pujiannya, tapi simpan kata-kata mu dulu sampai aku sudah menyingkirkan gadis gembel itu, aku tidak akan bisa tenang sebelum dia benar-benar menghilang dari hidup Zafran."
"Lalu apa rencanamu?"
"Aku akan membuat gadis itu sendiri yang ingin pergi dari hidup Zafran. Tidak ada wanita yang betah dan bertahan dengan sifat Zafran, mereka semua hanyalah menginginkan kekayaan yang pria itu miliki."
"Apa maksudmu?" Ramon tidak mengerti.
"Apa ada wanita yang mau di atur ini dan itu, semua wanita ingin hidup bebas, sedangkan Zafran memiliki sifat yang sangat posesif, aku akan memancingnya dengan sesuatu yang bagus, sehingga membuat Laura tidak bisa bertahan dengan semua sifat Zafran."
"Tapi gadis itu butuh Zafran untuk penginapannya."
"Kau pikir hanya Zafran yang memiliki kekayaan, bahkan untuk nominal hutang yang Laura miliki, masih banyak pria yang sangat mampu menyelamatkannya."
bersambung~