NovelToon NovelToon
Senandung Hening Di Lembah Bintang

Senandung Hening Di Lembah Bintang

Status: sedang berlangsung
Genre:Wanita Karir / Romansa Fantasi
Popularitas:321
Nilai: 5
Nama Author:

Berada di titik jenuh nya dalam pekerjaan Kania memutuskan resign dari pekerjaan dan menetap ke sebuah desa. Di mana di desa tersebut ada rumah peninggalan sang Kakek yang sudah lama Kania tinggalkan. Di desa tersebutlah Kania merasakan kedamaian dan ketenangan hati. Dan di desa itu jugalah, Kania bertemu dengan seorang, Bara.

3

Sampai di rumah, sudah ada yang menunggu nya. Seorang gadis terlihat sedang duduk di bangku teras rumah nya. Kania jadi ingat Bara yang bilang akan ada Dini, mungkin yang sedang menunggu nya adalah Dini.

‘’Hai, kamu Dini ya’’ tanyaku ramah begitu tiba di teras depan rumah. Gadis yang kusapa langsung berdiri dan bergegas menghampiri-ku.

‘’Betul, mbak. Aku diminta tolong mas Bara kasih ini ke Mbak Kania.’’ Sambil menyerahkan paper bag ke arahku.

Aku menerima paper bag yang diserahkan Dini. ‘’Makasih ya Din, yuk masuk dulu.’’ Tawarku, aku membuka kunci pintu dan mempersilahkan Dini untuk masuk kedalam rumah. ‘’Mau minum apa, Din’’ tanyaku.

‘’Terima kasih, Mbak, air putih saja.’’ Sahut Dini.

Sementara aku sudah berjalan ke dapur, mengambil gelas, membuka kulkas dan membawa air putih yang sudah kuisi di botol. Karena ternyata di rumah ini tidak ada dispenser panas dingin. Jadi Kania mesti mengisi air putih kedalam botol jika ingin meminum air putih yang dingin.

‘’Di minum dulu, Din.’’ Kataku setelah aku menuang air putih ke dalam gelas. Kebetulan di meja sudah ada cemilan yang tersedia.

Aku terbiasa mengamati orang yang baru kukenal, seperti screening awal kepribadian orang tersebut. Dini, menurutnya, gadis yang polos dan ceria, tidak terlalu tinggi, berkulit sawo matang, matanya terlihat antusias saat berbicara, dan rasa ingin tahu yang terpancar dari sorot matanya. Sepertinya, Dini ini tipe gadis polos yang suka berkata apa ada nya, mungkin, Dini bisa menjadi teman-nya di sini.

‘’Mbak udah kenal mas Bara?’’

Aku mengangguk. ‘’Gak sengaja ketemu, abis lari terus liat kedai kopi yang sudah buka, disitulah aku bisa kenal.’’ Jelasku pada Dini.

‘’Mas Bara, pemilik kedai kopi itu mbak. Halaman depan rumah Bude Wati yang tidak terpakai, tadinya dijadikan anak muda kumpul, lalu mas Bara punya ide menjadikan sebagai tempat minum kopi ala desa.’’ Jelas Dini.

‘’Bagus juga sih ide-nya. Rame ya kedai nya?’’ Tanyaku ingin tahu.

‘’Rame, mba. Ya, itu kan sebenernya itu tempat kumpul muda mudi desa ini, tempat bertukar pikiran, tempat berkeluh kesah. Dan sering kali mas Bara dan Bude Wati selalu menyediakan cemilan dan makanan yang enak, tambah betah lah kami kumpul disana.’’

‘’Seru juga ya.kapan kapan aku boleh ikut ngumpul-kan, Din?’’

‘’Beneran mbak Kania mau ikutan?’’ Tanya Dini, aku mengangguk. ‘’Wah, boleh banget mbak, kebetulan Sabtu nanti akan ada pertemuan setelah magrib, nanti tak samper ya mbak, kita kesana bareng aja.’’ Seru Dini bersemangat.

‘’Boleh tuh, Din.’’ Aku tersenyum senang.

‘’Oiya mbak, aku ini yang membantu merawat rumah mbak. Biasanya datang seminggu sekali, karna mbak Kania sekarang tinggal disini, aku datang tiap hari atau gimana, mbak?’’ Tanya Dini.

‘’Seperti biasa aja, Din. Aku biasa nyapu, ngepel, masak dll sendiri kok. Cuma emang paling ga bisa kalo untuk setrika, jadi paling minta tolong setrika-in bajuku aja, gapapa kan?’’

‘’Gapapa toh mbak. Aku malah yang gak enak, mbak Kania jadi mengerjakan semua sendiri.’’

‘’Its okay, Din. Mumpung disini mau belajar mandir aja.’’

‘’Tidak ada kata telat untuk mulai belajar, mbak.’’ Kata Dini. ‘’Yowis, mbak, aku tak pulang dulu ya, takut Ibu nyari.’’ Pamit Dini.

‘’Sering sering main kesini ya, Din.’’

‘’Pasti, mbak. Assalamualaikum, mbak.’’

‘’Waalaikumsalam’’ sahutku.

Setelah kepulangan Dini, Kania mengunci pintu rumah nya. Mengambil paper bag tadi dan membawanya ke kamar. Dibuka nya paper bag tersebut, ada 2 stel baju olahraga, begitu Kania membukanya dia terkekeh geli. ‘’Ini sih baju olahraga wanita berhijab’’ tawa Kania. Disimpan nya baju tersebut di lemari, biarin aja lah, Kania simpan aja di lemari. Dia tetap akan memakai pakaian olahraga yang biasa dia pakai, toh masih sopan kok model nya.

Setelah mandi, Kania merasa lebih segar. Memakai celana selutut dan kaos oversize, dibiarkan rambut nya tergerai bebas. Memakai sunscreen dan lipbalm nya. Keluar dari kamar, Kania menuju dapur, nasi semalam sudah Kania hangatkan kembali. Untuk sarapan, Kania membuat balado tempe tahu saja. Kania masih malas memasak yang membutuhkan waktu lama.

Setelah jadi, Kania membawa sepiring nasi dan balado hangat menuju depan tivi, kembali menyalakan tivi dan tetap pada saluran yang sama seperti kemarin. Tetap menonton walau Kania tidak mengerti apa yang sedang di bahas. Sambil juga cek email di ponsel nya, sepertinya besok dia akan mulai menyelesaikan kerjaan nya, walau tenggat waktu nya masih 10 hari lagi.

Selesai makan, Kania langsung mencuci piring kotor yang ada, biar tidak menumpuk. Setelah itu, Kania mulai menyapu seluruh lantai dan mengepel nya. Sepertinya, Kania mau ke kota terdekat mencari vacum cleaner, dan beberapa alat masak dan piring, gelas yang lucu. Mungkin Kania akan meminta Dini ikut menemani.

Beres nyapu dan ngepel, kania keluar menuju teras rumah nya. Duduk di bangku teras rumahnya. Rumah nya tidak mempunyai pagar besi atau kayu, hanya memakai pagar tanaman yang terawat rapi. Semilir angin berhembus pelan. Inilah ketenangan yang diinginkan Kania. 2 hari ini hari-hari nya mulai tertata rapi, bangun pagi, bisa olahraga, menikmati sarapan tanpa harus terburu buru ikut meeting. Bisa makan siang tepat waktu, tidak lagi di uber2 kerjaan yang mesti selesai, menyiapkan bahan meeting. Tidak ada malam yang mengharuskan nya untuk lembur.

Drrt..Drrt..Drrt..

Kurasakan getaran pada ponsel, melihat Maya yang mengirimkan pesan.

Maya

‘’Hai, gadis desa, sudah tidak betah kah dirimu disana’’

Aku terkekeh geli melihat isi pesan nya. Lalu membalas cepat pesan nya.

Kania

‘’Hai, gadis kota-ku. Disini sangat tenang dan nyaman. Sepertinya aku akan tinggal lebih lama lagi’’

Lalu Kania juga mengirimkan sebuah foto kepada Maya.

Maya

‘’Luaarr biasa indah, ya. Pengen kesanaa’’

Kania

‘’Ajukan cuti, aku akan menyambutmu disini.’’

Kania tersenyum membalas pesan nya. Menaruh kembali ponsel nya di saku celana pendek nya. Kembali menikmati waktu pagi dengan melihat para warga berlalu lalang di depan nya. Kania ingin menyapa para warga, tapi dia merasa sungkan, dan tidak biasa beramah tamah. Mungkin kalau berpapasan di jalan baru dia akan beramah tamah.

Dirasa sudah lama duduk di teras, Kania memutuskan untuk masuk ke dalam. Mengambil laptop yang masih tersimpan didalam tas punggung nya, menyalakan layar nya, dan bersiap bekerja menyelesaikan pekerjaan yang ada. Setelah menyambungnya koneksi internet, Kania mulai mendesign beberapa template design visual dari project freelance nya. Walau bayaran nya tidak begitu besar, tapi Kania menyukai pekerjaan nya yang sekarang. Kania bisa mengatur waktu, ada batasan jam kerja, dan tidak membuatnya dibawah tekanan yang besar.

Setelah beberapa jam berkutat dengan laptop dan bersiap untuk mengunggah dan mengirimkan email hasil kerja nya, tetiba koneksi terputus. Kania mencari spot spot signal didalam rumah sampe ke luar rumah tapi nihil koneksi tetap terputus. Kania menghela napas dengan berat.

‘’Inilah kekurangan tinggal di desa, jarang sekali ada sinyal’’ keluhnya, sambil mematikan laptopnya.

Besok sepertinya Kania akan membawa laptop juga sekalian lari pagi, di kedai kopi milik Bara bukankah ada koneksi wifi, jadi Kania bisa sekalian kerja disana sampai siang.

Hari ini pun berlalu dengan cepat bagi Kania yang tinggal di desa.

1
Yuri/Yuriko
Aku merasa terseret ke dalam cerita ini, tak bisa berhenti membaca.
My little Kibo: Terima kasih kak sudah menikmati cerita ini 🙏
total 1 replies
Starling04
Membuatku terhanyut.
My little Kibo: Terima kasih kak 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!