Pelabuhan Cinta Sang Sersan Buluk (Bujang Lapuk)

Pelabuhan Cinta Sang Sersan Buluk (Bujang Lapuk)

Bab 1 Siapa Dokter Itu?

     "Aku tunggu di Kafe Hordeng, jam lima sore."

     Isi pesan WA itu terasa datar dan tidak biasanya. Tidak ada kehangatan. Jangankan berbasa-basi atau mengucapkan kata ampuh salam atau panggilan sayang, caption tanda love saja sama sekali tidak ada. Dingin.

    Itu yang dirasakan Aika, saat ia membaca pesan WA dari sang kekasih. Keningnya mengkerut dalam, matanya menerawang jauh, sementara Hp nya masih dalam genggaman.

     Bibir Aika bergerak-gerak, seperti sedang ingin mempertanyakan 'tumben?'.

     "Ya, Kak. Aku akan datang 🥰🥰." Aika membalas ditaburi caption cinta, seperti biasa dia lakukan.

     Jam lima kurang lima belas menit, Aika membereskan meja tempatnya bekerja. Meja sederhana, yang di sudut kanan atas terpajang bunga anggrek bulan yang indah.

     "Ai, kamu akan pulang? Kalau ke depan, tolong berikan kunci gudang ini pada Pak Lendra," sapa seseorang berseragam khas dengan tulisan di depannya Puri Bunga.

     "Ok, Mbak," ujarnya. Aika menyampirkan tasnya di pundak, lalu melangkah tergesa setelah mejanya rapi. Sebelum ke depan, ia bergegas menuju toilet. Membuang beban di kantung kemihnya, lalu berdandan sedikit, merapikan kerudung segi empatnya yang melekat sudah setengah tahun lalu. Wajahnya ia poles tipis bedak cushion yang saat ini sedang trending.

     Sejenak ia mengamati wajah ayunya di cermin. Gurat wajahnya terlihat lega, lalu ia segera meninggalkan toilet menuju gerbang depan.

     "Pak Lendra ini kunci gudang dari Mbak Moza." Aika memberikan kunci gudang pada Pak Lendra, Supir khusus Puri Bunga.

     "Baik Neng, terimakasih, ya," ucap Pak Lendra. Aika melambaikan tangan dan tersenyum membalas ucapan Pak Lendra. Aika segera menuju motornya. Ia sedikit ngebut melajukan motor itu, karena merasa diburu waktu. Aika harus tiba sebelum jam lima tiba.

     Tapi pastinya ia bakal telat, sebab Aika keluar dari Puri Bunga sekitar jam lima kurang lima. Belum lagi terjebak macet karena banyak kendaraan yang putar arah atau nyebrang.

     "Ya ampun, aduhhh, macet," keluhnya seraya menurunkan satu kakinya ke aspal. Aika menaikan kembali kaki kirinya, lalu memacu motornya lebih cepat agar segera tiba di Kafe Hordeng seperti yang dijanjikan sang kekasih.

     Tiba di kafe Hordeng, jam lima lebih sepuluh menit. Keringat mulai muncul di keningnya. Aika mengusap keringat itu oleh tangannya dengan cepat.

     Langkah kakinya berpacu, memasuki kafe dengan sedikit tergesa. Ia merasa ragu karena sudah terlambat lumayan lama, sepuluh menit.

     Sebuah sosok yang membelakangi arah kedatangannya sudah duduk di sebuah kursi, menempati meja favorit yang biasa mereka tempati.

     "Kak Yoda masih ingat saja kebiasaan kita," gumamnya dengan percaya diri. Langkahnya semakin pasti menuju meja yang ditempati sang kekasih.

     "Kak Yoda."

     Pria bernama Yoda itu menoleh, tatapnya dingin lalu mempersilahkan Aika duduk di hadapannya.

     "Duduklah." Tangannya mengayun mempersilahkan. Dada Aika sudah berdegup sangat kencang sejak tadi. Sikap dingin yang diperlihatkan Yoda yang jarang sekali terlihat, tidak mampu meruntuhkan kepercayaan diri Aika luntur. Ia percaya sang kekasih kali ini akan membicarakan obrolan serius perihal kelanjutan hubungan mereka.

     "Telat, ya? Gimana bisa jaga komitmen kalau dijanjikan hal sepela saja telat?" protes Yoda pelan tapi terasa menancap. Aika menerima dia salah, tapi faktor alami di jalan adalah penyebabnya, bukan dia sengaja memperlambat kedatangannya.

     "Maaf, Kak. Tadi aku kena ...."

     "Macet karena banyak mobil lalu lalang dan nyebrang." Yoda memotong dengan cepat kalimat Aika. Aika menatap Yoda, keningnya mengkerut, ada perasaan malu tapi campur heran. Kenapa, kenapa?

     Seminggu yang lalu Yoda pernah mengatakan ingin serius menjalin sebuah hubungan. Aika berpikir, jangan-jangan hari ini apa yang menjadi niat Yoda akan disampaikan. Aika memasang wajah serius sekaligus senang. Hatinya bersorak, akhirnya dia bisa segera bersanding dengan pria pilihan hatinya yang dicintainya.

     Gadis berusia 23 tahun lebih itu, menatap Yoda penuh harap. Namun dasar hatinya, tiba-tiba diselipi perasaan canggung yang dalam, ketika tatapan pria di hadapannya belum berubah, masih dingin.

     Yoda terus menatap Aika seakan sedang mengabsen apa yang ada dalam diri perempuan muda itu. Kurang setahun dipacarinya, Yoda hampir tidak pernah menatap semenelisik ini. Tampilan Aika yang sederhana tapi menarik menurutnya, mampu membuat Yoda melontarkan kata-kata manis untuk gadis di depannya ini.

     "Aku ingin menyampaikan sesuatu, tentang hubungan kita," cetus Yoda memecah kecanggungan dalam diri Aika.

     "Oh!" Serunya. Aika mempersiapkan diri, duduk dengan benar serta mengatur nafasnya supaya tenang.

     "Aku ingin memperkenalkan seseorang. Dia seorang dokter," cetus Yoda. Matanya beralih pada sebuah tempat yang jaraknya beberapa meter darinya. Bola mata Aika ikut bergulir searah tatap mata Yoda.

     Aika sedikit tercengang, untuk mempersiapkan menuju hubungan serius saja, Yoda sudah memilih dokter untuk melakukan kesehatan pra nikah. Begitu pikirnya, sebab yang ada dalam otak Aika adalah cerita masa lalu tantenya yang sebelum menikah sempat menjalani tes kesehatan. Kemungkinan hanyalah pemeriksaan organ reproduksinya.

     Dan kini, pikiran Aika hanya mengarah ke sana. Tapi, di zaman kini, kalau tidak ada perintah langsung dari pemerintah setempat atau sebuah instansi, pemeriksaan seperti itu jarang dilakukan oleh pasangan calon pengantin. Mungkinkah Yoda melakukan ini semua untuk mengikuti aturan yang pernah ada?

     "Kenapa Kak Yoda sangat repot membawa dokter segala untuk sebuah pemeriksaan kesehatan reproduksi. Kan bisa aku sendiri pergi ke klinik kesehatan?" herannya penuh percaya diri.

     "Maksudnya?" Yoda sedikit tercengang dengan ucapan Aika.

     "Dokter yang Kak Yoda sebutkan tadi, untuk tujuan pemeriksaan kesehatan pra nikah, bukan?" jelasnya.

     "Tidak. Kamu akan tahu setelah dia datang."

     Aika termenung, kalau tidak, lalu untuk apa dokter itu dihadirkan. Aika berdebar dan bersiap menanti kehadiran dokter yang dikatakan Yoda tadi. Bayangannya adalah dokter berumur yang sudah punya pengalaman banyak.

     Mata Yoda mengarahkan tatapnya pada satu titik, di mana seseorang muncul. Seketika senyum di bibirnya terbit, ada sebuah kehangatan di sana.

     "Selamat sore."

     Sebuah sapaan lembut nan ramah terdengar, mengusik Aika dan Yoda. Yoda berbinar, menatap ke arahnya. Aika menoleh ke belakang lalu ke sampingnya. Karena orang yang menyapanya kini tepat berada di sampingnya.

     "Boleh aku duduk?" tanya orang itu. Aika masih menatap penuh selidik pada perempuan yang kini hadir diantara dirinya dan Yoda.

     Perempuan tinggi semampai, tingginya kurang lebih 170 senti meter, kulit putih mulus, dengan rambut hitam tergerai, memakai sebuah jas yang tidak asing bagi Aika. Jas kedokteran, wangi khasnya pun tercium. Tapi tentu saja harum parfumnya lebih mendominasi, sangat lembut dan mahal.

     "Duduklah, Sayang," suruh Yoda, pelan dan lembut penuh kehangatan. Hati Aika berdesir, sebuah kalimat yang sering diucapkan untuknya, kini justru ditujukan untuk orang lain. Aika terbakar cemburu, tubuhnya mendadak seakan lunglai, padahal belum tahu pasti siapakah perempuan di sampingnya itu?

     Perempuan yang dilihat dari usia lebih tua darinya itu, duduk lalu memberikan senyuman yang hangat dan bahagia. Wajahnya cantik dengan gigi rapi dan putih.

     "Siapakah dokter ini, kenapa Kak Yoda memanggilnya sayang?" batin Aika mendadak sangat sedih, rasa percaya dirinya perlahan luntur.

NB: Ini awalan, ya. Mohon dukungannya. Sekalian mau tanya, menurut kalian judulnya pas gak ya? "Dicampakkan Letnan, dapat Sersan Brutal" atau "Penantian Sersan Brutal Sang Bujang Lapuk"

Mana yang lebih srek buat kalian. Kalau dari judul (menurut saya lebih menarik yang pertama). Itu hanya menurut saya, sebab kisah ini memang kisahnya sesuai judul itu.

Terpopuler

Comments

NNPAPALE🦈🦈🦈🦈

NNPAPALE🦈🦈🦈🦈

sersan sama letnan pangkatnya gedean mana nih... kalo gedean letnan ya gimana ya... bisa bisa kah sih maslahat... harusnya pangktanya yg dibawah maslahat,,, maaf bertanya soalnya beneran gak tau... mohon jangan di bully...

2025-07-06

3

Eva Wahyuni

Eva Wahyuni

dicamapakkan letnan, didapat sersan sang bujang lapuk.. Menurut aku sih Thor 🤩..
jangan ada btrutal nya 😂..
semangat Thor 💪, kutunggu up nya 🤩

2025-07-06

3

Yuliana Tunru

Yuliana Tunru

lebih bagus judul x yg kedua krn judul x lbh menarik drod ada kata2 dicampakkan itu menurut sy ya authorrr tp apapun judul x smoga lbh seri dan dramatis di banding kisah sakala yaaa..😊😊💪💪💪

2025-07-06

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!