NovelToon NovelToon
Reinkarnasi Sang Naga Semesta

Reinkarnasi Sang Naga Semesta

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Kelahiran kembali menjadi kuat / Kultivasi Modern
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Radapedaxa

"Ada sebuah kisah kuno dari gulungan tua... tentang seekor naga yang tak mati meski semesta memutuskan ajalnya."

Konon, di balik tirai bintang-bintang dan bisikan langit, pernah ada satu makhluk yang tak bisa dikendalikan oleh waktu, tak bisa diukur oleh kekuatan apa pun—Sang Naga Semesta.
Ia bukan sekadar legenda. Ia adalah wujud kehendak alam, penjaga awal dan akhir, dan saksi jatuh bangunnya peradaban langit.

Namun gulungan tua itu juga mencatat akhir tragis:
Dikhianati oleh para Dewa Langit, dibakar oleh api surgawi, dan ditenggelamkan ke dalam kehampaan waktu.

Lalu, ribuan tahun berlalu. Dunia berubah. Nama sang naga dilupakan. Kisahnya dianggap dongeng.
Hingga pada suatu malam tanpa bintang, seorang anak manusia lahir—membawa jejak kekuatan purba yang tak bisa dijelaskan.

Ia bukan pahlawan. Ia bukan penjelajah.
Ia hanyalah reinkarnasi dari sesuatu yang semesta sendiri pun telah lupakan… dan takutkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Radapedaxa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4

Waktu… terus berjalan.

Sudah lebih dari empat bulan sejak Asterion, sang naga semesta, dilahirkan kembali sebagai manusia. Hari-harinya kini tak lagi dipenuhi gemuruh bintang atau perang antar galaksi—melainkan suara gemerincing mainan, dengungan TV, dan… aroma bubur bayi.

Hari itu, matahari menyinari apartemen keluarga kecil itu dengan hangat. Tirai jendela bergoyang pelan ditiup angin. Dan di tengah ruang tamu…

Asterion duduk dikelilingi boneka.

Beberapa menjuntai dari gantungan bayi, beberapa lain berserakan di sekitarnya—ada boneka beruang, rubah, dinosaurus, bahkan… seekor boneka naga ungu dengan mata besar dan sayap mungil.

Asterion menatap boneka itu dalam diam.

Tatapannya… gelap.

“…Apa-apaan ini…”

Ia mengangkat boneka naga itu ke depan wajahnya. Wajahnya datar, seperti dewa yang kecewa pada umatnya.

“Apakah... ini representasi naga di dunia ini?”

Ia memelototi matanya yang membulat besar, gigi tumpulnya, dan suara 'SQUEEK' saat diremas.

“Di mana sisik mengkilap penuh api? Di mana rahang yang bisa melahap bintang?”

“Ini... memalukan. Sebagai leluhur naga, aku... merasa tercoreng.”

Ia melempar pelan boneka itu ke tumpukan mainan dengan wajah getir.

Di dapur, Elsha dan Ryu tampak sibuk menyiapkan sarapan. Ryu mengenakan celemek bergambar ‘Galaxy’s Best Dad’, sementara Elsha sibuk mengaduk sup sambil sesekali menepuk tangannya ke bahu Ryu yang terlalu banyak ‘mencicipi’ bahan masakan.

“Rasanya udah pas,” ujar Ryu dengan yakin.

“Itu baru sausnya. Jangan makan dulu, dasar komandan rakus,” omel Elsha sambil menyikut perutnya.

“Hehe… tapi kan lidahku bagian dari unit pengujian rahasia.”

“Satu lagi alasan konyolmu, dan aku masukkan kamu ke unit dapur untuk sebulan.”

Asterion melirik ke arah kedua orangtuanya dari tempat duduk bayi.

Wajahnya melunak.

“…Aku akui… meski mereka manusia, tapi mereka… tidak terlalu buruk.”

“Terlalu ceria memang, dan kadang… mengerikan dalam cara yang aneh.”

“Tapi mereka… keluarga.”

"Keluargaku."

Matanya kemudian beralih pada jendela apartemen, di mana langit cerah membentang, pesawat terbang kecil melintas, dan gedung-gedung tinggi berdiri megah.

Ia termenung sejenak.

“Setelah beberapa bulan mengamati dunia ini... Aku mulai mengerti.”

“Sekarang aku terlahir sebagai ras manusia. Dan dunia ini disebut—Bumi.”

“Bumi… planet biru dengan teknologi unik, budaya yang beragam, dan… makanan manis yang terlalu banyak.”

“Aku masih sulit percaya bahwa alat bernama ‘kendaraan bermotor’ bisa berlari tanpa kaki, atau benda bernama ‘pesawat’ bisa terbang tanpa sayap naga.”

Ia lalu menoleh ke layar TV yang sedang menayangkan kartun anak-anak tentang robot dan monster yang bertarung sambil memasak mi instan.

“Dan alat bernama TV ini… mampu memproyeksikan cerita, gambar, dan suara dari kotak datar…”

“…Dunia ini memang aneh… Tapi juga… menarik.”

Namun, bukan hanya itu yang menarik perhatian Asterion.

Ada satu fenomena yang membuatnya benar-benar serius sejak beberapa hari lalu.

Energi Kosmik.

“Ya... dunia ini bukan hanya teknologi. Tapi memiliki sistem kekuatan berbasis energi kosmik.”

“Manusia di Bumi menyebut mereka yang bisa memanipulasi kekuatan itu sebagai… Stellaris.”

“Sama seperti ayahku, Ryu.”

Asterion menutup matanya sejenak, mengakses kembali semua informasi yang ia serap diam-diam dari siaran berita, percakapan orang tuanya, dan jaringan energi tipis yang terus berdenyut di seluruh planet.

“Untuk menjadi Stellaris, manusia harus membangkitkan sesuatu yang disebut Star Soul. Sebuah struktur energi yang berada dalam inti kesadaran mereka.”

“Tapi membangkitkannya tidak mudah.”

“Star Soul dibagi menjadi tujuh tingkat, berdasarkan warna yang muncul saat proses pemurnian.”

Ia mengingat dengan jelas penjelasannya.

Tingkatan Star Soul:

Putih – tingkat paling dasar. Kebanyakan gagal bahkan di tahap ini.

Biru – tingkat awal kesadaran kosmik.

Hijau – tanda awal koneksi ke kekuatan eksternal.

Merah – mulai mampu memanipulasi energi luar.

Kuning – mampu menciptakan struktur kekuatan pribadi.

Ungu – tahap tertinggi yang dicapai manusia sejauh ini.

Stardust – legenda. Belum ada manusia yang mencapainya.

“Untuk membangkitkan satu Star Soul tingkat satu… dibutuhkan penyatuan 11 titik warna dalam kesadaran.”

“Prosesnya rumit. Butuh fokus. Butuh potensi tinggi. Dan umumnya, baru bisa dilakukan saat usia 16 tahun.”

“Itu pun… tidak semua berhasil. Banyak yang gagal dan hidup biasa.”

Asterion membuka matanya dan menatap tangannya yang kecil dan lembut.

“Dan aku... Aku bahkan belum bisa menopang leherku sendiri dengan stabil.”

Ia menghela napas panjang. Seperti naga tua yang menyesali nasib.

“Menyedihkan… Aku pernah melahap Matahari Merah dari sistem Trigalax, dan sekarang aku… diselimuti popok.”

Namun, meski begitu, ia tak bisa menahan rasa ingin tahunya.

Ia pernah mencoba merasakan denyut energi dalam tubuhnya sendiri.

Dan meski samar… ada sesuatu. Jauh di dalam. Seperti kilau yang belum tersentuh. Sesuatu yang bukan milik dunia ini.

“…Aku belum sepenuhnya kehilangan kekuatanku.”

“Hanya saja… masih terlalu dalam. Terlalu asing bagi tubuh baruku.”

“Tapi suatu saat… aku akan menariknya keluar. Lalu membuat para ‘Stellaris’ bumi ini tahu… seperti apa kekuatan bintang yang sesungguhnya.”

Di dapur, Elsha melirik ke ruang tengah.

“Sayang… lihat deh, Asterion lagi serius banget.”

Ryu menoleh.

Anak mereka duduk mematung sambil menatap langit. Wajahnya datar seperti filsuf tua yang sedang mempertanyakan eksistensi hidup.

“Astaga… dia kelihatan seperti kaisar kecil.”

“Iya, tapi imut.”

“Aku yakin dia akan jadi Stellaris hebat suatu saat nanti,” ujar Ryu sambil tersenyum.

“Pasti. Tapi sekarang, dia masih bayi. Fokus dulu belajar… mengunyah bubur.”

Asterion mendengarnya.

“…Mengunyah bubur…”

“…Itu benar-benar ujian terbesar dalam eksistensiku.”

Dan saat itu juga… TV menayangkan iklan mainan berbentuk naga mini dengan mata berkedip dan suara “rawwwrr~”

Asterion menoleh pelan.

“…Aku tarik ucapanku.”

“Dunia ini… menghina ras naga terlalu sering.”

___________________

Namun… di suatu tempat jauh dari bumi…

Dalam kehampaan ruang…

Ada titik cahaya merah yang bergerak tak wajar.

Berdenyut... lalu menyebar.

Seseorang—atau sesuatu—baru saja menyadari... kebangkitan jiwa yang seharusnya telah musnah.

Dan di antara bintang-bintang… bisikan mulai terdengar.

“Dia hidup…”

“Sang Leluhur Bintang… belum lenyap…”

“Cari dia… sebelum dunia ini menjadi abunya…"

_____________

"Acchhuu!"

Asterion bersin kecil.

Ryu dan Elsha seketika berteriak gemas.

“…Fans ku sepertinya merindukan ku?”

1
Candra Fadillah
hahahahahaha, naga semesta yang perkasa di cubit oleh seorang wanita
Unknown
keren kak, semangat teruss
RDXA: siap terimakasih atas dukungannya /Determined/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!