NovelToon NovelToon
Sang Penerus (Pendekar Naga Petir) 2

Sang Penerus (Pendekar Naga Petir) 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Spiritual / Epik Petualangan / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:23.9k
Nilai: 5
Nama Author: kelana syair( BE)

perjuangan seorang pemuda untuk menjadi lebih kuat demi meneruskan wasiat seorang pendekar terdahulu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kelana syair( BE), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11 Kecerdikan Barata

"Benar yang Rawasana katakan, lantai ini basah oleh es," ucap Gandama setelah jarinya merasakan dingin saat menyentuh lantai.

"Sebaiknya kita periksa di dalam mengenai lantai yang basah ini. Kita bahas nanti," ucap Matsapati.

Semua orang yang ada di luar kemudian masuk ke dalam. Di dalam, mereka mendapati Nyi Sangguh sedang mengamati jasad Maharaka yang sudah menjadi tengkorak, sedangkan Ki Pasung memegangi obor di tangannya untuk penerangan.

"Itu jasad siapa, Nyi?" tanya Matsapati sambil segera mendekat.

"Aku tidak tahu, Matsapati. Melihat keadaannya yang duduk seperti itu, orang ini pasti mati dalam keadaan sedang bersemedi. Tapi yang membuatku heran, kenapa jubah ini terpisah dari badan tengkorak ini. Aku merasa ada yang telah melepaskan jubah yang dikenakan tengkorak ini," ucap Nyi Sangguh dengan penuh kebingungan.

"Aku curiga ada seseorang yang sudah ke sini, tapi siapa?" ucap Gandama.

"Seseorang itu jangan-jangan Barata dan gadis kecil itu," timpal Cakra Bayu.

"Ya, aku sangat setuju dengan pemikiranmu, Cakra Bayu. Pasti mereka baru saja ke mari karena dari tadi keduanya tidak kelihatan," tambah Rawasana.

"Lalu apa yang mereka berdua ambil di ruangan ini? Aku lihat tidak ada pusaka atau barang yang berharga," ucap Arimba setelah melihat keadaan di ruangan itu tampak kosong, tidak ada satu benda pusaka pun yang bisa diambil.

Tujuh orang yang sebenarnya saling bersaing itu terdiam dan hanyut dalam pikirannya masing-masing. Mereka bertujuh seakan-akan berteman baik.

"Jangan-jangan pusaka yang ada di sini itu baju badak hitam yang kita cari, Guru," Arimba memecah keheningan.

"Kenapa kau berpikir seperti itu, Arimba?" tanya Matsapati.

Semua orang yang dari tadi terdiam langsung menatap Arimba.

"Jubah itu seharusnya masih melekat pada kerangka tengkorak, tapi sekarang kenapa jubah itu sudah terpisah dari badannya? Aku yakin pasti mereka mengambil sesuatu di ruangan ini," jelas Arimba.

Keenam orang itu mengangguk-angguk mendengar penjelasan Arimba.

"Masuk akal. Sepertinya hanya ruangan ini saja yang masih berpintu dari ruangan lain yang kita masuki. Tidak salah, Arimba. Harta pusaka utama di ruangan ini pasti sudah diambil oleh mereka. Kakang, sebaiknya kita cari mereka sebelum jauh. Tidak ada gunanya kita tetap di sini," ujar Gandama.

"Kalau begitu, ayo kejar mereka!" Matsapati segera keluar dari ruangan itu, begitu juga yang lainnya.

Sementara itu, Barata dan Andini sudah berada di pintu keluar dari reruntuhan itu dan bersiap pergi menjauh dari orang-orang itu. Untunglah tadi saat baju badak yang berada di badan Maharaka terlepas, Barata cepat mengambilnya dan langsung melesat pergi dengan langkah seribu petirnya.

"Kita sebisa mungkin menghindar dari mereka, Andini," ucap Barata sambil terus melangkah.

"Hehehehe...!" Tiba-tiba terdengar suara tawa perempuan terkekeh-kekeh oleh mereka berdua. Barata langsung menangkap firasat tidak baik.

"Kau mau ke mana, Barata? Kenapa begitu buru-buru?" terdengar suara seorang laki-laki tua.

Mendengar suara tawa perempuan tua dan suara laki-laki tua, Barata dapat menebak siapa kedua orang itu.

Barata dan Andini menghentikan langkahnya dan mengedarkan pandangannya mencari sosok kedua orang tersebut.

"Nyi Sangguh dan Ki Pasung cepat sekali mereka datang," desis Barata.

Sesaat kemudian, dua sosok itu pun muncul di hadapan mereka.

"Kenapa buru-buru pergi, Barata?" tanya Nyi Sangguh dengan tatapan mata yang aneh.

"Ada apa kalian menghentikan langkahku? Aku mau kembali ke penginapan. Bukankah Nyi Sangguh dan Ki Pasung tahu hari sudah semakin gelap?"

"Kau boleh pergi dari sini, Barata, tapi berikan dulu benda yang kau ambil di ruangan itu pada kami," pinta Nyi Sangguh.

"Aku tahu kau menemukan pusaka di sana, Barata. Untuk keselamatan nyawamu, sebaiknya cepat serahkan benda itu," tambah Ki Pasung.

"Pusaka? Pusaka apa yang kalian berdua maksud itu?" Barata menjawab dengan tenang.

"Tentu saja baju badak hitam, Barata. Aku yakin kau telah mengambil pusaka itu," tegas Nyi Sangguh dengan mata melotot tajam.

"Baju badak hitam? Aku tidak mengerti dengan benda yang Nyi maksud. Di dalam sana aku memang menemukan sebuah pusaka, tapi bukan baju badak yang Nyi maksud," jawab Barata.

"Kalau begitu, cepat perlihatkan padaku atau aku rebut paksa darimu!" desak Ki Pasung.

Barata lalu mengeluarkan gulungan dari balik bajunya, gulungan yang ia baca tadi.

"Hanya ini yang aku temukan di tengkorak itu," ucap Barata sambil menunjukkan gulungan kulit kepada mereka.

"Cepat kau berikan kepadaku!" Nyi Sangguh menjadi tidak sabar dan melangkah menghampiri Barata.

"Tunggu dulu, Barata! Jangan kau berikan gulungan itu pada mereka karena aku juga menginginkannya!" terdengar suara Matsapati dari arah belakang bersama lima orang lainnya. Kedatangan Matsapati membuat Nyi Sangguh menghentikan langkahnya.

"Berikan gulungan itu pada kami, Barata. Akan aku jamin keselamatanmu," ucap Rawasana tidak mau ketinggalan.

Melihat dirinya dihimpit para pendekar tingkat dewa tahap akhir, Barata menjadi teringat pada kejadian beberapa bulan lalu saat dirinya dan Rara Wulan menghadapi Sringgana dan Ganggarini, orang-orang dari Lembah Guntur. Dulu ia dapat selamat dari mereka berkat pertolongan Dewi Angan-angan dan Laras. Namun untuk saat ini, ia harus pintar-pintar menggunakan otaknya untuk bisa lolos dari mereka.

Melihat gulungan yang ada di tangan Barata, mereka semua berkeyakinan kalau itu sebuah kitab yang berisi jurus sakti milik Perguruan Elang Hitam. Sehingga mereka saling berebut ingin memilikinya.

"Aku tidak keberatan menyerahkan benda ini pada kalian, tapi aku tidak tahu harus kuberikan kepada siapa," ucap Barata sambil memperhatikan raut wajah mereka.

"Karena kami yang lebih dulu tiba di sini, tentu saja kami yang berhak, Barata," tegas Nyi Sangguh.

"Benar, Barata. Aku bersedia menjamin keselamatanmu dari mereka-mereka," tambah Ki Pasung juga menawarkan keselamatan kepada Barata seperti Rawasana.

"Hai, kalian berdua! Jangan macam-macam di hadapanku. Sebaiknya urungkan keinginan kalian untuk memiliki gulungan itu atau kalian berdua tahu akibatnya!" bentak Matsapati.

"Pihak kami lebih berhak daripada kalian berdua!" ucap Gandama.

"Tidak hanya kalian saja yang berhak, Gandama. Aku pun juga menginginkan gulungan itu," ucap Rawasana.

Melihat tiga kelompok bersikeras ingin memiliki gulungan di tangannya, Barata merasa ada kesempatan untuk lolos dari mereka.

"Karena tuan-tuan semua ingin mendapatkan gulungan ini, baiklah akan aku berikan. Kalian semua, ambillah!" Barata segera melemparkan gulungan itu jauh ke depan, wuuus...!

"Sialan! Gandama dan Arimba, apa yang kalian tunggu? Cepat kita ambil gulungan itu!" teriak Matsapati.

Mereka semua pun melesat saling mendahului mengejar gulungan itu. Barata segera memanfaatkan kesempatan ini untuk pergi.

"Andini, ayo kita pergi dari sini," ucap Barata segera berbalik.

"Baik, Tuan. Biarkan orang-orang bodoh itu saling berebut," ucap Andini.

Barata kemudian memanggil singa api dan melesat ke arah selatan menembus langit sore yang semakin gelap.

1
Ariel Yono
lanjutkan
Ariel Yono
makasih Thor
Ariel Yono
mantap
Ariel Yono
oke
Ariel Yono
maju terus
Ariel Yono
lanjutkan
Ariel Yono
mencurigakan
prahara
hancurkan... hancurkan
prahara
makasihh min
prahara
teruskan
rio
lanjutkan
rio
lanjut
Ronaldo vs Messi
mantap lah
Ronaldo vs Messi
maju terus
xio zhou
lanjutkan thord
xio zhou
lanjutkan.
Batsa Pamungkas Surya
penguntit ternyata kalah lihai
Ronaldo vs Messi
lanjutkan
xio zhou
lanjutkan k
xio zhou
lanjutkan Thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!