Kisah tragis harus dialami oleh wanita bernama Bilqis Adara Alkyara Putri, disaat usianya yang masih berusia 20 tahun ia harus menerima kenyataan pahit, hidupnya hancur akibat ulah kekasih dan Sandra Oktaviani, wanita yang sudah ia anggap sudah seperti saudara kandungnya sendiri.
Mengandung darah daging dari Lelaki bernama Rahendra Wijaya, tapi nasib malang menghampiri wanita itu sadar sang kekasih tak mau mempertanggung jawabkan perbuatannya, dibenci bahkan tak dipedulikan keluarga akhirnya wanita itu memilih pergi meninggalkan kota dimana ia dilahirkan.
Memutuskan menetap dan memulai kehidupan baru di kota ( J ) siapa sangka ia dipertemukan dengan sesosok nenek yang sangat baik sudah menganggapnya seperti cucu kandungnya sendiri.
Tak hanya bertemu nenek, ia juga bertemu Elgar Kenanndra Putra, lelaki menyebalkan yang siapa sangka ia cucu kandung dari nenek tersebut.
Akankah cinta Adara akan berlabuh pada Elgar, ataukah malah bersatu kembali dengan Hendra?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Fatimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26 [ K3cupan Pertama ]
Entah apa yang dilakukan Hendra ia malah meraih dan menggenggam tangan Adara, belum sempat menepis, kedatangan Sandra dan juga Elgar seketika mengejutkan keduanya, sekejap Adara langsung menepis tangan Hendra.
"Apa yang sedang kalian lakukan?"seru Sandra dengan tatapannya yang tajam.
"Janganlah berfikir yang macam-macam, tadi tidak seperti yang kamu bayangkan,"ujar Adara mencoba menjelaskan.
"Apa yang terjadi diantara mereka? Kenapa pula wajah si Adara terlihat tegang sehabis aku tingal sebentar? Akankah Adara mencoba merebut Suami Sandra?"batin Elgar yang lagi-lagi salah menebak.
Seusai pertemuan, Sandra dan Hendra yang sudah meninggalkan tempat ini. Masih didalam ruangan sama hanya ada mereka, Adara dan Elgar, tapi tak ada obrolan yang mereka lakukan kecuali keduanya hanya sibuk dengan urusan masing-masing.
Jika Elgar masih sibuk dengan laporan, berbeda dengan Adara, sedari tadi ia hanya berdiri tegak didepan tuannya.
"Maaf, pekerjaan apa lagi yang harus saya lakukan?"tanya Adara terlihat bersitegang.
Elgar memberikan tatapan misterius terhadap gadis didepannya, Adara memalingkan wajahnya serasa takut dengan tatapan Lelaki yang menurutnya sungguh sangat menyeramkan.
Tatapan Adara nampak kian takut sadar tuannya tiba-tiba bangkit dari kursi kuasanya, berjalan secara perlahan kearahnya sekejap wanita itu tak mampu mengalihkan pandangannya yang begitu terlihat sangat ketakutan.
"Ada apa?" Adara memberanikan diri bertanya, tapi masih tak berani memandanginya.
"Ternyata masih ada seseorang yang susah move-on sampai-sampai berniat merebut cintanya lagi?"seru Elgar seperti mengejek. Adara langsung membalas melayangkan tatapan tajamnya.
"Apa maksud anda?"
"Jujur saja anda ini masih sangat-sangat mencintai mantan anda itu kan? Jujur pula anda memiliki niatan untuk merebutnya ya kan?"
Tak se'ucap kata Adara lontarkan kata-kata lagi, Pria dihadapannya yang masih memandang, namun Adara berusaha tak melihat, ia berusaha mengalihkan pandangannya.
"Salah! Aku bukanlah Wanita bodoh yang akan memberikan kesempatan kedua bagi seorang b4jingan seperti dia! Bagiku semua laki-laki itu sama! Termasuk anda! Paham!"
Adara bergegas akan pergi, ia terpleset plastik bening yang saat itu juga Elgar spontan meraih dan menangkap tubuh Adara.
Spontan keduanya terjatuh bersamaan diatas lantai, tapi tak terjadi benturan keras, tak sengaja pula Adara menindih tubuh Lelaki itu hingga tak sengaja tangan Adara menyentuh dada kekar yang dimiliki Elgar.
Refleks kedua b1b1r yang saling bersentuhan, lamunan ikut serta, keduanya masih bertatapan dalam kondisi saling tumpang tindih.
Ceklek
Suara pintu tiba-tiba terbuka arti ada seseorang yang akan masuk, tersadar setelah sang Asisten yang ternyata datang dan memergokinya langsung, keduanya lalu beranjak bangkit dengan muka malu yang tidak karuan.
"Apa yang kalian lakukan? Kalian tidak bertindak macam-macam kan?" tanya sang asisten dengan wajah memerah dan malu-malu.
"Maaf, kamu tidak perlu berfikir yang tidak-tidak, kita tidak sengaja terjatuh dan k3cupan tadi itu sungguh bukan kemauan kita, maafkan aku, aku harus pergi!"
Adara bergegas pergi keluar dari ruangan ini. Perginya Adara, Fero menghampiri tuannya, disenggol pundak sang tuan berulang kali, sebaliknya lelaki itu malah terlihat menggoda tuannya.
"Ternyata Tuan sangatlah cepat mengambil keputusan, ya? Ternyata dugaanku sangatlah salah, aku kira tuan hanya terobsesi pada masalalu , tapi ternyata tidak!"ujar Fero meledek.
"Maksudmu?"tanya Elgar tak mengerti.
"Jujur Adara itu biarpun dalam keadaan mengandung ia masih terlihat sangatlah cantik! Jika disuruh milih antara Adara dan juga selingkuhan Tuan, saya dengan sadar diri lebih baik memilih Adara, dan saran saya alangkah baiknya Tuan tinggalkan Sandra tidak baik merebut wanita yang sudah memiliki suami."
Elgar tak memberikan respon serius, ia hanya menunjukan tatapan tajamnya, sedetik itu pula Fero memahami kelancangannya.
Keluarnya Adara dari ruangan Elgar, ia masuk ke kamar kecil hanya bermaksud agar dirinya lebih tenang. Ia masih teringat jelas bayang-bayang pelukan sekaligus kecupannya yang tak disengaja.
Ia berharap ini mimpi, namun setelah ia mencubit pipinya rasa sakit bisa ia rasakan arti jika apa yang ia alami tidaklah sedang bermimpi.
"Tidak Dara ...apa yang kamu pikirkan? Itu terjadi karena tidak sengaja, kalian bercluman karena ketidak kesengajaan, jadi untuk apa kamu harus memikirkan secara berlebihan kecupan itu? Lupakan! Lupakan!"
Adara membatin, hatinya sangatlah kacau selalu dan selalu terbayangi kejadian memalukan tadi, ia mengacak-acak rambutnya dengan frustasi.
BERSAMBUNG
lanjut thor