Ratih Tidak Percaya Kalau Pernikahannya Dan Akmal Akan Berakhir Hancur, Lima Tahun Bukanlah Waktu Yang Singkat, Namun Saat Ratih Telah Melahirkan Putri Pertama Mereka Yang Sudah Lama Mereka Dambakan, Namun kenyataan Pahit Menimpa Ratih, Akmal Berselingkuh Dengan Teman Dekat Ratih Seorang Janda Beranak Dua.
"Lihat Saja Mas, Akan Ku Balas Pengkhianatanmu." Ratih Gelapa Mata, Ia Bersekutu Dengan Seorang Dukun, Dan Merencanakan Pembalasan...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom young, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SANTET 7
Laki-Laki Yang Ratih Sewa Berjalan Mendekati Rumah Arimbi, Sementara Itu, Ratih Menjalankan Misi Gilanya Sendiri. Datang Ke Rumah Tokoh Masyrakat, Tujuannya Untuk Membuat Arimbi Mati Secara Tidak Hormat. "Lebih Pedih Arimbi, Lebih Pedih Dari Yang Kau Kira, Lebih Pedih Dari Luka-Luka Yang Ku Berikan Pada Akmal Laknat Itu." Ratih Meremas Daun Sirih Sambil berjalan Ke Rumah Tokoh Masyrakat.
.
.
Sementara Laki-Laki Itu Berjalan Gemetaran Ke Rumah Arimbi, Takut Jelas? Tapi Upah Yang Di Janjikan Ratih Padanya Sangat Menggiurkan, Bahkan Cukup Makan Untuk Berbulan-Bulan, Bagi Pemuda Miskin Seperti Dirinya.
"Permisi..." Laki-Laki itu, Mengetuk Pelan Pintu Rumah Arimbi, Tangannya Hampir Gemetar Namun Segera Ia Tepis Rasa Gelisah Dalam Dirinya.
Arimbi Membukakan Pintu, Matanya Terbelalak, Kaget Melihat Ada Laki-Laki Tampan Datang Ke Rumahnya, Sedangkan Selama Ini, Arimbi Menjual Diri Sangat Rapat, Tidak Di Ketahui Siapa Pun, Kecuali Pelanggan Yang Sudah Menjadi Langganan Nya. "Darimana Ia Tahu Aku Wanita Bayaran?" Gumam Arimbi, Menyuruh Laki-Laki itu Masuk, Dan Menutup Pintu, Tirai Depan Rapat-Rapat.
Pemuda Itu Bergetar, Duduk Di Bangku Ruang Tunggu, "Kita Mulai Sekarang?" Arimbi Nampak Sangat Bersemangat, Karena Mendapatkan Tamu Yang Lebih Muda, Biasanya Pelanggan Nya Selalu Bapak-Bapak, Suami Orang, Kali Ini Bujang, Di Tambah Masih Remaja Belasan Tahun. "Apa Kau Tidak Salah Pilih Tempat Kang?... Anu Mu Pasti Masih Sangat Kecil." Bibir Arimbi Menertawakan Tapi Sorot Matanya Sangat Buas. Arimbi Langsung Mengarahkan Tangan Laki-Laki Remaja Itu Kedalam Dadanya.
"Tunggu Sebentar...." Pemuda Itu Mendorong Pelan Tubuh Arimbi Yang Sekrang Hanya Berbalut Kain.
"Ada Apa?.... Kau Tidak Perlu Membayar Ku Juga Tidak Apa Sayang" Arimbi Mulai Bergairah.
"Iy-ah... Tapi Bisakah Kau Buka Dulu Semunya Di Hadapan Ku?" Nada Bicara Remaja Itu Ia Buat Seprofesional Mungkin, Agar Arimbi Tidak Curiga.
"Ternyata Kau Lebih Senang Langsung Ke Intinya Sayang." Arimbi Tidak Sabar Ingin Merasakan Bercinta Dengan Pria Muda, Ia Langsung Membuka Kain Jariknya di Depan Pemuda Itu, Dua Pemandangan Bagi Laki-Laki Normal Pada Umumnya Pasti Akan Langsung Bernafsu, Apa Lagi Tubuh Arimbi Sangat Mulus, Berbadan Sedikit Berisi Namun Seksi, Wajahnya Memang Biasa Saja. Tapi Kelakuan Murahannya Banyak Laki-Laki Yang Datang ingin Tidur Bersama Nya.
Bima Remaja Muda Berusia Sembilan Belas Tahun Menahan Nafas, Saat Arimbi Membuka Kain Penutup Bagian Dadanya Langsung Terbukan, Bukan Nafsu Yang Ia Rasa Saat ini. Melainkan Rasa Mual Karena Melihat Pemandangan Di Depan Nya, Dada Arimbi Yang Longsor Besar Dan Lembek.
"Sudah Bisa Kita Mulai Kan?... Kau Kaku Sekali Sayang, Baru Pernah Bercinta Kah?" Arimbi Terseyum Bahagia, Mendapatkan Pelanggan Yang Masih Perjaka.
Bima Menarik Nafasnya Dalam, "Lama Sekali Mba Ratih..." Bima Bergeming ia Nampak Keringat Dingin. Beberapa Menit Kemudian, Ia Mendengar Ada Jejak Beberapa Langkah Kaki Mendekati Rumah Arimbi.
Dengan Satu Kali Tarikan Nafas, Bima Menjerit Seolah Korban Yang Di Paksa. "Tolong... Tolong....." Bima Menjerit, Berhasil, Beberapa Para Warga Menggrebek Rumah Arimbi, Karena Laporan Dari Seorang Pria Yang Sama Di Bayar Oleh Ratih, Ia Berbura-Pura Menjadi Paman Bima Dan Melaporkan Pada Warga Setempat, Tokoh Masyrakat, Kalu Bima Di Culik Dan Di Jadikan Pemuas Nafsu Arimbi.
"Tolong... Tolong..." Bima Menjerit, Pura-Pura Menjadi Korban. "Hai... Apa Yang Kau Lakukan." Arimbi Panik, Ia Tidak keburu Mengunakan Pakaian, Warga Sudah Masuk Mendekatinya.
"Oh... Ternyata Selama Ini, Ini Adalah Pekerjaan Mu Menjadi Pelacur, Sekarang Kau Malah Menyekap Keponakan Ku Untuk Kau Jadikan Pemuas Nafsu Mu Ia? Karena Semua Pelanggan Mu Tua Bangka." Nada Suara Nya Meninggi. Bima Berjalan Ke Arah Laki-Laki Yang Berpura-Pura Menjadi Paman Nya.
Ia Tahu, Pasti Semua Ini Bagian Cerita Dari Ratih Sendiri. "Arak Dia Ke Balai Desa, Jangan Biarkan Kampung Kita Ternoda."
Arimbi Kalap, Ia Tidak Bisa Bicara Sepatah Katapun. "Pantas Saja Selama Ini, Suami Kami Selalu Pulang Malam Beralasan Lembur, Ternyata Bermalam Bersama Mu Di Gubuk Laknat Ini. Bakar Saja Rumah Nya." Pekik Ibu-ibu Berbadan Gempal. Arimbi Menjadi Tontonan Warga Tampa Memakai Sehelai Kain Pun.
"Hahaha... Malu Tidak Kau Menjadi Tontonan Warga?" Gumam Ratih, Terseyum Puas Di Dalam Bibirnya. Saat Mereka Mengarak Arimbi Tampa Busana.
Tubuh Arimbi Babak Belur, Karena Di Hajar Para Ibu-ibu Yang Suaminya Suka Jajan Pada Arimbi, Dan Para Laki-Laki Yang Pernah Membayar Arimbi Juga Seketika Mengakui Itu, Seolah Tersirat Oleh Kekuatan Magic.
"Jangan Kau Buat-Buat Wajah Menangis Mu Itu Arimbi, Kau Memang Pantas Mati. Kau Perusak Rumah Tanga Orang." Tubuh Seorang Ibu Muda Maju Kedepan, Ia Menangis Tersendu Karena Suaminya Tergoda Oleh Arimbi.
"Iya Kita Pakai Hukum Adat, Wanita Ini Pantas Kita Bakar Hidup-Hidup!" Para Ibu-ibu Saling Bersorak Setuju.
"Jangan Bagimana Dengan Kedua Anak Ku?" Arimbi Merintih Kesakitan.
"Buat Apa Kami Memikirkan Itu, Apa Kau Juga Tidak Berfikir Demikian Saat Kau Merusak Mental Kami, Karena Suami Kami Main Gila Dengan Mu, Dan Anak-Anak Kami Yang Menjadi Korban Nya. Dan Sekarang Kami Harus Memikirkan Nasib Anak-Anak Mu Yang Ibunya Menjadi Pelacur... Tidak Akan Kami biarkan Arimbi..." Para Ibu-ibu Nampak Berapi-api, Ia Langsung Mengambil Bensin Kedalam Rumahnya.
Anehnya Tokoh Masyrakat Juga Hanya Mematung Tiada Daya, Tampa Memberikan Solusi Dan Keadilan, Membiarkan Para Warga Menghakimi Arimbi Yang Sudah Sekarat.
"Bakar Ayo Bakar..." Pekik Warga Bersemangat, Tubuh Arimbi Disiram
Bensin, Tangannya Di Ikat Agar Korban Tidak Meronta, Arimbi Pasrah Ia Hanya Berteriak Memangil Kedua Nama Anaknya, Saat Api Berkobaran Mulai Membarak Tubuhnya. Para Warga Tidak Ada Yang Menyesal Hati Mereka Seolah Tampa Rasa Belas Kasihan. Menyaksikan Arimbi Terpanggang Di Depan Mata Mereka.
Bima Dan Satu Orang Laki-Laki Yang Berpura-Pura Menjadi Paman Bima, Mundur Ia Menemukan Persembunyian Ratih Di Balik Pohon Besar, Disana Ratih Terseyum Lebar Senyuman Yang Sangat Bahagia.
"Nyai..." Bima Datang, Membuat Senyum Arimbi Langsung Memudar
"Mana Upah Yang Kau Janjikan Untuk Kami?" Bima Dan Kasman Mengulurkan Tangan.
"Kalian Tenang Saja Sudah Ku Siapkan Uangnya." Ratih Tidak. ingkar Janji Ia Sangat Puas Dengan Cara Kerja Bima Dan Kasman.
Setelah Di Bayar, Bima Dan Kasman Pergi, Ratih Juga Kembali Pergi Ke Rumah Bordir Sihir Ratih Pergi Bersama Orangnya.
Para Warga Dan Tokoh Masyrakat Mematung Bingung, Saat Kedua Anak Arimbi Bulan Dan Bintang Menangis Tersungkur Di Tanah, Sementara Ibunya Arimbi Bu Siti Matanya Buta Karean Katarak.
"Ibu... Jangan Tinggalkan Kami..." Jeritan Kedua Anak-Anak Tak bersalah, Para Warga Saling Tatap. setelah Tadi Dengan Teganya Membakar Arimbi Hidup-Hidup, Sekarang Mereka Malah Iba Dengan Nasib Kedua Anak Arimbi Dan Ibunya.
"Apa Yang Sudah Kita Lakukan." Tokoh Masyrakat Bersuara, Sangat Terlambat Saat Jasad Arimbi Telah Hangus Terbakar