NovelToon NovelToon
Apa Kabar Cinta Lamaku?

Apa Kabar Cinta Lamaku?

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Percintaan Konglomerat / Teen Angst / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Ashelyn

kisah lama yang belum usai, membuatku masih hidup dalam bayang-bayang masa lalu. Aku selalu menyesali apa yang terjadi saat itu, aku selalu menginginkan masa itu terulang kembali. Walaupun aku tau itu mustahil, aku tetap memimpikannya. Aku ingin memperbaiki kesalahanku yang besar kepada cinta pertamaku, karena aku sudah menghancurkan hatinya sampai tak berbentuk. Masih pantaskah aku jika menginginkannya kembali padaku?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ashelyn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Masa Lalu 27

Waktu terus berjalan, tidak peduli kepada apapun termasuk perasaan manusia. Waktu akan terus berjalan maju, tidak ada orang yang bisa menghentikannya. Walaupun tidak pernah di inginkan, hari ini akhirnya tetap datang.

Sekarang adalah hari terakhir Teresa bisa menghabiskan waktu dengan cinta pertamanya. Karena besok adalah hari pernikahannya dengan pria lain. Besok juga adalah hari ujian masuk perguruan tinggi bagi Prince. Dua hal yang terjadi bersamaan, membuat Teresa tak tahan lagi. Mungkin memang dari awal dia sudah tidak mampu menghadapi masalah hidupnya yang menyedihkan.

Gadis cantik yang ceria sudah tidak ada lagi. Rambutnya yang panjang juga sudah tidak ada lagi. Senyumannya juga sudah menghilang. Tidak ada yang tersisa sekarang, yang ada hanyalah kekosongan di hatinya. Teresa sudah benar-benar seperti kehilangan separuh hidupnya.

Teresa masih duduk di dalam mobilnya, sementara langit mulai gelap, menandakan bahwa malam akan datang sebentar lagi. Teresa mengeluarkan dompetnya, dia mengambil beberapa uang dari dalam sana. Kemudian dia menatap kearah supir pribadinya.

“Pa, bisa tolong saya?” Tanyanya.

“Maaf non, saya tetap tidak bisa melakukan hal seperti yang nona Teresa katakan terakhir kali,” ucapnya dengan wajah yang ketakutan.

“Tolong saya Pa! Saya hanya punya hari ini untuk benar-benar menikmati hidup saya, tolong Pa!” Ucap Teresa belum menyerah.

“Katakan pada ayah dan ibu saya, bahwa saya berada di rumah Zeva. Yang terpenting, besok pagi saya sudah ada di gedung pernikahan!” Ucap Teresa lagi.

“Tolong Pa!” Teresa benar-benar memohon kepada supir pribadinya

“Baiklah non, saya akan melakukannya. Saya hanya kasihan kepada nona Teresa, saya tau jika nona mengalami penderitaan yang besar selama ini,” ucap sang supir berbicara dengan sangat hati-hati.

“Terimakasih Pa!” Ucap Teresa sembari memberikan beberapa lembar uang sebagai bentuk terimakasihnya.

Teresa keluar dari mobil yang mengantarnya, dia berlari memasuki gedung apartemen yang di tempati kekasihnya. Dia melangkah dengan penuh keyakinan di hatinya. Dia tidak akan menyia-nyiakan malam terakhir ini.

Teresa memasukan kata sandi apartemen Prince yang sudah di berikan olehnya. Dia masuk begitu saja, melepaskan sepatunya dan meletakannya di rak sepatu. Teresa sedikit berlari mencari keberadaan Prince, dia mencarinya di seluruh ruangan yang ada di apartemen ini.

“Prince?” Panggilnya.

Wajah Teresa mulai cemas saat dia tidak bisa menemukan Prince di manapun. Dia mulai takut bahwa di saat-saat terakhir, dia tidak bisa bertemu dengannya. Membayangkannya saja sudah bisa membuat Teresa merasa hampir gila.

“Prince!” Teriak Teresa dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

Teresa langsung membuka ponselnya, dia mencari nomor kekasihnya dengan tangan yang gemetar. Ponselnya sampai terjatuh karena tangan Teresa kehilangan keseimbangan. Teresa berjongkok untuk mengambilnya, dia mulai mencari nomor Prince lagi dan menelponnya.

Satu panggilan tidak di angkat olehnya. Panggilan kedua masih tidak ada jawaban. Panggilan ketiga seperti menunjukan bahwa dia sedang berada di luar jangkauan. Membuat suasana hatinya memburuk sampai dia terduduk di lantai yang dingin, dia menatap kosong sembari memeluk kakinya sendiri. Lalu setelahnya, suara isakan tangis mulai terdengar.

“Prince kau dimana!”

Teresa membiarkan air matanya mengalir tanpa henti, suara tangisan yang lirih kini berubah menjadi suara tangisan yang keras. Dia seperti menangisi takdir yang begitu jahat padanya. Suaranya yang terisak-isak menunjukan ketidakmampuannya untuk melawan takdir seorang diri. Tidak adanya Prince di sisinya, semakin membuatnya ketakutan.

Sampai malam benar-benar tiba, Teresa masih berada di posisi yang sama. Tapi tangisannya sudah tidak terdengar lagi, dia hanya terdiam dalam kegelapan. Teresa memikirkan banyak hal di kepalanya, di saat-saat seperti ini justru semakin membuatnya ketakutan. Teresa takut dengan jalan yang akan dia lalui kedepannya.

“Menikah dengan pria yang tidak pernah aku inginkan dalam hidupku. Menjalani pernikahan bisnis bagi orang tuaku, aku seperti di jual untuk sebuah saham yang akan menguntungkan bagi mereka.”

“Aku hanyalah seorang gadis berusia 19 tahun yang menyedihkan. Aku tidak mempunyai siapapun di dunia ini. Hanya Prince, dia adalah orang paling berharga dalam hidupku. Tapi setelah ini, mungkin dia akan menjadi orang yang paling membenciku.”

Teresa mengucapkan kalimat panjang itu dari dalam hatinya yang paling dalam. Tetesan air matanya terus mengiringi kalimat panjang itu. Suasana di malam terakhir sebelum semuanya terjadi semakin terasa menyedihkan.

“Apa yang bisa aku berikan untuknya? Selain rasa sakit dan luka yang besar di hatinya?.”

‘Bip ‘Bip ‘Bip

Teresa segera menghapus air matanya saat dia menyadari kedatangan seseorang. Bersamaan dengan lampu yang menyala, disana dia akhirnya bisa melihat Prince yang baru saja masuk dengan kondisi basah kuyup.

“Teresa?” Ucapnya saat menyadari keberadaan Teresa di apartemennya.

“Kau pergi kemana Prince?” Tanya Teresa menatap Prince dengan datar.

“Rahasia,” ucapnya singkat.

“Pergi kemana!!” Teriak Teresa dengan marah.

Prince langsung terdiam membeku saat melihat Teresa berteriak marah padanya. Dia langsung menyadari bahwa saat ini bukan waktu baginya untuk bercanda. Karena saat ini Teresa terlihat sedang dalam suasana hati yang buruk.

“Aku pergi dengan Leo, dia memintaku untuk mengajarinya untuk ujian besok,” ucap Prince setelah berjalan mendekatinya.

Teresa langsung mendorong Prince menjauh, dia langsung masuk kedalam kamar dan menutupnya dengan keras. Sikapnya yang tidak biasa membuat Prince kebingungan. Prince menatap pintu kamarnya dengan banyak pertanyaan di benaknya.

“Aku akan pergi mandi Teresa!” Teriak Prince sebelum dia pergi ke kamar mandi.

Butuh waktu 30 menit bagi Prince untuk membersihkan dirinya. Dia memakai handuk untuk menutupi tubuh bagian bawahnya. Saat dia ingin membuka kamarnya untuk mengambil pakaian, dia merasa sedikit ragu. Akhirnya Prince kembali mengambil satu handuk lagi untuk menutupi tubuhnya.

“Aku masuk Teresa!” Ucap Prince dengan nada sedikit tinggi.

‘Ceklek!

Pintu terbuka, dan yang pertama kali Prince lihat hanyalah kegelapan di kamarnya. Dia menyalakan semua lampu, dan terlihatlah Teresa yang sedang tertidur diatas tempat tidurnya, dia memakai selimut tebal sampai ke leher. Prince sampai terkekeh saat melihat Teresa yang terlihat menggemaskan.

Prince mulai membuka lemari pakaiannya, dia mencari pakaian yang cocok untuk menghabiskan waktu bersama dengan kekasihnya. Tapi dia cukup kebingungan karena isi lemarinya hanya terisi baju warna hitam dan putih.

“Prince,” panggil Teresa.

“Hm?” Prince hanya menjawabnya singkat tanpa menoleh kebelakang.

“Bisa kau lihat aku sekarang?” Ucap Teresa, membuat Prince akhirnya menoleh kearahnya.

Senyumannya memudar saat dia melihat kearah Teresa. Wajahnya menegang saat melihat Teresa tidak lagi memakai selimutnya. Matanya terpaku pada penampilan Teresa yang baru pertama kali di lihatnya. Dia tidak percaya bahwa gadis cantiknya, dengan berani memakai pakaian yang terbuka di depannya.

“Apa maksudmu Teresa?” Tanya Prince menatapnya tanpa ekspresi.

“Aku akan menginap disini malam ini,” ucap Teresa dengan senyum tipis di wajahnya.

Prince menghela nafasnya kasar, dia langsung menghampirinya dan menutupi bagian yang terbuka dengan selimut tebal miliknya. Sorot matanya penuh dengan kemarahan yang tak terkendali.

“Kita tidak boleh melewati batas Teresa!” Tegasnya.

Tapi Teresa tidak menanggapi ucapannya, dia malah bangkit dari tempat tidur. Berjalan menuju pintu, dan menguncinya dari dalam. Teresa menatap Prince tanpa senyuman sedikitpun, lebih terlihat seperti kesedihan di wajahnya. Saat dia mematikan lampunya, dia langsung memeluk Prince erat.

“Aku memberikan semuanya untukmu, Cinta pertamaku.”

Tepat sebelum waktu perpisahan mereka, Teresa benar-benar membuat Prince melewati batasnya. Malam ini, sebelum pernikahannya dengan pria lain di langsungkan. Teresa sudah lebih dulu memberikan semuanya yang dia miliki kepada cinta pertamanya.

“Sebagai bentuk permintaan maafku, karena aku akan memberikan luka besar di hatimu.”

...----------------...

1
US
/Good//Good//Good/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!