Aku tak pernah membayangkan bahwa aku akan merasakan kepahitan dalam hidup. keluargaku yang memiliki aset kekayaan yang melimpah tiba-tiba saja bangkrut mendadak, dan yang lebih gilanya lagi Papah dan Mamah memaksa aku menikah dengan kepercayaan sang papah yang terkenal dingin dan datar itu. Aku sudah dapat membayangkan bagaimana kehidupan pernikahanku bersamanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lijaloverrr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2
Assalamu'alaikum jangan lupa vote dan komen 😄
##########
Matahari sudah menunjukkan sinarnya, semua orang mulai beraktifitas di pagi yang cerah. Tetapi berbeda dengan seorang gadis yang masih tertidur nyenyak dikasur empuknya. Siapa lagi kalau bukan siPutri tidur Alicah. Ia bagai kelelawar Keluar malam Hari lagu mengurung diri dikamar jika siang hari.
Tok... Tok...
"Nona Muda Bangun Sudah siang." Sedari tadi seorang maid sudah berulang kali mengetuk pintu kamar Alicah dan belum membuahkan hasil juga.
Maid itu kembali kemeja makan untuk menemui Papa dan Mama Alicah
"Maaf Nonya, Nona belum bangun juga." Lapor maid lagi. Ya sudah Tiga kali Iriana menyuruh seorang maid membangunkan putrinya.
Iriana meng buang Napas Kasar. "Ya udah, biar Saya aja yang ke atas." Iriana beranjak menuju lantai dua kamar Aliran.
Tok.. Tok..
"ALICAH BANGUNNNN..." Teriakan dan gedoran Iriana didepan pintu kamar Alicah.
Alicah yang menjelajahi mimpi seketika terbangun mendengar teriakan Mamahnya. Ia beranjak dari tempat tidur untuk membuka Pintu.
Ceklek. Alicah memdapati wajah sang Mamah yang sudah Merah Padam.
"Ada Apa Mah?" Tanya Alicah sambil menguap.
" KAMU BILANG ADA APA? INI UDAH JAM BERAPA ALICAH. MAU JADI APA KAMU HAH?" teriak Iriana tepat didepan wajah sang Putri.
"Mah ini masih Pagi, gak usah teriak nanti mamah cepat tua loh." Ucap Alicah wajah tampa dosa sambil memeluk sang Mama.
"Kamu ini benar-benar ya, gak bisa lihat mamah gak darah tinggi setiap hari." Iriana mulai menurunkan nada suaranya membalas pelukan sang Putri.
"Ya udah, Cepat turun Sarapan Papa sama Mama udah nungguin dari tadi. Mamah duluan turun, awas kalau tidur lagi." Ancam Mama yang diangguki Alicah.
Alicah menutup Pintu dan bergegas ke kamar mandi untuk sikat gigi dan mencuci wajah. Ia tidak mau lagi membuat kanjeng ratu menunggu terlalu lama.
Tak berapa lama, Alicah berjalan menuruni tangga menuju ruang makan. Terlihat Mama dan Papa yang Duduk menunggunya di meja makan. "Pagi Ma, pagi Pa." Sapa Alicah mencium Pipi Mama dan Papa yang sudah melupakan kejadian semalam.
"Pagi Sayang." Balas Danu dan Iriana dengan tersenyum.
Iriana mengambilkan nasi dan lauk pauk untuk suami dan putrinya. Mereka makan dengan diam tampa mengeluarkan suara.
********
Terlihat seorang Pria yang sudah siap dengan setelan jas kerjanya melakukan Mobil menuju kediaman Keluarga Widjaya. Ia bekerja sebagai Asisten atau kepercayaan Danu. Ialah Pandu Kusuma. Pria yang berasal dari Desa mencari kehidupan yang lebih baik di kota. Ia merantau sejak Kuliah di sebuah universitas Negeri terkenal di Ibukota.
Tak berapa lama ia sampai dikediaman Keluarga Wijaya. ia keluar dari mobil melangkahkan kakinya menuju pintu ia menekan bel rumah, tak berapa lama pintu terbuka dan nampak lah seorang maid.
"Silahkan masuk tuan." Ucap maid mempersilahkan Pandu untuk Masuk.
"Hmm." Pandu melangkahkan kakinya menuju ruang makan. Nampak lah keluarga Widjaya yang masih Sarapan.
"Selamat Pagi Tuan, Nonya, dan Nona Muda." Sapa Pandu.
Mendengar Sapaan itu Mereka mengalihkan tatapannya ke arah suara dan mendapati Pandu yang sudah rapi dengan setelan jasnya.
"Pagi Pandu." Sapa Danu pada Asistennya.
" Nak Pandu ayok sarapan dulu." Ajak Iriana. Ia sudah menganggap Pandu seperti anaknya sendiri.
"Terima kasih Nonya, saya sudah sarapan tadi Nonya." Tolak Pandu Sopan.
"Kalau begitu kamu duduk aja dulu".
Pandu mengangguk kan Kepalanya menarik Kursi dan duduk. Ia menatap sekolah ke arah Alicah yang sedari tadi cuek bebek tak peduli sekitar.
Bersambung........