NovelToon NovelToon
Bangkitnya Pewaris Keempat

Bangkitnya Pewaris Keempat

Status: sedang berlangsung
Genre:Perperangan / Spiritual / Action / Sistem / Cintapertama / Balas Dendam
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: Bonggiw01

Rega Zalzala adalah putra ke empat dari keluarga Duke Zalzala.
Dia satu-satunya anak yang tidak memiliki kekuatan apapun. kelahiran nya di anggap aib oleh keluarga.
Di usia 18 tahun, keluarga nya memilih untuk membuang Rega seperti seekor anjing.
Namun tanpa di sangka, di detik terakhir hidup nya... dia mendapatkan sistem Dewa.
sebuah sistem yang akan mengubah hidup nya dari seorang pecundang menjadi seorang Raja.
ini adalah perjalanan Rega Zalzala membalas dendam dan menjadi Kesatria terkuat di kerajaan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bonggiw01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9

Atar mengikutinya dengan ekspresi heran bercampur kagum.

"Aniki," kata Atar penasaran sambil menoleh padanya. "Aku sungguh tak mengerti. Apa kau benar-benar sudah membaca seluruh isi buku itu hanya dalam beberapa detik tadi?"

Rega tersenyum tipis. "Aku memiliki sebuah skill khusus bernama Master Reading. Kemampuan ini memungkinkan aku menyerap seluruh isi buku dalam waktu singkat dan mengingatnya selamanya."

Mata Atar melebar penuh kekaguman. "Luar biasa! Itu kemampuan yang sangat hebat, Aniki!"

"Tentu saja," balas Rega dengan tatapan angkuh bercampur humor. Ia menepuk pundak Atar pelan. "Karena itu, kau tidak akan rugi menjadi bawahanku, Atar. Hahaha!"

"Aku akan menjadi bawahan mu selamanya, Aniki!"

Keduanya berjalan santai menyusuri jalan ramai ibu kota, tertawa ringan dan menikmati hari sebelum tes besar yang akan menentukan masa depan mereka.

----------

Sementara itu, Di Gedung Asosiasi Alkemis Helyendra

Langkah tergesa-gesa terdengar keras di lorong utama gedung megah itu.

Tristan, melangkah cepat penuh semangat, wajahnya berkeringat dan penuh antusiasme.

BRRAAKK!

Tanpa mengetuk, ia membuka pintu kayu besar di ruangan pribadi Master Chen Yuan, seorang Alkemis Tingkat 7 yang sangat dihormati di Kerajaan Helyendra.

"Master Chen! Aku menemukan sesuatu yang luar biasa! Ini Benar-benar langka!" Tristan berteriak penuh semangat.

Kakek tua yang duduk sambil membaca gulungan resep kuno itu terkejut hingga gulungan di tangannya hampir jatuh. Matanya melotot kesal.

"Bocah bodoh! Berapa kali aku bilang untuk mengetuk pintu lebih dulu?! Apa kau tak punya sopan santun sama sekali?!" bentak Master Chen Yuan dengan ekspresi sebal.

Namun Tristan tidak peduli dengan omelan gurunya. Ia maju mendekat sambil mengangkat sebuah pil berwarna hijau terang di tangannya.

"Master! Dengarkan aku! Di luar sana pasti ada seorang alkemis tingkat 9... atau bahkan mungkin tingkat 10! Aku yakin!"

Master Chen Yuan menatap Tristan seperti menatap orang gila.

"Alkemis tingkat 10? Apa kau sedang bercanda? Itu cuma legenda yang tidak pernah terbukti," balas Master Chen dengan nada cuek sambil melirik pil itu sepintas. "Itu cuma Pil Pemulihan Qi Dasar. Apa istimewanya?"

"Tidak, Master! Kau harus lihat lebih dekat dulu! Tolong!" desak Tristan dengan penuh keyakinan sambil memberikan pil itu langsung ke tangan Master Chen.

Master Chen menghela napas panjang, lalu mengamati pil itu dengan santai. Namun sedetik kemudian, ekspresinya berubah total.

"Apa ini?!" serunya, matanya membelalak, hampir berdiri dari kursinya. "Mustahil! Tidak mungkin!"

"Benar, kan, Master?!" seru Tristan dengan semangat yang makin berapi-api. "Tingkat kesempurnaan pil ini adalah 98%! Bahkan anda yang terkenal hebat hanya mampu membuat pil yang sama dengan tingkat kesempurnaan maksimal 83%! Tapi ini... ini jauh melampaui kemampuan seorang Alkemis Tingkat 7!"

Wajah Master Chen Yuan kini menjadi serius. Matanya penuh keterkejutan dan rasa ingin tahu.

"Dari mana kau mendapatkan pil ini?!" tanyanya dengan suara berat.

"Aku mendapatkannya dari pelelangan kecil di depan gerbang kota," jawab Tristan tergesa-gesa. "Seseorang melelangnya secara terbuka!"

"Bodoh sekali kau!" bentak Master Chen dengan marah. "Kenapa tidak kau tanyakan langsung siapa pembuatnya?!"

"Aku sudah mencoba menanyakannya! Tapi pemuda itu langsung menghilang begitu menerima uangnya!" balas Tristan penuh penyesalan.

Chen Yuan berdiri tegak dari kursinya, wajahnya dipenuhi ketegasan yang jarang muncul.

"Kita tidak boleh kehilangan jejak mereka. Gunakan semua sumber daya asosiasi. Cari pemuda itu sekarang juga! Kita harus menemukan sang alkemis misterius yang bisa membuat pil sehebat ini!"

"Baik, Master!" jawab Tristan tegas sambil membungkuk hormat. Ia langsung bergegas keluar, penuh semangat.

Begitu Tristan pergi, Master Chen kembali menatap pil hijau sempurna di tangannya, bergumam pelan.

"Alkemis yang bahkan melampaui diriku... siapa dia sebenarnya?"

-------

Di luar, di antara keramaian jalan ibu kota, Rega berjalan santai tanpa tahu bahwa sebuah badai perhatian akan segera melanda dirinya.

Di sampingnya, Atar masih terus bertanya dengan penasaran.

"Aniki, apa rencana kita selanjutnya?"

Rega tersenyum tipis, matanya menatap jauh ke depan dengan penuh percaya diri.

"Kita persiapkan pil baru malam ini. Besok, Tes Ksatria akan menjadi awal bagi legenda kita di kota ini."

Atar mengangguk mantap, mengikuti langkah orang yang telah di anggap sebagai kakak.

Menjelang malam, Rega dan Atar berdiri di depan sebuah penginapan yang terlihat jauh lebih kumuh dibandingkan penginapan lain di sekitar kota Helyendra.

Bangunannya tua, suram, catnya mengelupas, dan beberapa papan kayunya sudah retak.

"Aniki," bisik Atar sambil menatap tempat itu dengan ragu dan gelisah, "kau yakin ingin menginap di sini? Bukankah lebih baik kita cari penginapan yang... ya, yang sedikit lebih bersih?"

Rega tersenyum tipis, matanya memancarkan keyakinan yang dingin. "Bodoh. Ini justru penginapan paling cocok untuk kita. Di sini tidak akan ada anak bangsawan sok jago yang mengganggu kita dengan masalah bodoh mereka."

Atar menelan ludah, melihat bayangan gelap penginapan yang bahkan tampak seperti tempat berhantu. "Tapi Aniki, penginapan ini... benar-benar terlihat seperti rumah hantu."

"Diamlah dan ikuti aku saja," potong Rega tegas sambil membuka pintu dengan santai.

Di dalam penginapan, suasana benar-benar suram dan senyap.

Debu menempel di mana-mana, jendela tua berderit tertiup angin, dan lilin-lilin kecil yang redup menciptakan bayangan-bayangan yang tampak hidup di dinding.

Aula utama kosong, kecuali seorang pria berjubah hitam yang duduk diam di sudut ruangan, tidak bergerak sedikit pun.

Mendadak, sebuah suara lirih menyambut mereka.

"Ada perlu apa, anak muda?" Seorang nenek renta, tubuhnya bungkuk, muncul entah dari mana, wajahnya pucat dan keriput, namun matanya tajam menatap mereka.

Rega tetap tenang. "Kami ingin menginap di sini, Nek."

"Masih banyak kamar kosong di sini, Nak," jawab nenek itu dengan suara serak sambil tersenyum tipis. Senyumnya terasa ganjil. "Silakan pilih kamar yang kalian suka."

Rega melirik ke tangga tua di belakang nenek itu. "Aku pilih kamar paling ujung di lantai tiga."

Atar buru-buru bersuara, agak gugup. "Aku kamar di sebelahnya, Nek."

Nenek itu mengangguk pelan. "Baiklah, untuk satu malam hanya 5 silver."

Tanpa banyak bicara, Rega langsung mengeluarkan satu keping emas dari kantongnya. "Kami menginap tiga malam. Sisanya gunakan untuk menyiapkan sarapan kami."

Nenek itu menerima kepingan emas, tersenyum misterius. "Tentu, Nak. Silakan naik."

Tanpa suara, tubuh nenek itu perlahan berjalan menjauh, seakan menghilang ditelan bayangan di balik meja resepsionis tua.

Atar bergidik ngeri. "Aniki, aku benar-benar tidak suka tempat ini."

"Sudahlah, jangan pikirkan macam-macam," balas Rega tenang, menaiki tangga kayu berderit menuju lantai atas.

-------

Kamar di lantai tiga benar-benar sepi dan suram.

Setelah menutup pintu, Rega tersenyum puas. "Tempat sempurna untuk membuat pil."

Matanya menyala penuh semangat. Ia mengangkat tangan dan bergumam, "Keluarkan peralatan Alkemis!"

BRUUUK!

Dalam sekejap, di hadapannya muncul peralatan lengkap. tungku api kecil, alat pencampur, timbangan bahan, dan kotak-kotak kristal untuk menyimpan pil.

[Peralatan Alkemis telah dikeluarkan.] suara sistem terdengar jelas.

Rega tersenyum puas. "Sistem, aku ingin membuat Pil Penyembuh Luka Minor."

[Bahan yang diperlukan: Daun Obat Hijau, Serbuk Kulit Monster, Air Embun Pagi.]

Ia menghela napas lega. "Untung saja aku mengumpulkan banyak bahan selama di hutan."

Rega segera mengeluarkan bahan-bahan yang ia simpan dalam Cincin Dimensi-nya.

Daun-daun hijau segar, serbuk kulit monster yang bercahaya redup, serta botol kecil berisi embun pagi yang bening seperti kristal... semuanya kini ada di hadapannya.

"Baiklah, mari kita mulai!" ucap Rega penuh semangat.

[Sinkronisasi Pembuatan Pil di lakukan!]

Saat itu juga, pengetahuan mendalam tentang pembuatan Pil Penyembuh Luka Minor mengalir deras ke dalam pikirannya.

Rega mulai mengolah bahan-bahan itu dengan gerakan yang terampil seperti seorang ahli alkemis kelas tinggi.

Cairan herbal berputar-putar dalam tungku kecil itu, api Qi-nya menyala stabil dan sempurna.

Tak lama kemudian, sistem terdengar lagi.

[Anda berhasil membuat Pil Penyembuh Luka Minor dengan tingkat kesempurnaan 97%!]

Rega tersenyum puas, menggenggam pil yang bercahaya lembut di tangannya. "Bagus! Aku berhasil lagi!"

Namun ekspresinya berubah serius.

"Tapi ini tidak cukup. Aku harus membuat lebih banyak lagi. Tes Ksatria besok pasti tidak akan mudah, Aku harus bersiap!"

Dengan tekad kuat, ia kembali memusatkan perhatian sepenuhnya pada tungku kecil itu, meracik pil demi pil tanpa menyadari bahwa waktu terus berlalu.

------

Setelah beberapa jam, Matahari pagi pun terbit perlahan menyinari kota Helyendra yang sibuk dengan persiapan tes.

Rega duduk bersila, mata lelah namun puas melihat puluhan pil sempurna yang bersinar di depannya.

Tanpa sadar, ia telah menghabiskan semalaman penuh dengan konsentrasi yang luar biasa, membuat pil demi pil hingga pagi datang kembali.

Ia berdiri perlahan, meregangkan tubuhnya.

"Tes Ksatria… aku sudah siap menghadapi semua nya" gumamnya penuh keyakinan, menatap keluar jendela ke arah cahaya fajar yang perlahan memenuhi langit.

#

Note:

Tahap Awal Qi - Level 1-10

Taham Pembentukan Qi - Level 1-10

Bronze Qi - Level 1-10

Silver Qi - Level 1-10

Gold Qi - Level 1-10

Diamond Qi - Level 1-10

Jiwa Spiritual - Level 1-10

Evolusi - Level 1-10

Jiwa Bersih - Level 1-10

Suci - Level 1-10

1
Phakoy
tinggalkan jejak 🤭🤭
lyks kazzapari
mantap onthor..... rega hebat.....👍👍
azizan zizan
????!!??!?....
Kang Iank
wah,keren anya..apakh dia aslinya dri kluarga draeven thor? 🤭🤭🤭
lyks kazzapari: Anya Draeven hayashi 🤣🤣🤣 itu si wildan, anak buahnya thronvale 🤣🤣🤣 , lanjut thor
total 1 replies
Tio Kusuma
josssssss Thor...lanjut n tetep semangat
lyks kazzapari
aku selalu suka thor....
lyks kazzapari
tubuh anya pasti semlohay...🤣🤣
Kang Iank
anjaayy..bs berubah gitu klo mlm yaa 😄😄😄
Rusydie
novel keren
Bonggiw01
jika kalian menyukai nya... tolong like dan berikan Vote pada buku ini... terimakasih 🙏😁
Kang Iank: udh dong thro 👍👍👍
total 1 replies
fahri Muhammad
lanjut
Da Miri
lanjut lh
Rz
semangat thor, jangan bikin MC sama kaya asta yang penuh kesialan ya thor😂
Kang Iank
itu profilnya asta ya thor??🤭🤭
brrti bner ini inspirasinya dri black clover😃😃😃
ARA ARA: /Facepalm/
total 5 replies
Kang Iank
ahaahaahaa,slh msuk jdinya kn rega 🤣🤣🤣
Ernest T: lnjut thor
total 1 replies
lyks kazzapari
semangat thor.....
Rusydie
mirip black clover, tapi versi lainya hehe
Kang Iank: iya se7,kirain ane doang yg mkir gitu..heheee..
total 2 replies
Kang Iank
keren ceritanya thor,selalu rajin update pokonya ya 👍👍👍
Kang Iank
mantap sih thor...lanjuttt 👍👍👍
Kang Iank
iya bner jg..wkwkwk🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!