Vania Arnelita Adriansyah (Vania) dan Rizky Nugroho sudah menjalani hubungan selama dua tahun kurang lebih.
Rizky selalu menjanjikan pernikahan mewah kepada Vania selama satu tahun ke belakang, akan tetapi selama hampir dua tahun ini janji Rizky seperti menghilang di bawa angin.
"Rizky, ada apa denganmu dan apakah aku punya salah?“ tanya Vania.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ainie1012, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
3. Jogging dan Wisata kuliner
Perasaan Vania pun lega setelah curhat dengan kedua teman-temannya tersebut, sambil bersenda gurau.
Kemudian Vania dan kedua temannya itu janjian akan lari pagi dan kulineran di CFD.
"Guys....besok hari Minggu kita joging yuk, sekalian wisata kuliner...." ajak Gisel kemudian.
"Ke Senayan City?" tanya Vania untuk memastikan.
"Iya, kita ke sana saja, joging sekaligus jajan...." kata Gisel kembali.
"Siap, biar otak tidak stress juga dan biar fresh...." ucap Lisa menimpali.
"Betul tuh...." balas Gisel lagi.
"Berarti kita janjian ketemu di sana saja...." ujar Vania kemudian.
"Setuju....ke bawah yuk, kita cari makanan lagi pula perutku sudah lapar...." lanjut kata Lisa yang mengajak Vania dan Gisel.
Dan mereka bertiga pun menuruni tangga kembali untuk menuju lantai dasar, lebih tepatnya dapur.
"Bunda....bun...." panggil Lisa ke Bundanya.
"Bunda, lagi di taman belakang dekat dapur nak...." balas ibunya Lisa dan Lisa pun akan menghampirinya.
"Kalian tunggu sini, aku mau ke belakang dulu...." sahut Lisa kemudian.
"Jangan lama-lama Lis...." sambung Vania kemudian dan Lisa pun hanya mengangguk saja, kemudian Lisa pun segera menghampiri bundanya yang ada di taman belakang dekat dapur.
Tidak beberapa lama Lisa pun kembali dengan bundanya dari taman belakang.
"Kirain ada apa, ternyata tiga cewek cantik sudah pada kelaparan ya?" tanya bundanya Lisa untuk memastikan.
"Sangat bun, lagi pula ini sudah jamnya makan siang dan kami sangat kelaparan...." jawab Vania kemudian.
"Siap....cantik-cantiknya bunda, bunda mau memasak terlebih dahulu...." kata bundanya Lisa kemudian mulai membuka kulkas dan mengeluarkan apa yang ingin ia masak.
"Bunda, sini Vania bantu...." ucap Vania yang menawarkan dirinya kepada bundanya Lisa.
"Tidak usah sayang, karena ini tugas bunda dan kamu lebih baik duduk saja di sana...." ujar bundanya Lisa yang menolak tawaran dari Vania.
"Tidak apa-apa bunda dan lagi pula Vania sudah terbiasa, kalau di rumah Vania pasti akan membantu mama untuk memasak makanan buat abang dan papa...." lanjut kata Vania kembali yang kekeh mau membantu bundanya Lisa memasak.
Dan mau tidak mau, akhirnya bundanya Lisa hanya bisa membiarkan saja Vania membantunya memasak.
"Vania, tolong goreng kan ayam yang sudah bunda marinasi dengan bumbu lengkuas...." pinta bundanya Lisa kemudian kepada Vania.
"Siap bunda...." balas Vania kemudian dan Vania pun langsung mengambil baskom kecil yang berisi ayam marinasi, kemudian Vania menggorengnya di minyak panas.
"Van, kamu gak takut sama cipratan minyaknya apa?" tanya Lisa kepada Vania.
"Aku sudah biasa menggoreng ayam ataupun ikan, apa lagi kalau lagi di tinggal sendirian di rumah sama mama, papa dan juga abang...." jawab Vania kemudian.
Vania adalah perempuan idaman para laki-laki, sudah pintar memasak dan juga pintar mengurus rumah.
Bahkan mama Gina sengaja tidak menyediakan ART di rumah mereka, itu supaya mengajarkan Vania bisa melakukan pekerjaan rumah dan memasak.
Tidak beberapa lama masakan pun telah matang dan siap untuk di sajikan, bundanya Lisa di bantu oleh Vania memasak ayam goreng lengkuas, sayur sop, tempe dan tahu goreng.
"Saatnya makan besar nih...." kata Gisel yang melihat lauk yang sudah ada di meja makan.
"Makanlah yang banyak, tadi bunda sama Vania sudah masak banyak...." ucap bundanya Lisa kemudian.
"Siap bunda...." balas Gisel kemudian.
"Bunda, ayo kita makan bareng biar enak...." ujar Vania yang mengajak bundanya Lisa.
"Lebih baik kalian dulu yang makan, bunda masih ada kerjaan di taman belakang dan bunda juga lagi nunggu ayahnya Lisa pulang ke rumah...." jelas bundanya Lisa kepada Vania dan Vania hanya mengangguk saja.
Dan pada akhirnya mereka bertiga pun memulai makan siang yang ke siangan, tanpa adanya bunda dan ayahnya Lisa.
ೋ❀❀ೋ═══ ❀ ═══ೋ❀❀ೋ
Keesokan harinya Erwin akan joging di Senayan City bersama Rizal dan kembarannya, lebih tepatnya Edwin Pratama Arcelio.
Mereka berangkat ke Senayan menggunakan mobil dan Rizal sebagai supirnya.
Setibanya di Senayan Rizal pun memikirkan mobilnya dan mereka akan memulai joging kemudian.
Akan tetapi sebelum melakukan joging Erwin, Edwin dan Rizal melakukan pemanasan terlebih dahulu supaya kaki mereka tidak kram.
ೋ❀❀ೋ═══ ❀ ═══ೋ❀❀ೋ
Lisa, Vania dan Gisel mereka janjian bertemu di lokasi dan saat ini Vania sedang berada di perjalanan menuju Senayan menggunakan motor matic kesayangannya.
'Kira-kira, Gisel dan Lisa sudah pada sampai belum ya?' tanya Vania di dalam hati.
Dan tidak beberapa lama Vania pun sampai di area parkiran motor dan ia melihat, ternyata kedua sahabatnya sudah pada datang.
Vania pun memarkirkan motornya di samping motor milik Lisa dan Gisel.
"Sorry telat...." kata Vania kepada keduanya.
"Santai Van, kita juga baru sampai...." ucap Gisel kemudian.
"kita jalan ke dalam yuk...." ajak Lisa pada akhirnya.
Dan mereka pun meninggalkan area parkiran dengan berjalan kaki, ketempat di mana orang-orang sedang berolahraga ataupun jual-beli.
"Sebelum kulineran, seenggaknya kita olahraga dulu Van. buat membakar lemak...." ujar Lisa yang mengingatkan Vania, ketika Vania sudah melihat para penjual makanan kaki lima.
Kemudian Vania hanya melirik sinis Lisa dan Lisa hanya bisa tersenyum di buatnya.
Pada akhirnya ketiga cewek cantik pun pada jajan dari pada melakukan olahraga.
Seperti saat ini Vania sedang berada di penjual nasi kepal kekinian.
"Mbak, nasi kepalnya dua satu ayam suwir pedas daun jeruk yang satunya lagi beef teriyaki...." kata Vania ke penjualnya dan sang penjual pun segera membuatkan pesanan Vania.
Setelah membayar pesanannya tidak jauh dari sana, Vania melihat penjual bakso bakar yang di jual seribuan.
"Bang, bakso bakarnya sepuluh ribu dan tahunya sepuluh ribu...." ucap Vania kemudian.
"Bang aku juga sama kayak dia...." timpal Lisa kemudian yang menunjuk ke arah Vania.
Tidak beberapa lama Gisel menghampiri Vania dan Lisa yang masih berada di penjual bakso bakar, sambil membawa plastik yang berisi tiga cup es jeruk.
"Bang bakso bakarnya saja lima belas ribu...." ujar Gisel kemudian.
"Van, lu beli nasi kepal kekinian dimana?" tanya Gisel kepada Vania.
"Di sana...." jawab Vania sambil menunjuk ke arah seberangnya.
"Aku nitip bakso bakar milikku, ini uangnya...." kata Gisel lagi sambil memberikan pecahan uang lima belas ribuan kepada Vania.
Singkat cerita pesanan mereka sudah jadi dan sudah di bayar.
"Mau beli apa lagi?" tanya Lisa kepada Vania dan Gisel.
"Aku mau mencari penjual telur gulung sama penjual minuman...." ucap Vania kemudian.
"Sepertinya di sana aku melihat penjual telur gulung, kalau untuk minuman kalian tidak usah beli. Soalnya sudah aku belikan...." ujar Gisel kemudian sambil menunjukkan barang bawaannya.
"Thanks Gisel, yuk kita ke sana...." ajak Vania kepada kedua temannya tersebut.
Setelah menemukan apa yang diinginkan Vania dan membelinya dan tidak jauh dari sana Lisa juga membelikan tiga porsi pentol mercon buat mereka bertiga.
"Kita cari tempat buat makan...." sahut Vania yang kembali mengajak Lisa dan Gisel.
Setelah lama mencari akhirnya mereka menemukan sebuah bangku panjang yang bisa mereka tempati dan tidak jauh dari sana ada yang sedang bermain bola.
ೋ❀❀ೋ═══ ❀ ═══ೋ❀❀ೋ
Erwin, Edwin dan Rizal sedang berada di penjual berbagai jenis minuman dan mereka membeli tiga botol air mineral.
"Kita cari tempat istirahat yuk...." ajak Edwin kepada saudaranya dan juga sahabatnya tersebut.
Dan mereka pun berjalan mencari tempat buat mereka beristirahat, setelah mereka melakukan olahraga.
Tidak ada tempat yang kosong akhirnya mereka kembali ke parkiran dan menuju mobil yang di bawa oleh mereka.
"Kita balik ke mobil aja, tidak ada tempat yang kosong...." kata Erwin dan mereka pun menyetujui perkataan dan ajakan Erwin tersebut.
TBC.