Raelynn, Wanita Malang Tuan Logan!

“Apa tidak apa-apa kalau aku meminumnya terlebih dahulu?”

Raelynn yang memang merasa sangat gugup sejak tadi, akhirnya meminta izin untuk meminum segelas air putih yang sudah tersaji di atas meja itu.

“Tentu saja boleh, Sayang. Habiskan saja semuanya, nanti Mamah akan meminta pelayan untuk mengisi gelasnya lagi.”

Sang ibu menjawabnya dengan cepat, dia terlihat sangat senang karena Raelynn dengan mudahnya masuk dalam jebakan mereka dengan sendirinya.

“Kalau begitu aku akan meminumnya sekarang, Mah.”

Raelynn tanpa ragu langsung mengambil segelas air putih yang berada tepat di sebelah gelas winenya. Kemudian, tanpa curiga sama sekali langsung meneguk habis isi di dalamnya.

“Iya, minum saja dan habiskan semuanya. Setelah itu, layani ‘lah Tuan John dengan baik agar kami tidak hidup dalam kemiskinan. Percayalah Raelynn setidaknya kau akan menjadi anak yang cukup berguna dengan melakukan ini.”

Di dalam hatinya Emma tersenyum puas melihat Raelynn yang telah menghabiskan minuman yang sudah mereka masukan obat perangsang di dalamnya.

Baik Risha maupun sang ibu tersenyum puas, karena pekerjaan mereka telah beres dengan mudahnya. Dan tak lama kemudian, mulai tak sadarkan diri karena selain obat perangsang Risha juga memasukan sedikit obat bisu di dalamnya agar Raelynn tidak mudah melarikan diri.

“Yeah, rencana kita berjalan dengan sempurna, Mah! Sekarang Mamah cepat hubungi Papah agar segera membawa Tuan John ke kamar VVIP Nomor 2021. Sementara, aku akan memerintahkan seseorang untuk memindahkan Kak Raelynn ke dalam kamar itu,” ujar Risha yang tampak sangat bahagia melihat kakaknya yang akan dijadikan alat transaksi bisnis oleh orang tuanya sendiri menggantikan dirinya.

“Bagus, cepat kamu pindahkan dia sekarang!”

Emma pun segera menghubungi suaminya untuk memberitahu bahwa Raelynn sudah berada di dalam kamar itu.

Dengan bantuan pegawai hotel, Risha pun berhasil memindahkan tubuh Raelynn ke dalam kamar yang sudah mereka persiapkan itu. Begitu selesai dengan tugasnya, Risha segera menelpon sang ibu untuk datang ke sana dan mengawasi sampai Edwin datang bersama Tuan Jhon.

“Bagaimana, Mah?” tanya Risha begitu melihat kedatangan ibunya.

“Semuanya beres, Tuan John dan Papahmu akan tiba di sini dalam 15 menit lagi.” Sang ibu menjawabnya dengan penuh antusias.

“Baguslah! Bu, bagaimana kalau setelah ini kak Raelynn hamil anaknya Tuan John? Bukankah itu akan berpengaruh lagi pada keluarga kita?”

Risha sedikit penasaran dengan bagaimana nasib Raelynn setelah ini dan apa yang akan dilakukan kedua orang tuanya begitu apa yang dia katakan terjadi.

“Jika dia sampai mengandung anak pria itu, maka terpaksa kita harus menyuruhnya untuk menggugurkannya. Atau paling gampangnya kita usir saja dia dari rumah, setelah transaksi ini selesai.”

Sang ibu langsung menjawabnya tanpa merasa kasihan sedikitpun pada Raelynn yang juga merupakan putri kandungnya. Bagi sang ibu, harta dan sebuah kedudukan adalah segala-galanya didalam hidupnya.

“Jangan salahkan kami, Kak! Salahkan saja takdir hidupmu yang kurang beruntung sudah ditinggalkan oleh Javier untuk kedua kalinya dan sekarang harus dijadikan alat transaksi bisnis.”

Risha berkata dalam hatinya ketika melihat yang tak berdaya dijadikan korban keegoisan dirinya dan juga orang tuanya demi mempertahankan kekayaan dan kekuasaan mereka. Namun, tidak ada rasa kasihan sama sekali, sebab selama ini Risha memang tidak menyukai sang Kakak yang sejak kecil selalu dibanggakan oleh orang tuanya. Dan bahkan sering dibanding-bandingkan dengan dirinya.

Tapi lihat ‘lah sekarang, karena kebodohan Raelynn sendiri yang lebih memilih mengejar cinta sepihaknya. Dia malah berakhir menyinggung keluarga Antonio yang membuatnya menaruh dendam, hingga kedua orang tua mereka harus ikut menanggung beban tersebut sampai berakhir sangat membencinya dan puncaknya dijadikan alat transaksi bisnis untuk mempertahankan kekayaan keluarga.

Tanpa diketahui oleh Risha dan ibunya, Raelynn ternyata masih sadar dan mendengar semua pembicaraan itu. Dia mencubit tubuhnya sendiri sekuat-kuatnya agar bisa mempertahankan kesadarannya. Dan betapa semakin hancurnya hati Raelynn saat mengetahui bahwa keluarganya sendiri menjebaknya hanya demi harta. Keluarga yang seharusnya tempat paling aman untuknya, rupanya adalah neraka sesungguhnya.

“Ya Tuhan, tega sekali mereka melakukan hal ini padaku. Hiks … hiks ….”

Raelynn hanya menangis pedih dalam hatinya. Seakan Tuhan belum ingin berhenti mengujinya dengan kemalangan demi kemalangan yang harus dia terima dalam hidupnya.

“Ayo, kita keluar saja dari sini! Lagian dia tidak akan bisa bangun karena obat itu merupakan obat yang paling kuat di jenisnya.” Sang ibu yang sudah tidak tahan melihat Raelynn, akhirnya mengajak Risha untuk keluar dari kamar itu.

“Mamah yakin bahwa dia benar-benar tidak bisa keluar dari kamar ini?” Risha merasa sedikit ragu dengan perkataan ibunya.

“Mamah sangat yakin tentang itu. Lagian jika dia berhasil bangun, dia tidak bisa pergi jauh dari sini kecuali jika ada yang membantunya.”

Setelah mengatakan itu, sang ibu langsung keluar dari kamar itu dan kemudian disusul oleh Risha karena perkataan sang Ibu memang ada benarnya.

“Tidak! A-a-aku harus keluar dari kamar ini apapun yang terjadi. Aku tidak boleh terus berada disini!” ucap Raelynn lirih sembari berusaha bangun dari posisi tidurnya dengan susah payah.

Raelynn semakin mencubit kuat pinggang, berusaha sekuat tenaga untuk menekan reaksi obat perangsang dan obat bius yang mulai membuatnya hampir kehilangan kesadaran.

Dengan sangat bersusah payah, Raelynn berjalan sampai di depan pintu. Beruntung, pintu kamar itu tidak dikunci oleh Risha dan ibunya, sehingga memudahkannya untuk keluar dari sana. Bahkan tidak ada penjaga satu pun seakan Tuhan kali ini sedang membantunya untuk menyelamatkan diri. Dengan rasa putus asa sembari mempertahankan kesadarannya, Raelynn terus berjalan menuju lift yang menjadi jalan satu-satunya agar dia bisa kabur dari hotel itu.

...****************...

Di sisi lain, Logan dan Gavin baru saja tiba di hotel LC untuk beristirahat terlebih dahulu setelah melakukan penerbangan dengan waktu yang cukup lama. Hotel LC merupakan salah satu asset terbesar miliknya, selain cabang perusahaan yang akan dia resmikan nantinya. Logan bahkan memiliki kamar khusus untuknya di hotel tersebut. Sehingga bisa dikatakan bahwa hotel itu seperti rumah lain untuknya.

Para staff hotel tentu bisa mengenali pemilik dari tempat mereka bekerja. Mereka akan selalu membungkuk memberi hormat setiap kali berpapasan dengan Boss mereka. Sedangkan Logan dengan penuh percaya diri berjalan sembari mendengarkan laporan yang Gavin sampaikan. Bahkan setibanya di depan lift, Gavin masih terus melanjutkan laporan yang belum sempat dia sampaikan hari ini.

“Vin, entah mengapa aku merasa akan terjadi sesuatu?” Kata Logan tiba-tiba.

“Apa? Apakah ada pembunuh bayaran yang sedang mengintai anda di sini?” Gavin seketika memasang mode waspada, memperhatikan sekelilingnya dengan penuh seksama.

Bersambung ….