Lupa ingatan?
Mana mungkin aku mau menerima jika ke dua orang tua ku menyuruh ku untuk menerima kekasih ku sendiri jadi adik angkat ku sekarang.
Baru kemarin diri nya melamar gadis yang akan menjadi adik angkat nya.
" Aku menolak, aku tidak mau jika dia menjadi adik ku" Tolak Wafa menahan kesal.
Halo semua nya, minta dukungan nya ya...biar semangat nulis nya. Thank you.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syari Ba, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
jalan - jalan
Wafa yang tadi nya berjalan di belakang Nisa dan Liam. Memberhentikan langkah nya juga, lalu melihat ke arah yang sedang di lihat oleh dua orang di depan nya ini.
bibir nya terangkat lalu mengembangkan senyuman nya. Wafa berdiri lebih dekat dengan Nisa. Kepala nya ia dekat kan di telinga Nisa lalu ia berkata....
" Dialah orang yang menelepon tadi pagi...." Ucap Wafa berbicara tepat di telinga Nisa, mata nya melihat ke arah Bisma yang baru saja turun dari mobil. Dan tangan nya menunjuk ke arah Bisma.
" Dia kak?" Tanya Nisa.
" Iya,,,Dia...." Jawab Wafa tersenyum.
" Ooohhh...biarkan saja,,,aku tidak akan menyapa nya,,,,mood pagi ku jadi hancur gara - gara dia" Ucap Nisa menggandeng tangan Liam dan menyuruh Liam agar berjalan lebih cepat.
" Permisi....Eh....
Bisma di lewati begitu saja oleh Nisa dan Liam.
Bisma mengerut heran, itu Liam kenapa tidak menyapa nya dulu. Biasa nya juga akan langsung menyapa jika bertemu dengan diri nya. Dan juga wanita tadi siapa?, kenapa langsung pergi melewati nya saja saat diri nya akan berbicara.
Wafa terkekeh melihat Nisa yang begitu saja berjalan melewati Bisma. Seperti nya memang kesal.
Bisma yang mendengar suara orang terkekeh, tidak jauh dari diri nya berdiri, menoleh ke arah orang itu. Ternyata Wafa orang yang diri nya cari yang baru saja terkekeh.
" Woi,,,lu ngetawain gue" Teriak Bisma.
" Di cuekin ya... hahahaha...." Ucap Wafa berjalan mendekati sahabat nya.
" Siapa wanita itu sebenar nya, ngeselin banget" Ucap Bisma ketika Wafa sudah berdiri di dekat nya.
" Menurut Lo?" Wafa mengangkat sebelah alis nya.
Bisma mengingat - ingat wanita tadi. Detik berikut nya, Bisma mengingat sesuatu yang pernah di ceritakan oleh Wafa.
Mulut nya melongo dan mata nya membulat. Bisma ingat soal kekasih Wafa yang akan menjadi adik angkat nya. Apakah tadi wanita yang di maksud Wafa.
" Ooohhh...gue inget,,,itu adik angkat Lo ya,,,cantik juga,,,kayak nya cocok kalau sama gue" Ucap Bisma dan langsung mendapatkan tatapan tajam oleh Wafa.
Seketika bulu kuduk Bisma berdiri.
" Bercanda....oh ya, tapi kenapa sikap nya sama gue kaya gitu,,,buka nya kenalan atau apa baru pertama kali bertemu,,,tapi malah langsung pergi gitu aja" Ucap Bisma berdecak .
" Emang nya dia mau kenalan sama cowok nyebelin kaya Lo,..." Ucap Bisma teringat lagi satu kejadian tadi
" Ya mesti nya mau...eh...
Bisma ingat satu kejadian tadi pagi di telepon.
" Gue inget,,,,tadi pagi yang akan telpon dari gue wanita itu kan" Ucap Bisma.
" Tuh Lo tau,,,,,udahlah gue mau masuk di sini panas"
Wafa berjalan pergi meninggalkan Bisma tanpa mempersilahkan sahabat nya itu masuk ke dalam rumah terlebih dahulu.
" Woy tungguin gue,,,Lo ini buruan siap - siap....gue nyusulin Lo biar nggak nglayap sebelum rapat selesai " Ucap Bisma menyusul Wafa yang pergi meninggal kan nya begitu saja.
" Berisik" Ternyata memang benar, bikin kesal saja orang ini.
Pukul delapan kurang lima belas menit, Wafa pamit akan berangkat ke kantor.
Tapi sebelum nya, sudah menyuruh Nisa untuk mengemas pakaian untuk di bawa nanti, sekalian pakaian Liam juga. Untuk pakaian milik nya sudah ia kemas, jadi tidak perlu minta tolong Nisa untuk mengemas nya juga.
" Mah,,,Wafa berangkat ke kantor dulu" Teriak Wafa karena Mama nya tidak di satu ruangan dengan diri nya.
" Tan,,,Bisma juga pamit" Teriak Bisma juga.
" iya,,,kalian berdua hati - hati" Jawab Mama Zahra juga berteriak.
Mobil melaju pergi meninggal kan pekarangan rumah keluarga Neeson.
Seperti yang di katakan oleh Wafa tadi, Nisa segera mengemas pakaian dan beberapa keperluan lain nya. Begitupun dengan milik Liam. Karena satu jam lagi Wafa akan kembali ke rumah untuk menjemput diri nya dan juga Liam.
tok....tok...tok...
Mama Zahra mengetuk pintu kamar Nisa yang terbuka.
Nisa menoleh melihat mama nya yang tersenyum.
" Masuk Mah" Suruh Nisa.
Masuklah Mama Zahra ke dalam.
" Lagi siap - siap ya?,,,emang mau di ajak ke mana sih sama Wafa?" Tanya Mama Zahra penasaran.
" Aku juga nggak tau Mah,,,Kak Wafa belum memberitahu ku" Jawab Nisa.
" Jalan - jalan..." Teriak Liam tiba - tiba datang.
" Jalan - jalan?,,,ke mana" Tanya Lagi Mama Zahra gantian pada cucu nya.
" Liam nggak tau,,,Papi bilang mau ajak kita berdua buat jalan - jalan, agar ingatan Mami kembali" Jelas Liam.
Sesampainya di kantor,rapat segera di mulai. Wafa ingin segera menyelesaikan nya dan segera pergi bersama Nisa.
satu jam kemudian...
" Baiklah rapat kita akhiri sampai di sini,,,, kesepakatan kita sudah di setujui oleh semua nya,,,mulai hari ini kita sudah saling bekerja sama" Ucap Wafa profesional menjabat tangan Klien nya.
Keluarlah semua orang dari dalam ruang rapat.
Begitupun Wafa dan Bisma juga.
" Urus semua nya di sini,,,jika urusan ku sudah selesai sebelum setengah bulan aku akan segera kembali" Ucap Wafa memberikan berkas di tangan nya kepada Bisma.
" Baik" Jawab Bisma mengerti.
Wafa segera melajukan mobil nya menuju rumah.
Saat berangkat tadi, meskipun Bisma menjemput nya, akan tetapi Wafa mengendarai mobil nya sendiri.
Wafa turun dari mobil setelah sampai rumah.
Nisa dan Liam sudah menunggu di ruang tamu lengkap dengan tiga koper.
" Sudah siap?" Tanya Wafa ketika masuk ke dalam.
" Sudah" Jawab Nisa dan Liam kompak.
" Mah kita bertiga berangkat dulu" Pamit Wafa.
" Hati - hati di jalan" Nasehat Mama Zahra.
" iya" Jawab Wafa.
" Nis, jangan lupa telpon Mama kalau sudah sampai"
Nisa mengangguk kan kepala nya tanda mengikuti. Mereka bertiga pun segera berangkat setelah koper sudah masuk semua ke dalam bagasi mobil.
Klakson mobil berbunyi ketika mobil meninggal kan pekarangan rumah.
" Sebenar nya kita mau pergi ke mana sih kak?" Tanya Nisa.
" Ke suatu tempat, jika aku beritahu pun kamu juga tidak akan mengetahui nya" Jawab Wafa.
" Liam,,mau makan cemilan?" Tawar Wafa.
" Oh iya Pi,,aku lupa tadi mau membawa dari rumah" Ucap Liam.
" Papi sudah belikan, itu ambil di belakang,,,bisa???"
" Bisa Pi..." Jawab Liam mengambil sekantong cemilan yang tadi di beli Wafa saat akan pulang ke rumah.
Liam memilih cemilan di dalam kresek, lalu ia berikan salah satu nya pada Nisa.
" Ini untuk Mami" Ucap Liam mengulurkan tangan memberikan cemilan pada Nisa.
" Terima kasih" Ucap Nisa tersenyum.
" Sama - sama Mami" Jawab Liam.
Nisa membuka cemilan nya lalu mengambil satu makanan nya.
" kak, mau...?" Tawar Nisa menyodorkan satu makanan tadi di dekat mulut Wafa.