NovelToon NovelToon
Benih Ayah Mertua

Benih Ayah Mertua

Status: tamat
Genre:Anak Haram Sang Istri / Tamat
Popularitas:997k
Nilai: 4.6
Nama Author: Momoy Dandelion

Rima selalu disudutkan keluarga mertua karena belum juga hamil setelah menikah 4 tahun dengan Arjun. Dari hasil pemeriksaan, ternyata yang bermasalah bukanlah dirinya, melainkan sang suami. Arjun tak dapat memiliki keturunan.

Rasa cintanya yang besar terhadap suami dan tidak tega melihat Arjun sedih membuat Rima ragu mengatakan kebenarannya. Tanpa sengaja sang ayah mertua mengetahui kenyataan itu. Memiliki ketertarikan pada Rima sejak lama, membuat ide licik Sandi bermain. Berkedok rasa simpati, ia membujuk Rima untuk melakukan hubungan terlarang dengannya agar bisa hamil. Ia berjanji akan merahasiakan segalanya dari keluarga.

Kebimbangan telah membutakan mata Rima. Ia menerima tawaran sang ayah mertua dan melakukan hubungan terlarang dengannya. Satu bulan kemudian, Rima dinyatakan hamil. Ia mengandung benih ayah mertuanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Momoy Dandelion, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3: Baby Shower

Perut Rima kian hari kian membesar. Janin di dalam perutnya tumbuh dengan sehat. Ia melewati masa kehamilannya dengan curahan kasih sayang yang banyak dari semua orang. Mereka menganggap dirinya sebagai pembawa keberuntungan, calon ibu yang akan melahirkan penerus keluarga Wibowo.

"Sayang, apa kamu sudah siap?" tanya Arjun.

Rima yang telah merias diri dengan dress warna baby pink itu mengulaskan senyuman termanisnya. Di mata Arjun, Rima kelihatan semakin mempesona saat hamil. Wanita itu terlihat cantik dengan perut yang semakin membuncit.

Arjun menuntun Rima secara perlahan menuruni satu per satu anak tangga di rumah mereka.

"Mama bilang nanti akan memindahkan kamar kita ke lantai bawah, Sayang," kata Arjun.

Rima memasang wajah cemberut. Ia tak suka dengan rencana itu. Apalagi kamar mereka nantinya berdekatan dengan mamar mertuanya di lantai bawah. Ia lebih nyaman berada di kamar atas. Setidaknya ia bisa menghindari bertemu dengan ayah mertuanya.

"Tidak usah, Mas. Aku suka di atas," tolak Rima.

"Pokoknya kamu tidak bisa menolak, Sayang. Perutmu sudah semakin besar, nanti kamu kelelahan naik turun tangga. Lagipula, nanti kalau anak kita sudah lahir, biar gantian dirawat oleh Mama. Dia bahagia sekali sebentar lagi akan menjadi nenek."

Mendengar ucapan Arjun, Rima menangis di dalam batinnya. Ia telah berbohong dan mengkhianati semua orang namun mendapatkan perlakuan yang sangat istimewa.

"Pelan-pelan, Sayang."

Arjun membantu Rima naik ke atas mobil. Ia mengikatkan sehelai kain pada mata Rima agar istrinya tidak tahu kemana ia akan membawanya. Di usia kehamilan tujuh bulan ini, rencananya Arjun ingin memberikan kejutan kepada Rima.

Sesampainya di suatu tempat, Rima diajak turun dari mobil. Ia dibawa ke sebuah villa yang terdapat di tepi laut.

"Satu ... Dua ... Tiga ... Kejutan!" Arjun membuka penutup mata Rima.

Rima terkejut sampai tak bisa berkata-kata melihat kejutan yang disiapkan untuknya. Keluarga besar suaminya telah. Berkumpul di sana menyambut dirinya. Villa pribadi milik keluarga Arjun disulap menjadi tempat pesta dengan dekorasi yang didominasi oleh sentuhan warna biru dan merah muda.

"Oh, ini lucu sekali ... Siapa yang membuat kejutan ini," guman Rima sembari melihat balon-balon yang memenuhi langit-langit rumah. Ia seperti akan melakukan acara ulang tahun.

"Siapa lagi kalau bukan Ibu Mertuamu, dia yang paling cerewet waktu kami bilang ingin membuatkan acara baby shower untukmu," kata Tante Gina.

"Benar sekali, Rima. Padahal kamu yang sedang hamil, tapi Suni yang paling heboh mempersiapkannya." Tante Sania menambahi.

"Dia bahkan sudah membelikan semua perlengkapan untuk calon anakmu. Lihat saja nanti, waktu kamu pulang ke rumah, kamarmu pasti sudah berubah!" sambung Gina.

"Heh! Kenapa kalian jadi membocorkan rencanaku?" protes Suni. "Rima, ayo ikut Mama," ajaknya. Suni menggandeng tangan Rima dan mengajaknya duduk di sofa.

Rima merasa kurang nyaman. Di sana ada Sandi yang seperti biasa selalu memperhatikannya dengan tatapan mesvm. Selama ada lelaki itu di dekatnya, ia merasa tak bisa bernapas dengan bebas.

"Sepertinya cucuku tumbuh dengan baik di dalam sana." Suni mengelus perut Rima dengan lembut. Wanita itu mendekatkan telinganya di sana, berharap bisa mendengarkan detak jantung calon cucunya.

"Halo, Sayang ... Cepatlah lahir, Nenek sudah tidak sabar menantikan kelahiranmu," ucap Suni.

Suni selalu membanggakan calon cucu pertamanya itu di hadapan keluarga, sahabat, dan rekan bisnisnya. "Aduh aduh aduh ... Aku merasakan gerakannya. Dia mendengar suaraku!" serunya kegirangan.

Tante Gina dan Tante Sania turut tertawa melihat tingkah Suni yang lucu. Wanita paruh baya yang biasanya serius itu tiba-tiba bisa menjadi sangat lembut.

Rima hanya bisa tersenyum. Ia masih mengingat perlakuan ibu mertua sebelumnya. Ia hampir dibuang dari rumah itu karena tak kunjung hamil. Ibu mertuanya juga sering mempengaruhi Arjun agar menikah lagi. Hal semacam itu yang terkadang membuat ia tak menyesal telah tidur dengan ayah mertuanya sendiri.

"Rima, ayo pecah balon dulu!" ajak Arjun.

Ia meraih tangan istrinya, membawa Rima menuju ke ruang tengah tempat acara utama gender reveal akan segera dilaksanakan. Ia berdiri bersama Rima di tengah-tengah, di antara anggota keluarga yang lain.

Pembawa acara memandu jalannya acara baby shower mereka. Keduanya melakukan acara potong kue lalu saling menyuapi seperti acara ulang tahun. Lalu, mereka mendapatkan sebuah balon besar yang harus dipecahkan untuk mengetahui kejutan di dalamnya mengenai jenis kelamin calon anak mereka.

"Satu ... Dua ... Tiga ....!"

Dor!

Balon besar itu meletus. Potongan kertas-kertas kecil dan balon berwarna biru keluar dari dalam balon yang meletus itu. Keduanya saling berpelukan kegirangan mengetahui calon anak mereka nantinya adalah laki-laki.

"Oh, selamat, ya ... Aku sudah yakin kalau bayinya pasti laki-laki. Mudah-mudahan tampan dan pintar seperti Arjun!" kata Tante Gina kegirangan.

"Anak pertama memang lebih baik laki-laki supaya nanti bisa melindungi adiknya," ujar Om Ramli.

"Nanti tinggal nambah anak perempuan supaya jadi lengkap," sahut Om Dion.

"Satu saja belum lahir kalian sudah meributkan anak kedua. Hahaha ...." Sandi ikut menyambung pembicaraan.

Lagi, Rima kembali merasa terancam. Ia tak bisa berkutik ketika Sandi ada di dekatnya.

"Kak Sandi sendiri dan Kak Suni tidak mau menambah anak?" tanya Om Dion.

"Apa kamu sudah gila, Dion? Sebentar lagi aku akan jadi nenek dan kamu menyuruhku untuk hamil?" kesal Suni.

"Hahaha ... Siapa tahu Kakak kesepian karena anak hanya satu. Apalagi Arjun juga sudah sibuk dengan keluarganya sendiri. Tambah saja lagi. Sandi masih kuat, kan?" ledek Dion.

Sekilas Sandi melirik nakal ke arah Rima namun wanita itu menghindari pandangannya.

"Bagaimana, Suni? Apa menurutmu aku masih kuat untuk membuat anak?" tanya Sandi.

"Oh. Ayolah, kenapa kamu jadi mengurusi candaan gila adikku. Kita ini sudah tua dan mau punya cucu. Kalau kurang kerjaan, kita bisa ikut mengasuh cucu, untuk apa susah-sudah hamil sendiri. Biar Arjun dan Rima yang menambah keturunan saja," ujar Suni.

"Kakakmu menolak, Dion. Jadi aku tidak bisa membuktikan kemampuanku," kata Sandi.

"Sudah, hentikan pembahasan ini. Kita semua calon kakek dan nenek kenapa malah membahas hal yang aneh-aneh. Untung anak-anak sedang main di luar," tegur Om Ramli.

"Sayang, kenapa kamu jadi orang terlalu kaku? Ini bagus sekali untuk mempererat kekeluargaan di antara kita. Biar calon anak Rima juga tahu kalau kakek neneknya sebanyak ini," sahut Gina.

Acara baby shower berjalan dengan sukses. Setelah acara, Arjun, Rima, Suni, dan Sandi memutuskan untuk menginap semalam di villa mengingat rumah mereka ada sedikit renovasi. Sementara anggota keluarga yang lain pulang ke rumah masing-masing.

🤎🤎🤎

1
Wiwik Rusmita
Luar biasa
Amilia Indriyanti
bulshit
Amilia Indriyanti
pegawai wanita karir kok goblog. tapi ya mungkin dia menikmati si sebenernya
Amilia Indriyanti
goblogke renoreno
Nining Moo
malas deh sama rima
Retno Ardhani
keselku ama rima,pembohong
jujur lebih bsik
Ely
Luar biasa
Rama Rame
akhir yang membagongkan
Muliati Muliati
Kecewa
Muliati Muliati
Biasa
Dawam Lee
yang bikin novel ini anjing.......pezina berakhir bahagia itu tidak masuk akal......
Intan Risma Wandy
gk tlaten suwi" pancet ngene'ae
Momoy Dandelion: sabar, kak ... 😆
total 1 replies
Intan Risma Wandy
hadehhhh thorrrr gregettt suwi"
Intan Risma Wandy
lhaaaaa konagan thooooo
Intan Risma Wandy
gregettt sama Rima....... hadeh thorrr
Intan Risma Wandy
Bln depan Rima pasti hamidun lgi thorrrr
Intan Risma Wandy
Gedek sama si Rima malah ketagihan goyangan. mertuane gk berani jujur sama suami
Lella Tunnur
Luar biasa
s e n j a✨
mampir juga kakak..
diriku adalah masa depanku
by Namira althaf. 💐💐
Dewi Rez
ya Alloh mulia sekali ya Arjun....baru Nemu laki2 kaya Arjun yg hati nya sangat mulia....jdi terharu.....makasih ya Thor...
George Lovink: Betul,jijik tuh baca...ada wanita menjijikan kek Rima dan Arjun lelaki bodoh...pas tuh bersanding
Thoriq Thohir: jangan nyebut nama Alloh deh buk hanya untuk mewajarkan perilaku zinah, semoga ibu nggak hamil ama mertua juga yah✌🧠💩
total 4 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!