NovelToon NovelToon
100 Hari Mengejar Cinta Suami

100 Hari Mengejar Cinta Suami

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Pengantin Pengganti / Nikah Kontrak
Popularitas:36.7k
Nilai: 5
Nama Author: Nopani Dwi Ari

Zahira terpaksa menerima permintaan pernikahan yang diadakan oleh majikannya. Karena calon mempelai wanitanya kabur di saat pesta digelar, sehingga Zahira harus menggantikan posisinya.

Setelah resepsi, Neil menyerahkan surat perjanjian yang menyatakan bahwa mereka akan menjadi suami istri selama 100 hari.

Selama itu, Zahira harus berpikir bagaimana caranya agar Neil jatuh cinta padanya, karena dia mengetahui rencana jahat mantan kekasih Neil untuk mendekati Neil.

Zahira melakukan berbagai cara untuk membuat Neil jatuh cinta, tetapi tampaknya semua usahanya berakhir sia-sia.

Bagaimana kelanjutan kisahnya? Ikuti terus cerita "100 Hari Mengejar Cinta Suami" tentang Zahira dan Neil, putra kedua dari Melinda dan Axel Johnson.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nopani Dwi Ari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab.3

Karena tak ada kegiatan lain, Zahira hanya menonton televisi saja. Beruntung televisi milik Neil sudah termasuk televisi pintar jadi dia bisa menonton Drama kesukaannya. 

Dulu saat dia bekerja menjadi pelayan di rumah Neil, dia akan menonton hanya waktu senggang bersama teman pelayan yang lain, jika sekarang dia bebas melakukan apapun yang dia mau.

"Lapar," keluhnya, beranjak dari duduknya dan berjalan menuju dapur.

Zahira memutuskan untuk memasak makan siang sendiri di dapur apartemen Neil. Dia membuka kulkas dan menemukan berbagai bahan makanan yang segar dan berkualitas.

Zahira cukup tahu, bahwa Neil, Nathan dan Axel mereka jago memasak. Jadi tak heran, jika isi kulkas milik Neil selalu penuh. Karena Neil sendiri menyukai makanan rumahan, dibandingkan makanan dari luar.

Dengan keahlian memasak yang dipelajari sebelumnya, Zahira mulai menyiapkan bahan-bahan untuk membuat hidangan yang lezat.

Dia memasak nasi dan menyiapkan beef slice, sayuran, dan telur dengan cara yang rapi dan terstruktur. 

Bau masakan yang lezat mulai menyebar di dapur, membuat Zahira merasa lapar dan bersemangat untuk mencicipi hasil masakannya.

Sambil menunggu makanan matang, Zahira memikirkan tentang kehidupan barunya sebagai istri Neil. 

Dia merasa bahwa memiliki keleluasaan untuk melakukan apa yang dia mau, di apartemen yang mewah ini adalah sebuah kemewahan yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya.

Setelah makanan selesai dimasak, Zahira menyajikannya di atas piring dengan sentuhan yang rapi. 

Dia merasa puas dengan hasilnya dan tidak sabar untuk menikmatinya. Dengan senyum yang lebar, Zahira duduk di meja makan dan mulai menyantap makan siangnya yang lezat.

******

Sementara itu, di cafe milik Neil. Dia masih memerintahkan semua mata-mata untuk mencari Livia.

"Bagaimana perkembangan pencarian, Livia?" tanya Neil pada Erik, asistennya.

"Masih belum ada perkembangan apa pun, Tuan. Mata-mata kita masih terus mencari," jawab Erik.

Neil menghembuskan napasnya dengan kasar dan memejamkan mata, mengingat kenangan bersama Livia. 

"Terus lakukan pencarian," titahnya.

"Baik, Tuan. Tapi apa Anda tidak ingin pergi ke perusahaan?" tanya Erik.

"Tidak, di sana ada Nathan. Biar dia yang urus semua. Aku ingin mandiri mendirikan usaha sendiri," jelas Neil.

Erik mengangguk dan pamit keluar dari ruangan Neil. 

"Baik, Tuan." Balas Erik.

Setelah Erik pergi, Neil masih duduk termenung, memikirkan tentang Livia dan keinginannya untuk menemukan kembali kekasihnya yang hilang.

Sementara itu, Erik berjalan keluar dari ruangan Neil dengan menghembuskan nafasnya dengan sepenuh dada.

“Si bos memang keras kepala. Tapi aku tidak bisa berhenti bekerja karena gaji yang lumayan besar. Sabar, Erik. Demi tabungan biar cepat menikah.” Gumamnya, dia tahu mencari pekerjaan sangat sulit di zaman sekarang.

****

"Mommy," panggil Belvana.

"Ana, kok kamu disini sih? Bukannya kamu harus, kuliah?" tanya Melinda.

Belvana hanya tersenyum tipis, dia duduk di dekat sang Ibu. Dan mengintip aktifitas yang dilakukan Melinda.

"Mom, aku dengar dari Erik. Kak Neil dan Zahira ada di apartemen loh!" beritahu Belvana, Erik memang selalu memberi pesan tentang Neil pada Belvana.

“Kakak, Ana. Kakak, Zahira adalah Kakak iparmu.” 

“Iya, iya. Maaf,” balas Ana.

"Oh ya, masa sih mereka sudah pulang? Bukannya mereka tiga hari di hotel?"

"Iya, kalo Mommy gak percaya. Ayo kita datang ke apartemen Kak Neil, gimana?" tanya Belvana.

"Ya sudah, ayo." Ajak Melinda.

Belvana dan Melinda bersiap-siap, untuk mengunjungi apartemen Neil tanpa pemberitahuan. Tak lama kedua wanita beda generasi tersebut, menggunakan mobil menuju apartemen milik Neil.

Dengan menempuh perjalanan kurang lebih tiga puluh menit, Melinda dan Belvana sudah tiba di apartemen milik sang kakak.

"Mom, harusnya aku punya juga apartemen disini!" protes Ana.

"Daddy, gak akan izinkan kamu sayang. Mana tega dia buat kamu tinggal sendiri," jelas Melinda, membuat Ana mencebik.

Tak membutuhkan waktu lama, mereka sudah tiba di depan unit milik Neil. Dengan menekan bel, Ana dan Melinda dengan sabar menunggu pintu terbuka.

"Mo-mommy," ucap Zahira terkejut, pasalnya dia baru saja selesai makan. Dan sedang bersantai hampir tertidur.

"Zahira, apa kabar?" tanya Melinda langsung memeluk sang menantu yang masih saja canggung.

"Baik mom, mommy apa kabar? Mari masuk," ajaknya pada Melinda dan Belvana.

Saat pertama masuk, Belvana mencium aroma masakan yang menggugah selera. Dia tahu, itu masakan Zahira karena hampir setiap hari dia memakan masakan Zahira.

"Kamu habis masak, ka?" tanya Ana.

"Iya, Belvana."

"Panggil aku Ana ka, kepanjangan kalo Belvana." Kekeh Ana.

"Baiklah," ujar Zahira tersenyum lebar.

"Mommy dan Ana, mau makan? Biar aku siapkan," kata Zahira.

"Boleh, kamu masak apa?" tanya Melinda, walau makan siang masih lama tapi siapa yang bisa menolak masakan Zahira.

"Tumis beef, capcay sama telur dadar mom." Sahut Zahira, dia menyiapkan piring dan juga nasi untuk ibu mertua dan adik iparnya.

"Kenapa ka Neil, gak ajak ka Zahira tinggal di rumah?" tanya Ana, dia mulai menyantap makanannya.

"Kita ingin mandiri," jawab Zahira, berharap mereka percaya.

"Itu bagus. Tapi, jika ada masalah. Tolong cerita pada mommy oke!" ujar Melinda.

"Iya mom," balas Zahira.

Siang itu Melinda dan Belvana menghabiskan waktu di apartemen milik Neil, bahkan saat sore tiba. Melinda meminta sang suami dan putra sulungnya datang ke apartemen Neil untuk makan malam bersama. 

Zahira di bantu Melinda, memasak makan malam. Melinda juga, memerintahkan Ana untuk belajar memasak.

"Engga Mommy, aku nanti saja belajarnya." Tolak Ana mencari alasan.

"Kapan, kalo kamu nikah, begitu?" omel Melinda.

"Bisa-bisa, suamimu kelaparan makan diluar." Ketus Melinda, membuat Zahira terkekeh.

"Turuti apa kata Mommy mu, sayang." Sahut Axel, membuat Ana cemberut.

“Daddy gak sayang aku.” Kesal Ana.

Dengan terpaksa Ana pun membantu Melinda dan Zahira memasak, walau dengan wajah masam.

Sementara itu.

"Tuan, apa anda tak ingin pulang? Ini sudah waktunya pulang," kata Erik.

"Kalo kamu ingin pulang, pulang saja Erik!" sela Neil, tanpa menatap sang asisten.

Erik menelan ludah dengan gugup, Neil semenjak di tinggal Livia menjadi lebih dingin saja.

"Kenapa masih, berdiri?" tanya Neil, yang melihat Erik diam saja.

"Saya permisi," jawab Erik, dengan cepat dia keluar dari ruangan Neil.

****

Sementara itu di villa pribadi, Livia menatap tajam lelaki berkebangsaan India. Deburan ombak yang terdengar dari luar, menambah ketegangan antara mereka.

"Apa maumu, hah!" bentak Livia.

"Anak, aku mau anak yang ada dalam kandunganmu." Jawabnya dengan santai.

"Tidak, aku tidak akan pernah memberikannya pada mu." 

"Dan anak ini, bukan anakmu." Ucap Livia dengan tegas.

Miller tersenyum miring, dia tak akan percaya dengan ucapan Livia. Dia masih ingat wajah gadis, yang melakukan one night stand dengannya. Dan Miller yakin, bahwa anak yang dikandung Livia adalah anaknya.

"Baiklah, kita akan buktikan dengan tes DNA. Jika usia kandungan mu sudah memasuki usia empat bulan kita melakukan tes, dan tinggal satu bulan lagi." Papar Miller pada Livia.

Lalu tanpa kata, dia meninggalkan Livia dan menguncinya dari luar.

"Sialan, kurang ajar! Lepaskan aku bodoh," pekik Livia dengan kesal.

"Neil." Isak Livia.

Livia menerawang menatap langit-langit kamar dengan kosong. Masih di ingat dengan jelas, dia yang memakai gaun pengantin. 

Namun, saat akan keluar dari kamar hotel di culik dan berakhir di sebuah pantai. Yang jarang sekali orang, menurut pelayan pantai ini. Pantai pribadi, milik Miller khan.

Kini tekadnya sangat kuat, untuk keluar dari pantai tersebut. Dia ingin menemui Neil, dan menjadikan ayah untuk anaknya. 

"Aku hanya ingin Neil, yang menjadi ayah anakku. Bukan yang lain, jika bersama dengan Neil. Aku yakin masa depan anakku akan terjamin." Ucap Livia dengan tersenyum miring.

Sekarang dia akan menjadi gadis yang patuh, agar Miller membawanya jalan-jalan ke kota besar sesekali. Dan di saat ada kesempatan, dia akan kabur dari Miller dan meminta perlindungan dari Neil.

"Neil, tunggu aku. Aku akan kembali ke sisimu." Livia tersenyum dengan miring.

Bersambung ...

1
Azahra Rahma
Aylia sama Julian aja
ollyooliver🍌🥒🍆
sebenarnya sangat mudah memneritahukan neil kelakuan livia dengan cara medapatkan bukti" entah vido atau foto yg didapatkan semua orng yg percaya livia itu licik. tapi namanya novel ..kadang mau dibilang gak masuk akal tapi ya ..ya itu namanya novel selali ada diluar bmkg
AriNovani: harus pake mata sendiri
AriNovani: Haha iya ya, kelihatannya gampang tinggal kasih bukti. Tapi ada lho orang yang harus kena dulu baru percaya kayak si Neil. Kadang tuh bukan gak masuk akal, tapi karakternya memang dibikin kompleks, biar makin kerasa emosinya 😄
total 2 replies
Siti M Akil
huh giliran ana pergi baru ngomong 😌
Epi Widayanti
🥲🥲
Mochi 🐣
Ana pulang An ...
mur:ciyuah
ouhor nackalllll....diumpetin dimana coba ana...ampe smua kluarga nggak ada yg tau....apa ana diumpetin didalm pembalut wanita ya....biar nggk kedeteksi kluarga besar...🤭🤭🤭🤭🤭
AriNovani: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
Mochi 🐣
jangan lama-lama di umpetinnya 😄
mur:ciyuah
kemana km ana....aku menunggu mu...pulang...adalah jln terbaik n kkuarga adalah obat yg terbaik buat semua lukamu...
mur:ciyuah
inilah akibatnya....pebuatan masa lalu.entah ibu ayah.nenek.bahkan nenek buyut .kita.bahkan nenek moyang kita masa lalu...bisa meninggalkan cerita buat anak cucu dimasa depan .entah cerita baik atau buruk...kita sebagai generasi penerus harus bisa nerima smuanya....
Hepi Juni
👍👍👍👍
Virna Vaina Voona
👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
Azahra Rahma
ternyata ada manfaatnya juga duo cewek berisik
Azahra Rahma
neil kata²mu sadis bgt
Azahra Rahma
neil antara cinta atau bodoh
Azahra Rahma
terjebak tp menikmati si Livia
Azahra Rahma
kalau keluar dari hotel bukan check in Thor,,tapi check out
I Love you,
saking lama aku jdi lpa jalur masa aku flsbek lgi../Sob/
AriNovani: 🙈🙈😂😂😂
total 1 replies
Siti M Akil
ayo Ethan kamu harus tegas pilih siapa nnti saya jitak loh 😅
mur:ciyuah
aku penasaran apa yg terjadi dikmar mandi ana ethan ...kok sampai beli celana bahan segala....
AriNovani: Kan ketumpahan air celana ethan
total 1 replies
Siti M Akil
ngomong atuh anak orang jngan d mainin
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!