Brian Kurnia adalah laki laki dari keluarga miskin yang sedang mengambil kuliah disalah satu universitas kedokteran di kota jasin. Karena kebutuhan mendesak untuk membayar pengobatan ibunya, dia nekat melakukan rekaya kecelakaan dijalan raya. Namun naasnya dia bertemu pengendara yang salah, alih alih menginjak rem pengendara itu malah menginjak gas dalam dalam sambil menutup mata dengan kedua tangannya. dengan perasaan menyesal Brian tertabrak mobil tersebut dengan kencang. Setelah Brian ditabrak, dia tidak sadarkan diri dan dalam alam bawah sadarnya dia mendapatkan sebuah warisan jurus medis kuno. Setelah mendapatkan warisan itu dia mengetahui segala hal mengenai semua jenis ilmu pengobatan dan jurus bela diri yang luar biasa dan berhasil membuat banyak wanita suka kepada nya. Dalam perjalanannya Brian berhasil membuat namanya menjadi dikenal diseluruh dunia dengan kemampuan pengobatan dan ilmu beladirinya yang hebat. sampai suatu ketika terjadi invasi dari alam lain
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RivaniRian21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mantan Pacar Yang Mata Duitan
Brian menutup panggilan teleponnya, setelah termanung sejenak, dia mentertawakan dirinya sendiri.
Dia selalu menganggap cinta mereka adalah cinta yang suci tanpa cacat, yang tidak akan tercemar oleh hal hal yang bersifat materi, tapi tidak disangka akan beginilah akhirnya.
Yang paling membuat lucu, Lancy memutuskannya karena uang, sebagai seorang penerus Akademi Pengobatan Kuno, tidak mungkin akan dia akan kekurangan uang, dia bahkan bisa menghasilka uang hanya dalam hitungan menit.
Dia mengeluarkan dua lembar cek yang bernilai satu miliar dari kantong sakunya, satu untuk ibunya dan satu lagi untuk Lancy, tapi sekarang sepertinya cek untuk Lancy tidak lagi dibutuhkan.
Sekarang dia sudah menerima dan bersyukur karena bisa lebih cepat menyadari watak asli wanita mata duitan itu, dari pada tidak mengetahuinya sama sekali.
Dia merasa lebih lega sekarang, lalu mengeluarkan peralatan dapur yang dia beli untuk memurnikan pil obat fondasi dasar.
Memurnikan pil menggunakan peralatan dapur sangat berbeda dibandingkan saat menggunakan tunggku obat, tapi untung saja pil fondasi dasar bukanlah pil tingkat tinggi, jadi bisa dibuat dengan cara seperti ini.
Dua jam kemudian, tiga butir pil fondasi dasar hitam sudah berada di tangannya, meskipun pil itu tidak semulus dari hasil pemurnian tungku obat, tapi khasiatnya tidak jauh berbeda.
Dia mengambil satu butir pil dan menelannya dan mulai mengaktifkan reiki universal.
Pil itu sangat mudah dicerna, dia segera merasakan diafragmanya mulai memanas seperti air mendidih.
Reikinya semakin tebal dan kuat dan terus menembus semua meridian dalam tubuhnya. Di bawah bimbingan kesadaran spiritual Brian, reikinya melonjak seperti sungai Jabel yang mengalir melalui anggota badan dan pembuluh darahnya.
Sampai dia merasa tidak bisa bertahan lagi, tiba tiba tekanan berkurang dan setetes air muncul di diafragmanya.
Kesadaran spiritual Brian melihat dengan jelas perubahan yang terjadi dalam diafragmanya, reiki yang berubah dari gas menjadi cairan, ini adalah ciri ciri dari fondasi dasar, yang artinya sekarang dia sudah berhasil memasuki tahap fondasi dasar.
Saat ini reiki yang melonjak dalam tubuhnya sudah berhasil dimurnikan lalu betambah lagi tiga tetes reiki dalam diafragmanya.
Setelah beberapa saat, Brian membuka matanya perlahan, dia bisa merasakan kekuatannya meningkat sepuluh kali lipat dibandingkan dengan kultivasi periode pemurnian reiki dia sebelumnya.
Kesadaran Spiritualnya pun meningkat banyak, dari 2 meter meningkat hingga 5 meter, dia bahkan bisa melihat dengan jelas apa yang terjadi di kamar sebelah.
Dia pergi ke kamar mandi untuk mandi, melihat waktunya sudah dekat, dia meninggalkan hotel dan pergi ke bank untuk menukar dua lembar cek menjadi uang tunai dan menyimpannya di dalam kartu ATM, lalu bergegas menuju Restoran Jasin yang disebutkan oleh Celine.
Keluarga Dorman sangat berpengalaman dalam industri makanan dan minuman, Restoran Jasin yang baru selesai dibangun itu dengan cepat menjadi tempat terkenal di Kota Jasin.
Seluruh restoran menggunakan gaya bengunan retro, bangunan ituu terlihat megah, tidak berlebihan tapi terlihat sangat mewah.
Semua pelayan dalam restoran itu tinggi dan tampan, kebaya yang mereka pakai membuat tubuh ramping mereka terlihat lebih menawan.
Setelah dia memasuki restoran, salah satu pelayan datang menyambutnya, “Sudah melakukan reservasi, Pak?”
“Ruang VIP pribadi No. 1.” Brian memberitahukan nomo ruang yang dipesan oleh Celine.
“Ikutlah dengan saya, Pak.”
Dengan penuh hormat pelayan itu membawa Brian menuju ruang VIP di lantai paling atas, Melihat Celine belum sampai, pelayan itu menuangkan segelas a lalu keluar dari ruangan.
Brian duduk di sofa sambil mengamati sekeliling, meskipun hanya mereka berdua yang makan, tapi ruangan itu berbukuran 30 hingga 40 meter persegi dan dekorasinya sangat mewah, sofanya terbuat dari kulit asli dan peralatan makannya terbuat dari perak murni.
Dia menjalani hidup yang sulit sejak kecil, ini pertama kalinya dia mengunjungi tempat yang begitu mewah, orang kaya memang sangat menikmati hidup mereka, dia hanya bisa menghela napas dalam dalam.
Ponselnya tiba tiba berdering, ternyata Thiery Dorman yang menelponya.
Setelah panggilan terhubung, Thiery berkata dengan sopan, “Di mana Anda, Dokter Brian? Bukankah saya mengatakan bahwa saya akan memberikan Anda sebuah restoran? Prosedurnya baru saja selesai, saya akan mengantarnya untuk Anda.”
“Aku di ruang VIP No. 1 Restoran Jasin,” Jawab Brian.
“Benarkah? Kebetulan sekali restoran yang ingin kami berikan pad Anda adalah Restoran Jasin, saya ada di dekat sini, sebentar lagi saya akan ke sana,” kata Thiery.
Brian menutup telepon, dia merasa terharu, restoran mewah yang setidaknya bernilai puluhan miliar rupiah ini akan segera menjadi miliknya.
Beberapa hari yang lalu, dia hanyalah seorang pemuda miskin yangb bahkan tidak bisa mengeluarkan uang dua ratus ribu rupiah, dia tidak menyangka bahwa sekarang dia akan menjadi seorang multijutawan secepat ini.
Beberapa jam yang lalu juga, dia baru saja dicampakkan oleh mantan pacarnya karena uang, nasib benar benar mempermainkan hidup seseorang.
Memikirkan hal ini, membuatnya tanpa sadar menjatuhkan gelas air di depannya.
Biasanya, di tempat mewah seperti ini dia hanya perlu memanggil pelayan untuk membersihkan semua ini, tapi dia adalah anak dari keluarga miskin dan tidak terbiasa merepotkan orang lain, dia mengambil tisu untuk membersihkan noda air di meja.
Tepat pada saat ini, ada dua orang yang berjalan masuk ke dalam ruangan itu.
Dia mengira orang itu adlaah Celine, tapi setelah dia menoleh, yang telihat adalah seorang pria dan wanita sedang berdiri di depan pintu.
Pria itu sepertinya berumur 30 tahunan, dia memakai jas dan jam tangan emas norak di pergelangan tangannya, dia terlihat seperti seorang pangsaha yang sukses.
Sedangkan wanita di sebelahnya terlihat sangat cantik, wanita itu memakai terusan berwarna merah mudah, membawa tas LV berwarna ungu gelap dan gelang giok hijau di pergelangan tanganya.
“Kamu, kenapa kamu bisa ada di sini?” kata Brian kaget.
Brian tidak mengenal pria itu, tapi wanita di samping pria itu adalah mantan pacarnya, Lancy. Tidak terpikirkan olehnya kalau mereka akan bertemu secepat ini setelah mereka berdua putus hubungan.
“Sudah pasti aku datang untuk makan, justru kamu yang aneh, kenapa kamu bisa datang ke tempat seperti ini?”
Ini juga kali pertama Lancy datang untuk makan di tempat mewah seperti ini, begitu dia memasuki restoran, dia dikejutkan dengan dekorasi mewah di dalam restoran ini.
Baru saja Lancy berpikir, kalau dia mengikuti Brian, kemungkinan dia tidak akan bisa memasuki tempat semewah ini seumur hidupnya, tapi ternyata dia bisa bertemu dengan Brian lagi di tempat ini.
“Apa perlu ditanyakan? Jelas dia adalah pelayan di sini.” Sebelum Brian menjawab, pria itu berkata terlebih dahulu, “Lancy, kamu mengenal orangi ini?”
“Sayang, dia adalah mantan pacarku yang aku campakkan yang pernah aku ceritakan kepada mu.”
Kemudian Lancy berkata kepada Brian, “Mari ak perkenalkan, dia pacarku, Wendy Martono.”
Wendy memandang rendah Brian dan berkata, “Mantan pacar? Aku tidak mengerti mengapa kamu bisa mencari pria miskin seperti dia menjadi pacamu, Lancy.”
Lancy menghelas napas, “Aku masih sangat muda saat itu, jadi dengan mudah tertipu oleh pria miskin ini.”
“Lancy, aku tidak keberatan kamu meminta putus denganku, tapi kita putus dengan baik baik, kapan aku permah menipumu?” kata Brian edengan dingin.
“Kalau bukan karena rayuan manismu, aku tidak akan tergoda oleh pria miskin sepertimu!” jawab Lancy.
Hati Brian dipenuhi dengan amarah dan berkata, “Aku tidak pernah merayumu, jelas jelas kamulah yang mengejarku saat itu.”
“Cukup, memang siapa kamu? Berani beraninya kamu berbicara seperti itu kepada wanitaku?”
Wendy berkata dengan sombong, “Yang lalu biarlah berlalu, bukankah kamu pelayan di sini? Bersihkan sepatuku yang kotor ini.”