Novel Noda Merah Pernikahan adalah webseries Novel Pertama yang tayang di Genflix dengan judul "Cinta Albirru" yang dibintangi oleh Michelle Joan dan Kiki Farel.
Zeya gadis yatim piatu yang terpaksa karena keadaan membuat dirinya terjun ke dunia hitam menjadi seorang wanita penghibur.
Suatu hari tanpa di duga ia bertemu dengan seorang pria yang bernama Albirru anak seorang ustad.
Tak lama berkenalan Albirru mengajak Zeya menikah, Zeya yang memang ingin bebas dari dunia hitam menerima tawaran Albirru untuk menikah dengannya walaupun hanya secara siri.
Belum genap setahun pernikahan mereka, Zeya harus menerima kenyataan jika suami yang ia harap dapat membimbingnya menjadi wanita yang lebih baik ternyata telah menikah lagi dengan jodoh dari kedua orang tuanya.
Apakah yang akan Zeya lakukan. Apakah ia bisa menerima pernikahan suaminya.
Siapkan sapu tangan dan tisu. Novel ini akan banyak menguras air mata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3. Apakah itu benar suamiku?
Sehari setelah acara pernikahan Albirru membawa Zahra langsung ke kota tempat ia tinggal dan menjalankan usahanya.
"Ingat Al, beli rumah yang layak buat kamu dan istrimu tempati. Abi telah mentransfer uang ke rekening," ucap Abi.
"Nggak perlu abi memberi uang, aku masih ada uang jika hanya untuk membeli rumah. "
"Itu hadiah dari abi untuk pernikahan kalian."
"Terima kasih, abi. Aku dan mas Al pamit," ujar Zahra menyalami abi dan ummi Albirru.
"Hati-hati ya, nak. Al, kamu harus menjaga Zahra. Jangan pernah kamu sakiti hatinya. Zahra, jika Albirru melakukan kesalahan dan menyakiti kamu, beritau abi segera."
Abi dan ummi memberikan nasihat sebelum anak dan menantunya berangkat.
Sampai dikota hari sudah menjelang magrib. Albirru mengajak Zahra menginap di hotel. Besok baru Albirru membawa Zahra ke rumah yang dibelinya melalui perantara temannya.
Zahra masuk kamar mandi dan membersihkan tubuhnya. Setelah mandi ia hanya menggunakan daster pendek.
Albirru memandangi Zahra tanpa kedip. Zahra yang menyadari itu mendekati Albirru.
"Kenapa mas hanya memandangi aku. Bukankah aku telah halal untuk mas sentuh. Apakah mas tak ingin melaksanakan kewajiban sebagai seorang suami, "gumam Zahra.
"Aku hanya takut menyakitimu," lirih Albirru.
"Maksud mas Al, apa? "
"Tak ada. Bukankah jika itu pertama dilakukan, wanita akan merasa sakit."
"Mas, ini sudah menjadi kewajibanku untuk melayani suamiku. Aku ingin mendapatkan pahala dan ridho-Nya."
"Baiklah, mas mandi dulu."
Albirru masuk ke kamar mandi dan membersihkan tubuhnya.
Setelah itu ia dan Zahra mencoba melakukan hubungan badan. Beberapa kali mencoba, Albirru baru bisa melakukan penyatuan.
Apakah ini bedanya berhubungan badan antara per*wan dan tidak. Saat dengan Zeya aku tak kesulitan dalam melakukan penyatuan.
Albirru melihat air mata yang mengalir dipipi Zahra.
"Maafkan, apa itu terasa sangat sakit," ucap Albirru diantara penyatuan tubuh mereka.
"Nggak apa, mas. Aku rela. Bukankah jika kita melakukan hubungan badan suami istri akan mendapatkan pahala,"
Albirru memacu gerak tubuhnya pada inti tubuh Zahra. Setelah sama-sama mencapai puncak, Albirru membaringkan tubuhnya kesamping Zahra.
Maafkan aku Zeya, aku telah mengkhianati cintamu. Tapi aku juga harus memberi nafkah batin buat Zahra. Saat ini ia telah menjadi istri sah aku.
Setelah membersihkan tubuh, Albirru dan Zahra tertidur lelap.
..........
Pagi harinya ia dan Zahra langsung menuju rumah yang ia beli dengan bantuan temannya.
Albirru mengatakan pada Zahra jika ia tak selalu berada dirumah. Terkadang ia harus keluar kota.
"Mas, makanlah dulu. Kapan mas ke luar kotanya," ucap Zahra sambil menata masakannya di meja.
"Mungkin lusa aku sudah harus ke luar kota, apa kamu tidak keberatan aku tinggal seorang diri."
"Nggak apa, mas."
"Atau aku carikan dulu asisten rumah tangga agar dapat menemani kamu."
"Nggak perlu, mas. Kita tidak butuh bantuan asisten rumah tangga. Aku bisa melakukan sendiri."
Ponsel yang ada di dalam saku celananya berdering, Albirru melihat nama Zeya di layar ponselnya. Ia lalu berdiri dari duduknya.
"Maaf, mas harus angkat telepon dulu," ucap Albirru dan berjalan ke teras rumahnya.
"*Assalamualaikum, mas."
"Waalaikumsalam sayang."
"Mas, kapan pulangnya."
"Maafkan mas, sayang. Mas harus langsung ke Kalimantan karena ada urusan pekerjaan. Mungkin tiga atau empat hari lagi, baru mas bisa pulang."
"Nggak apa, mas. Aku doakan semoga semua urusan mas berjalan lancar agar bisa cepat kembali."
"Aamiin. Terima kasih atas doa dan pengertiannya. Mas sayang kamu."
"Aku juga menyayangi mas."
"Udah dulu ya sayang, mas mau rapat."
"Iya, mas. Jangan telat makan dan istirahat yang cukup. Aku tak ingin mas sakit. "
"Iya, sayang. Assalamualaikum ... "
"Waalaikumsalam, mas*. "
Sambungan ponselpun terhenti. Albirru masuk kembali ke rumah.
Albirru melihat Zahra yang sedang membersihkan dapur bekas ia memasak tadi.
Zeya dan Zahra dua wanita cantik yang sama-sama pintar memasak. Aku mencintai Zeya, tapi aku juga merasakan sesuatu yang beda saat bersama Zahra. Apakah aku juga mencintainya.
"Mas ... mas," ucap Zahra sambil memukul pelan pundak Albirru.
Albirru yang sedang melamun menjadi kaget dengan tindakan Zahra.
"Ada apa," ucap Albirru kaget.
"Mas melamunkan apa. Sejak tadi aku memanggil tidak di jawab."
"Maaf, sedang memikirkan pekerjaan."
"Mas, akan berangkat kerja."
"Lusa mungkin aku akan keluar kota. Hari ini aku libur, kita bisa pergi membeli semua perlengkapan rumah ini. "
"Jam berapa kita pergi, mas. "
"Dua jam lagi, aku istirahat sebentar, " ucap Albirru dan masuk ke kamar.
.............
Albirru terbangun setelah satu jam tertidur. Ia melihat kesamping tampak istrinya sedang terlelap.
Maafkan aku, Zahra dan Zeya. Aku harus membohongi kalian berdua. Aku belum siap mengatakan kebenarannya.
Tanpa disadarinya Zahra memeluk tubuh suaminya itu. Albirru memiringkan tubuhnya dan mengecup dahi Zahra membuat wanita itu terbangun.
"Jam berapa sekarang mas. Apakah kita jadi pergi membeli perlengkapan rumah tangga."
"Tentu saja, bersiaplah."
Zahra bangun dari tidur dan membasuh wajahnya. Ia juga mengganti pakaiannya.
Setengah jam kemudian ia dan Albirru sudah berada di salah satu pusat perbelanjaan.
Zahra dan Albirru membeli perlengkapan untuk dirumahnya. Ia dan Zahra mengambil semua kebutuhan yang diperlukan.
Zahra tampak sangat senang. Ia memeluk lengan Albirru sambil berkeliling.
Sementara itu, Zeya yang juga ingin membeli perlengkapan rumah tangga masuk ke pusat perbelanjaan yang sama dengan Albirru dan Zahra masuki.
Zeya berkeliling mencari semua yang dibutuhkannya. Ketika ia akan mengambil sapu, pandangan Zeya tertuju pada pasangan didepannya.
Itu seperti mas Al, tapi sama siapa dia. Apakah itu adiknya. Tapi mas Al pernah cerita jika ia anak tunggal. Wanita itu memeluknya seperti pasangan suami istri. Apakah itu benar mas Al.
Zeya mengerungkan niatnya mengambil sapu. Dengan berjalan perlahan ia mendekati pasangan itu. Zeya berdiri di balik sebuah display untuk menutupi dirinya.
Astaga, ini memang mas Al. Jadi mas Al telah membohongi aku. Mas Al bilang lagi di luar kota. Apakah itu istri mas Al. Apa mas Al sebenarnya telah berkeluarga. Tapi sejak menikah ia selalu bersamaku.
"Mas, aku beli yang ini buat rumah kita ya, " ucap Zahra.
"Terserah kamu mau beli yang mana. Nanti yang sering di rumah juga kamu. Jadi pilihlah mana yang kamu suka."
"Mas, kita belum seminggu menikah. Aku nggak tau kamu sukanya makanan apa. Aku nggak tau mau beli dan masak apa, nih," ucap Zahra.
Zeya yang mendengar ucapan Zahra menjadi kaget. Badannya terasa lemas. Perlahan Zeya berjalan menjauhi pasangan itu.
Zeya keluar dari pusat perbelanjaan itu. Ia memasuki sebuah taksi dan meminta supir mengantarkannya pulang. Air mata Zeya tumpah di dalam taksi.
Kamu jahat banget, mas. Kenapa kamu membohongi aku. Ternyata kamu tidak kerja di luar kota. Kamu pulang kampung pasti karena ingin menikah. Apakah selama ini kamu hanya pura-pura mencintai aku, mas.
Bersambung
***********************
Terima kasih buat semua yang telah membaca novel ini.