Info!!!! Ini lanjutan dari Novel Istri Nakal Dokter Aziz.
🍁Fadila & Farhan🍁👫
Fadila Annisa Zakri, di hari ulang tahunnya yang ke 18 tahun, dia mendapatkan kado istimewa. Fadila tiba-tiba di lamar oleh pria yang bernama Farhan Aqmora Ahman. Farhan adalah Dosen sekaligus asisten di Laboratorium tempat di mana Fadila kuliah.
Farhan sudah cukup umur, tapi umurnya tidak menjamin kedewasaannya. Pria itu menjadi tegas setelah mendapatkan nasehat dari orang terdekatnya.
Apakah Farhan bisa terus tegas? Atau dia akan kembali menjadi pria yang dibimbing oleh istrinya.
Mari simak kisah romantis mereka 🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asni J Kasim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menasehati suami
Dari kamar berpindah ke ruang tengah. Di ruang tengah Fadila sibuk dengan tugas kampusnya. Wanita itu terus menggerutu karena tugas yang diberikan tidak masuk akal. Menurutnya, tugas dan kehadiran dosen harus seimbang. Sekalipun mau memberi tugas ya jangan sampai membuat mahasiswa depresi.
"Enak sekali mereka. Nggak masuk kampus tapi tugas selalu diberikan pada mahasiswa" ketusnya sambil menulis tugas.
"Assalamualaikum" Farhan dan Nikollas mengucap salam lalu menghampiri Fadila.
"Waalaikumsalam" balas Fadila.
"Kak Niko, sekarang Kakak masuk di kamar Kakak dan Om, mari sini. Aku mau meluruskan Om dulu karena Om adalah suamiku" jelas Fadila serius.
"Karena aku di sini hanya menumpang jadi aku nggak pantas mendengar pembahasan suami istri. Maka dari itu aku mau olahraga pagi saja" kata Nikollas lalu masuk ke kamar mengganti pakaiannya.
Farhan duduk di depan istrinya. Menunggu istrinya membuka percakapan. Pria itu sudah siap jika harus dimarahi karena dia menyadari kesalahannya. Kesalahannya yang tidak tegas dan kesalahan lainnya.
"Aku olahraga dulu. Semangat Fadila, papar habis-habisan!" ujar Nikollas sebelum keluar dari rumah.
"Tunggu sampai waktunya. Aku pastikan kuping mu akan selalu aku jewer" batin Farhan menatap tajam Nikollas.
Di dalam rumah tinggal Farhan dan Fadila. Fadila menatap lekat suaminya. "Selama ini aku selalu bersikap anak-anak karena umurku masih anak-anak. Tapi statusku bukan lagi gadis melainkan wanita bersuami" ungkap Fadila.
"Menikah itu saling melengkapi kan, Om?" tanya Fadila memastikan pengetahuannya.
"Iya" balas Farhan hampir tidak terdengar.
"Kalau istri bengkok berarti suami yang luruskan. Kalau suami bengkok berarti istri yang luruskan dengan cara sopan. Dan sekarang aku mau lurus Om. Biar otak Om nggak bengkok lagi" jelas Fadila.
"Om sudah tua dan nggak pantas lagi aku ingatkan. Terlebih lagi Om bukan mahasiswa melainkan seorang dosen. Om lahir lebih dulu daripada aku. Tapi sepertinya umur nggak menjamin kecerdasan seseorang. Apa yang Om lakukan semalam bersama Tante Helena itu salah. Sekalipun Om lahir di rahim yang sama tapi nggak sepantasnya Om berduaan hingga larut malam. Apalagi hanya sekedar teman" jelas Fadila menasehati.
"Jangan ulangi lagi. Berteman dengan perempuan dan berkumpul dengan perempuan boleh-boleh saja tapi Om juga harus tahu menempatkan tempat dan waktu" sambungnya.
"Apa Om paham?" tanya Fadila.
Farhan mengangguk paham. "Maafkan aku. Aku janji nggak akan ulangi lagi. Aku janji akan menjaga jarak dengan wanita" kata Farhan serius.
"Sudah saatnya aku membuang kebiasaan ku yang suka ngumpul-ngumpul bareng mahasiswa" batin Farhan.
Tiga puluh menit telah berlalu. Nikollas membuka pintu dengan pelan, lalu mengendap-endap ke dalam rumah. Pria itu tidak mau masuk kalau tuan rumah masih membahas masalah rumah tangga mereka.
"Sekarang Kakak mandi, hanya ada roti panggang dan teh di meja. Aku nggak memasak pagi ini. Banyak tugas kampus yang mau di kumpul pagi ini" kata Fadila saat mendapati Nikollas melirik kiri kanan.
"Hehehehe" cengir Nikollas. Lalu berdiri tegak dan masuk ke dalam kamarnya.
Fadila masuk ke kamar menyiapkan pakaian kerja suaminya dan pakaian untuk dia ke kampus. Wanita itu sudah berdamai dengan hatinya dan suaminya. Karena dia sudah mengutarakan apa yang dia tidak suka dari sikap suaminya. Menurutnya jujur lebih baik dari pada menyimpan kemarahan yang nantinya menyebabkan luka untuknya.
"By, ada yang mau aku bicarakan denganmu" kata Farhan saat keluar dari kamar mandi.
Fadila menggeleng melihat penampilan suaminya yang hanya mengenakan celana boxer. Syukur burung gagak lagi tidur kalau tidak, sudah pasti ada yang berdiri seperti mulut ikan marling. "Pemandangan yang menyilaukan mata" gumam Fadila.
Farhan terkekeh lalu menghampiri istrinya. "Ayo duduk" ajak Farhan. Setelah Fadila duduk, Farhan menatap pintu kamar. Merasa aman pria itu langsung menatap istrinya.
"Ada yang aku sembunyikan darimu. Ini mengenai Nikollas. Sebenarnya Nikollas adalah keponakan ku. Papa Nikollas dan aku, kami Kakak beradik. Alasan ku tinggal di perumahan ini juga karena aku ingin memantau keadaan Nikollas. Papa Nikollas tahu Nikollas sering mendapatkan amukan dari Papa tirinya jadi aku diminta untuk tinggal di sini agar bisa menampung Nikollas saat dia di depak dari rumah. Kita punya rumah peninggalan Ayah dan Ibu. Setelah Nikollas wisuda kita akan pindah dari sini" ungkap Farhan.
"Jadi itu alasan Om memintaku untuk mengizinkan Kak Niko tinggal dengan kita" gumam Fadila mengangguk paham.
.
.
.
Di meja makan, Farhan dan Fadila serta Nikollas sedang sarapan roti dan teh. Fadila tidak sempat memasak karena wanita itu sibuk menasehati suaminya serta mengerjakan tugas kampus.
"Om, nanti siang aku pinjam motor ya. Aku mau cari indekos dekat kampus. Entah apa yang terjadi, nggak biasanya Ibu membiarkan aku tidur di sini berhari-hari" kata Nikollas.
"Nggak perlu cari indekos. Kamu bisa tinggal bersama kami" kata Fadila.
"Aku nggak nyaman di sini. Bukannya apa tapi kalian pengantin baru. Nggak baik jika aku tinggal dengan pengantin baru" jelas Nikollas.
"Apa masalahnya. Lagian kami juga nggak mungkin melakukannya di sembarang tempat" jelas Fadila.
"Tapi aku nggak enak kalau hanya makan saja" kata Nikollas lagi.
"Kalau kamu merasa nggak enak, ya kamu memasak atau cuci piring. Atau kita bagi pekerjaan. Fadila memasak dan cuci piring. Aku mencuci pakaian dan menjemur. Dan kamu, kamu sapu rumah serta ngepel. Bagaimana?" jelas Farhan menawarkan.
"Nah, kalau itu setuju" sanggah Nikollas tersenyum lebar.
Setelah sarapan pagi, Fadila dan dua pria di rumahnya ke kampus. Farhan dan Fadila mengendarai mobil sementara Nikollas mengendarai motor scoopy milik Farhan.
.
.
.
Fakultas Mipa
Farhan memarkirkan mobilnya di parkiran Fakultas. Pria itu membukakan pintu mobil untuk istrinya. Entah sikap baru itu untuk menebus kesalahannya yang semalam atau karena ingin memanjakan istrinya.
"Pak Farhan memang pria idaman wanita" ujar salah seorang mahasiswa yang duduk di kursi depan ruangan dosen.
"Aku kok merasa kasihan sama Pak Farhan. Dapat jodoh kok kayak Fadila. Sifatnya seperti anak-anak, manja lebay" timpal Fitri yang juga menatap Farhan dan Fadila.
"Aku rasa mereka cocok. Pak Farhan orangnya ramah dan humoris. Sementara Fadila juga orangnya enak diajak cerita" kata mahasiswa yang lainnya lagi.
"Cocok dari mananya!" sanggah Fitri tak terima. Wanita itu cemburu melihat Farhan membukakan pintu mobil untuk Fadila.
Farhan oh Farhan,kau suami idaman.kalo suamiku......jangankan masak, rebus air aja bisa di hitung dengan jari lima 🤣
dan buatlah niko tuk tinggal bersama dengan pak asiana thorr 🙏✌
semoga Niko dan Ummu tidak seperti ke dua orang tua nya ...
semangaatt Niko ....💪💪💪
kalo Fadilah dari bayi ,ibu Amrita sudah tidak ada ...
berharap surlin segra tau kebenarannya tentang isi hatinya ibunya niko 🙏✌