CINTA SANG PEMBURU

Melanjutkan cerita sebelumnya.

di mana di hari itu Tumang yang kedatangan oleh bah Lemud karena bermaksud mengontrol sawahnya, sekaligus melihat kinerja Tumang, pada akhirnya kedatangannya itu tak begitu lama. bah Lemud harus segera pulang karena sebuah insiden yang membuat pakaiannya basah kuyup dan kotor terkena lumpur sawah sewaktu tak sengaja jatuh.

dan tentu saja hal itu membuat Tumang sedikit merasa lega. Karena sekalipun bah Lemud adalah majikan sekaligus pemilik sawah yang di jaganya itu, namun cerewet dan omelan yang menuntut Tumang tak boleh melakukan kesalahan sekecil apapun, membuat dirinya tak betah berlama lama mengobrol dengan majikannya itu.

Namun sebelum bah Lemud benar benar pergi, tiba tiba Tumang teringat pada ucapan mang Darman. Yang meminta sekaligus Tumang berjanji akan memberitahu mang Darman jika bah Lemud datang ke sawah di hari itu.

mengetahui hal itu, tentu saja bah Lemud pun sedikit merasa heran. Pikirnya, mang Darman itu hendak menawarkan gabah milik mertuanya. karena secara kebetulan, bah Lemud pun sempat melihat orang orang yang memanen padi milik mertua mang Darman sewaktu dirinya menuju sawahnya beberapa saat tadi.

"memangnya si Darman nya kemana Mang ? Kenapa aku tak lihat dia ada di sawah tadi. pasti mau menawarkan hasil panenkan dia itu? "

Tanya bah Lemud pada Tumang sembari membuka bajunya dan sengaja di jemur di atas atap gubuk itu. Sementara Tumang yang mendengar itu, dirinya tak segera membalas pertanyaan bah Lemud. Di pikirannya, terlintas apakah tidak sebaiknya dia menanyakan langsung tentang sembara yang di adakan bah Lemud itu. Selain itu mewakili ke duanya bah Lemud juga seperti tidak memiliki banyak waktu.

Di mana berkali kali bah Lemud tampak memegang baju yang sedang di jemurnya itu. Seperti sedang memastikan jika sudah sedikit kering bajunya, dirinya akan segera pulang.

"sepertinya sih bukan Gan. kalo saya tidak salah dengar, katanya mau nanyain soal sembara itu sama Agan"

Balas Tumang sedikit ragu dan berusaha memancing ketertarikan bah Lemud pada maksud tujuan yang sebenarnya.

"apa? Saembara kau bilang Mang? Jadi kabar itu sudah sampai juga ke kampung ini?"

Balas bah Lemud sembari segera duduk di dekat Tumang. Jelas jelas wajahnya itu tertarik pada perkataan Tumang. Seperti harapan bisa menemukan kembali putrinya itu akan segera terwujud.

Menyadari gelagat bah Lemud seperti itu, tentu saja Tumang pun tak menyia nyiakan kesempatan itu. Tanpa ragu Tumang segera menanyakan kebenaran tentang saembara itu. Termasuk ketentuan bahkan kebenaran mengenai imbalan 10 petak sawah dan sejumlah uang.

"sepertinya kau ingin tau betul Mang tentang saembara itu?

benar Mang. Kabar itu memang begitu adanya. aku sendiri yang sengaja mengadakan saembara itu. Apa kau juga tertarik Mang ikut saembara itu ?

ya,,, kalau kau sampai berhasil memenangkan saembara itu, Khusus buatmu akan aku beri hadian lebih Mang. Selain kau akan mendapat uang tambahan dariku, kau juga bisa ikut kerja di rumah kami. Kau akan ku angkat jadi pekerja tetap. pekerjaan mu ringan kok Mang. Cuma bersih bersih pekarangan rumah sama ngasih pakan ternak. Bagaimana. Apa kau tertarik? "

Tanpa ragu bah Lemud mengatakan itu pada Tumang. Tentu saja tawaran itu bagaikan angin segar untuk Tumang yang mendengarnya. Beruntung Tumang yang sedikitnya sempat mendengar sisi buruk masa lalu bah Lemud dari ibunya, dirinya tak segera mengiyakan tawaran itu.

Tumang hanya ingin memastikan jika adanya saembara itu benar adanya. dan memang bah Lemud lah yang menjadi penyelenggara seperti kabar yang di bicarakan banyak orang belakang ini. Dan semua itu pada akhirnya terjawab sudah oleh pernyataan dari bah lemud langsung. Tanpa harus mempertemukan terlebih dahulu dengan mang Darman. Terlebih mang Darman juga sempat dan sudah mengatakan jika Tumang lah yang akan berada di garis depan jika keduanya bekerja sama mengikuti saembara itu.

Bahkan yang membuat Tumang lebih berbesar hati ketimbang orang orang di luar sana, yaitu sebuah pernyataan dari bah Lemud. Yang mengatakan jika sosok itu akan lebih mudah di temukan oleh pemuda yang di sukai oleh sosok itu sendiri.

Bah Lemud mengatakan, jika sebenarnya sosok itu adalah berjenis kelamin perumpuan. Yang memiliki rasa suka, ketertarikan pada lawan jenis, dan menyukai persamaan hari lahir. Atau warga biasa menyebutnya 'wedal/weton.

Adapun alasan rahasia itu tidak di sampaikan pada orang lain dan hanya di beritahukan pada Tumang, bah Lemud sengaja tidak mengatakannya pada Tumang. bah Lemud berdalih rahasia itu ia ketahui dari adik iparnya yang berada di kota. dan sempat di temuinya beberapa hari lalu sembari menitipkan putrinya yang tengah dalam masa penyembuhan dari dampak guna guna dari setan pocong itu.

Bahkan yang membuat Tumang semakin tak mengerti, bah Lemud dan adik iparnya pun tak mengetahui hari kelahiran apa yang di sukai dan sama dengan sosok itu.

tanda tanda itu hanya akan bisa di rasakan oleh pemuda atau orang yang memang terpilih oleh sosok itu. seperti jalannya akan di permudah, di datangi, atau bahkan tidak akan mencium aroma busuk seperti yang menyulitkan kebanyakan orang saat ini.

"nah jadi begitu Mang mengenai ketentuan dan rahasia khusus yang aku berikan padamu. Kau taukan hari kelahiran mu sendiri hari apa ? Masa iya kalau sampai tak tau hari kelahiran sendiri"

Ujar bah Lemud mengahiri ceritanya dan setengah berbisik menanyakan hari kelahiran pada Tumang.

ya, seperti bah Lemud tak mau jika sampai salah mendengar ketika Tumang menyebutkan hari kelahirannya.

Dan sayangnya, Tumang tak benar benar tau siapa sebenarnya sosok bah Lemud. Yang rela memakai segala cara hanya demi memenuhi ambisi dan kepuasan duniawi semata.

Dengan raut wajah serius bah Lemud menunggu Tumang yang tampak seperti sedang mengingat hari kelahirannya itu. Sampai tak lama setelahnya...

"kalau tidak salah dan kata Emak saya, saya lahir hari selasa Gan. cuma gak tau selasa pahing atau selasa kliwon. Lagi pula kurang mengerti saya kalau kalender jawa seperti itu gan"

Sahut Tumang mengatakan hari kelahiran dirinya yang sebenarnya sembari tersenyum kecil pada bah Lemud.

"oh hari selasa ya Mang. Ya sudah tidak apa apa kalau kau tidak tau selasa kliwon atau selasa apanya. Semoga saja kau orang yang terpilih itu ya Mang. Pokoknya kau tidak perlu takut Mang sama setan pocong itu. aku pastikan pocong itu sudah lemah dan tak berbahaya. Kau hanya cukup menangkapnya hidup hidup dan serahkan pocong itu pada ku. Paham kan maksud ku Mang ??"

Ucap bah Lemud pada Tumang sembari tersenyum seperti merasa puas pada pengakuan pemuda di hadapannya itu. Tumang tak menyadari. Jika setiap ucapan bah Lemud pada dirinya itu terselip maksud tertentu. Yang entah itu adalah sebuah ancaman ataukah sebaliknya. Entahlah.

hanya waktu yang akan menjawab semuanya.