Ketika Li Yun terbangun, ia mendapati dirinya berada di dunia kultivator timur — dunia penuh dewa, iblis, dan kekuatan tak terbayangkan.
Sayangnya, tidak seperti para tokoh transmigrasi lain, ia tidak memiliki sistem, tidak bisa berkultivasi, dan tidak punya akar spiritual.
Di dunia yang memuja kekuatan, ia hanyalah sampah tanpa masa depan.
Namun tanpa ia sadari, setiap langkah kecilnya, setiap goresan kuas, dan setiap masakannya…
menggetarkan langit, menundukkan para dewa, dan mengguncang seluruh alam semesta.
Dia berpikir dirinya lemah—
padahal seluruh dunia bergetar hanya karena napasnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Radapedaxa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20 – Anak Serigala dan Kaisar Iblis yang Tersesat
Li Yun mengerutkan dahi ketika sesuatu yang kecil, berbulu, dan… menggemaskan?… tersandung keluar dari balik semak.
Seekor anak serigala. Bulu putih peraknya berkilau tertimpa matahari, matanya besar, bulat, dan sedikit berair seperti sedang mencari sesuatu.
Li Yun refleks melongok ke kanan–kiri.
“...Tunggu dulu.”
Ia menelan ludah.
“Kenapa tiba-tiba ada anak serigala di sini?”
Detik berikutnya, wajahnya langsung pucat.
Sial!
“Ini gawat! Kalau ada anaknya… berarti INDUKNYA—”
Bayangan serigala betina raksasa setinggi dua rumah, marah besar, mengaum karena mengira anaknya disakiti… berkelebat di kepala Li Yun dan membuat punggungnya dingin.
Namun di sisi lain, di tubuh anak serigala itu, Kaisar Iblis Agung, Ba’al, penguasa jurang kelam, pembawa bencana bagi ribuan dunia—sedang mengalami krisis eksistensi paling memalukan dalam sejarahnya.
“KENAPA AKU BERUBAH JADI BEGINI!?”
Suara itu seharusnya seperti guruh yang meretakkan bumi.
Tapi di telinga Li Yun…
“Ang! Ang! Aooo!”
Li Yun memasang ekspresi bingung sekaligus iba.
“Tuh kan… dia menangis. Ini makin bahaya.”
Kaisar iblis hampir pingsan mendengarnya.
MENANGIS!? AKU!?
“Apa ini ulahmu, manusia sialan!?” Kaisar Iblis—dalam bentuk serigala mungil—melompat kecil, menggonggong marah. “Kembalikan aku ke wujud asliku! Kau tidak tahu siapa aku!? Aku adalah—”
“Aooo! Ang! Ang!”
Li Yun menghela napas panjang.
“Kau makin keras suaranya. Sial… kalau indukmu dengar, habislah aku.”
“INDUK APA!? AKU KAISAR IBLIS, DASAR—”
Li Yun berjongkok perlahan, mencoba tidak terlihat mengancam.
“Hey, kawan kecil… kenapa kau ada di sini? Kau tersesat ya?”
Kaisar Iblis tersentak.
Tersesat!?
“Aooo…” suara kecil yang keluar tidak bisa dikontrolnya.
“Astaga… dia memanggil induknya,” Li Yun mulai panik. “Jangan keras-keras begitu, nanti ibumu datang dan mengira aku menculikmu… aku belum siap mati.”
Li Yun menengok ke hutan lebat.
Tidak ada suara.
Tidak ada aura.
Tidak ada serigala raksasa.
Tapi ia tetap gelisah seperti orang yang sedang menunggu hutang datang nagih.
sementara itu Kaisar Iblis hampir meledak marah.
“BERANI SEKALI KAU MENGATAKAN AKU PUNYA INDUK! JANGAN HINA AKU, MANUSIA RENDAHAN!”
Namun yang keluar dari mulutnya…
“Ang! Ang! Grrr!”
Li Yun menoleh dan malah tertawa kecil.
“Hahaha, kau lucu sekali. Suaramu nyaring banget, telingaku sampe berdenging.”
LUCU?
Kaisar Iblis membeku.
Dia…
dia memperlakukan ku seperti boneka bulu murahan.
Li Yun memperhatikan anak serigala itu yang berguling-guling tidak jelas sambil mengerang.
“Eh… tapi kalau dilihat-lihat bulumu bersih ya? Lembut juga…”
Ia tersenyum hangat.
“Kau pasti tersesat dari indukmu. Kasihan sekali…”
Kaisar Iblis terdiam sejenak.
Kenapa manusia ini malah terdengar tulus?
Tidak ada ketakutan sama sekali.
Hanya… kehangatan.
Rasanya aneh.
Tidak nyaman.
Tapi… tidak menyakitkan.
Bagaimana mungkin seorang manusia bisa membuat penguasa kegelapan kebingungan begini?
Mendadak Li Yun menyipitkan mata, mengamati sekitar dengan penuh kewaspadaan.
“Baiklah, kalau indukmu ada di sekitar sini… aku harus memastikan.”
Ia berlutut di tanah, menggeser semak, mengecek jejak kaki.
Kaisar Iblis yang diabaikan langsung meledak.
“Kau mengacuhkanku!? Berani sekali—MAKAN INI!”
Ia segera melesat dan menggigit kaki Li Yun sekuat tenaga.
Gigit!
Li Yun kaget, tubuhnya sedikit bergetar.
“A—wah! Gila, kaget aku.”
Namun detik berikutnya ia tertawa.
“Hahaha! Hentikan, geli tau!”
Kaisar Iblis terpaku.
Geli?
Itu… itu tadi gigitan penuh kekuatan supranatural yang—meskipun dia kecil—seharusnya bisa menghancurkan baja!
Li Yun mengusap kepala anak serigala itu.
“Kau lapar, ya?”
“LAPAR!? KAU KIRA AKU APA—”
“Ang! Grr!”
Li Yun mengangguk mantap.
“Kau pasti lapar.”
Hati Kaisar Iblis menjerit.
Tidak ada yang mendengarkan! Tidak ada yang mengerti!
Tanpa peringatan, Li Yun mengangkat tubuh mungil itu dengan dua tangan.
“Eh—EH!? Apa yang kau lakukan!?”
Kaisar Iblis meronta sekuat tenaga.
“LEPASKAN AKU! KAU TAK PANTAS MENYENTUH TUBUHKU! AKU ADALAH—”
Li Yun memeluknya ke dada.
“Benar saja, lembut banget. Kau pasti anak baik yang tersesat.”
“ANAK BAI—”
Li Yun menatapnya penuh simpati.
“Bagaimana kalau kau ikut aku dulu? Berbahaya buat makhluk kecil sepertimu berkeliaran sendirian.”
Kaisar Iblis membeku total.
Makhluk kecil…?
Berbahaya…?
Mengikuti manusia…?
“Tidak… tidak… lepaskan aku! Aku tidak bisa menggunakan kekuatanku! Apa yang sebenarnya terjadi!?”
Tapi di telinga Li Yun…
“Aooo… ang!”
Li Yun tersenyum.
“Lihat? Kau bahkan merengek minta digendong. Baiklah, kita pulang.”
Kaisar Iblis menggigit tangan Li Yun sambil meraung marah.
Atau… mencoba meraung marah.
“GRRR! Angg!”
Li Yun menatap bekas air liur di lengannya.
“Wah, kau anak nakal ya. Baju ku jadi basah tuh. Tapi tidak apa-apa, itu artinya kau sehat.”
SEHAT!?
Kaisar Iblis ingin mati saja rasanya.
Li Yun mengambil keranjang ikan dan pancingannya, memanggul semuanya sambil tetap menggendong si serigala mungil.
“Baiklah, mari pulang ke rumah barumu.”
“RUMAH BARU!? AKU PUNYA ISTANA DI KEDALAMAN ABYSS SERIBU LANTAI DASAR A*JI*G!!”
“Ang! Ang!”
Li Yun tertawa.
“Wah, kau cerewet juga ya? Pantas saja tersesat, mungkin indukmu pusing dengar ocehanmu.”
OCEHAN!?
Dibilang cerewet!?
Kaisar Iblis seketika menatap langit.
Telinganya turun.
Matanya sendu.
“…apakah ini karma…?”
Ia bahkan tidak tahu apa dosa yang ia buat sampai harus terjebak di tubuh kecil memalukan ini.
Di sepanjang perjalanan, ia terus mengomel.
Atau… terlihat seperti anak anjing kecil yang menggerutu.
“Lepaskan aku… aku harus membalas dendam… ini penghinaan… kehormatanku ternodai…”
Tapi yang terdengar adalah…
“Ang… arr… angg…”
Li Yun hanya menepuk kepala kecilnya.
“Tenang. Kau aman bersamaku.”
Untuk pertama kalinya dalam ribuan tahun keberadaannya sebagai kaisar iblis…
Ba’al tidak tahu apakah ia ingin menjerit… atau menangis.
Dan entah mengapa, tatapan hangat Li Yun semakin membuatnya bingung.
“Orang ini…”
“…lebih menakutkan dari para dewa.”
"Ternyata kaisar iblis seperti ku juga punya hari apes ya? Sangat apes malah.."