NovelToon NovelToon
Istri Yang Tak Dianggap

Istri Yang Tak Dianggap

Status: sedang berlangsung
Genre:Angst / Menikah Karena Anak / Penyesalan Suami / Ibu Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Duda
Popularitas:7k
Nilai: 5
Nama Author: annin

"Kamu harus ingat ya, Maira, posisi kamu di rumah ini nggak lebih dari seorang pengasuh. Kamu nggak punya hak buat merubah apa pun di rumah ini!"


Sebuah kalimat yang membuat hati seorang Maira hancur berkeping-keping. Ucapan Arka seperti agar Maira tahu posisinya. Ia bukan istri yang diinginkan. Ia hanya istri yang dibutuhkan untuk merawat putrinya yang telah kehilangan ibu sejak lahir.

Tidak ada cinta untuknya di hati Arka untuk Maira. Semua hubungan ini hanya transaksional. Ia menikah karena ia butuh uang, dan Arka memberikan itu.

Akankah selamanya pernikahan transaksional ini bejalan sedingin ini, ataukah akan ada cinta seiring waktu berjalan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon annin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 20 Takut Terpesona

Maira langsung masuk ke kamar Arka pagi itu. Ia pikir Arka sudah pergi seperti biasanya. Tak ada niatan apa pun, hanya ingin menata baju-baju Arka yang sudah di laundry ke lemari.

Kamar itu sepi seperti biasanya. Pemiliknya sudah pergi seperti yang Maira duga. Santai, Maira menata baju-baju Arka ke dalam lemari. Saat ia akan memasukkan dasi ke dalam loker, ia melihat sebuah cincin di atas sebuah foto. Maira mengambilnya, melihat dua benda itu. Cincin dan sebuah foto pernikahan.

Ia tersenyum getir. Dua benda itu makin membuatnya mantap untuk pergi suatu hari nanti. Tak ada tempat di rumah ini, pun di hati seorang Arkana Syahlendra. Dunia pria itu sudah penuh dengan Raswa, tidak ada tempat lagi untuk dirinya.

"Sedang lihat apa?"

Maira terperanjat mendengar suara Arka. Ia bahkan hampir menjatuhkan cincin dan foto di tangannya. Untung saja refleknya bagus, hingga cincin itu tak sampai jatuh. Buru-buru Maira letakkan kembali dua benda itu. Menutup loker dan berbalik untuk pergi.

Sialnya, niatan untuk segera pergi itu terhalang tubuh Arka yang berdiri menjulang di depannya. Pria itu selesai mandi. Tubuh yang basah karena tetesan air dari rambutnya, dengan handuk melilit di pinggang membuat Maira berhenti spontan.

Ujian apa lagi ini, Tuhan?

Iya, Maira bilang ini ujian. Sebab ia belum pernah melihat secara nyata kondisi laki-laki setengah naked begini. Secara naluriah sebagai wanita dan istri, hati Maira mendadak berdesir. Terlebih, pria ini halal untuknya.

Arka melongok ke dalam lemari yang belum tertutup sempurna. Terlihat tumpukan baju-bajunya yang sudah rapi.

"Maaf," ujar Maira cepat. Ia gegas berlari keluar kamar. Menuju dapur untuk membantu Iis menyiapkan sarapan.

"Bikin apa, Mbak?" tanya Maira begitu sampai dapur.

"Ini, Bu, buat nasi goreng."

"Sini saya bantuin." Maira mengambil alih spatula dari tangan Iis. "Tinggal plating, kan?"

"Iya, Bu. Kalau gitu saya bikin kopi dulu buat Bapak," ujar Iis.

Maira meneruskan pekerjaan Iis menata nasi goreng.

Irama jantungnya belum juga normal, saat ia mendengar teriakan Arka dari dalam kamar.

"Maira!"

Maira pura-pura tak mendengar. Ia terus saja menata nasi goreng buatan Iis ke atas piring saji.

"Maira!" Sekali lagi teriakan itu menggema.

"Bu, itu dipanggil Bapak," ujar Iis memberitahu. Takut majikannya tak mendengar. "Sini, Bu, biar saya saja yang lanjutkan."

Maira ingin menolak, tapi Arka memanggil untuk ke tiga kalinya. Mau tak mau Maira segera pergi ke kamar Arka.

"Iya, Mas?" tanya Maira begitu masuk.

"Ini kenapa kancing kemeja aku nggak ada satu?" Arka menunjukkan kancing ke dua yang hilang.

Maira tak tahu, karena bukan ia yang mencuci dan setrika. Ia hanya membantu Iis membawa baju-baju Arka ke lemari.

"Nanti aku suruh Iis ke tukang jahit buat pasang kancing baru, Mas."

"Nggak bisa, aku mau pakai ini sekarang!"

Alamak! Macam anak kecil saja. Kemeja dia kan banyak, kenapa disuruh ganti saja nggak mau.

"Kamu cari kancing dan jarum sekarang juga, terus pasang kancingnya."

"Iya, Mas." Maira lari ke luar, menanyakan pada Iis apa punya alat jahit yang diminta Arka.

Untung saja, Iis ada alat-alat itu. Ia kembali pada Arka dengan lega.

"Tolong kemejanya dilepas, Mas," ujar Maira.

"Gini aja langsung di pasang, aku buru-buru soalnya," jawab Arka sambil mengecek ponselnya.

Maira tak bisa berdebat. Ia ikuti apa yang Arka mau. Ia menjahit kancing baju yang masih Arka kenakan.

Saat Maira sibuk menjahit, Arka sibuk dengan ponselnya. Aroma wangi tubuh Arka begitu menggoda indera penciuman Maira. Ini pertama kalinya ia sedekat ini dengan sang suami.

Debar jantung yang sebelumnya sudah normal, kini kembali tak beraturan. Arka memang begitu tampan, tak bisa Maira pungkiri.

Ah, setampan apa pun Arka, dia bukan suami yang tepat untuk Maira. Pria itu tidak akan pernah jadi miliknya.

Maira menepis segala rasa kagum akan Arka. Ia harus kembali pada realita, jika ia sudah merencanakan masa depan tanpa Arka.

Sama seperti Maira yang sempat mencuri pandang, Arka pun melakukannya. Meski terlihat sibuk dengan ponselnya, ia sempat melirik ke arah wanita yang hampir tiga bulan lalu ia nikahi.

Maira manis. Arka mengakuinya. Lesung pipi wanita itu menambah daya tarik tersendiri. Selain itu, Maira merupakan istri yang baik dan penurut. Ia wanita yang tulus. Terbukti dari ia rela mengorbankan masa depannya untuk masuk dalam pernikahan yang tak pernah ia inginkan. Mendapat perlakuan tak semestinya dari suami, tapi tetap bersikap baik. Setidaknya begitu Arka menilai, selama ia tinggal bersama.

Ah, kalau boleh jujur, banyak sekali pujian untuk Maira. Namun, Arka enggan mengakuinya. Ia takut jatuh dalam pesona Maira. Itu juga yang menjadi alasan ia menghindari Maira selama ini.

Selain itu, ia tak mau semakin menyakiti Maira lebih jauh. Ketulusan Maira pantas dibayar dengan kebahagiaan, hal yang tak bisa Arka berikan.

Setiap kali menjauh, setiap kali juga Arka merasa begitu bersalah pada Maira. Terlebih setelah kejadian itu, ia merasa semakin tak pantas untuk Maira.

"Sudah selesai, belum?"

"Eh, i-iya, Mas. Ini sudah selesai kok." Maira membuat simpul di akhir jahitan agar tak lepas.

Ia mencari-cari gunting untuk memotong benang, tapi nampaknya ia lupa membawa gunting tadi. Tak mau repot pergi untuk ambil gunting, Maira menggunakan giginya untuk memotong benang. Arka yang melihat itu hanya bisa menatap aneh.

"Maaf, Mas, aku lupa bawa gunting." Maira segera membereskan alat jahitnya dan langsung ingin pergi.

"Maira," panggil Arka.

Maira berhenti di ambang pintu dan menoleh.

"Terima kasih."

Maira tak menjawab, pun tak membalas dengan senyum. Ia langsung pergi begitu saja.

Kembali ke dapur, memastikan sarapan sudah siap.

"Semua sudah siap, kan, Mbak?"

"Sudah, Bu."

"Kalau gitu, aku ke kamar dulu lihat Zara."

Niatnya ingin melihat putrinya, tapi karena Zara masih tidur, Maira memutuskan untuk mengambil ponsel miliknya. Ada pesan yang ia tunggu dari temannya.

Maira sempatkan untuk duduk di tepi ranjang sembari membuka ponsel. Tak ada pesan dari teman yang ia harapkan. Justru ada pesan masuk dari nomor tak dikenal. Sebuah pesan berisi vidio.

Maira membukanya. Menatap tak percaya akan vidio yang dikirimkan oleh nomor tak dikenal.

"Astagfirullah hal'adzim!" pekik Maira. Ia langsung menutup ponselnya, tak mau lagi melanjutkan melihat apa yang terjadi dalam vidio.

1
Asma Susanty
dihhh nggak nyadar nih kalau dia sekarang hanya mantan mertua, arka sdh tdk punya kewajiban memberi jatah uang belanja ke dia
Lilis Yuanita
ipar adalah maut
Dew666
🥰🥰🥰🥰
Dew666
Lanjut🥰
Juriah Juriah
siapakah dia?.. lanjut kak author semangat 💪🙏
Asma Susanty
waduh, baru aja lamaran masa langsung batal
Juriah Juriah
makin menarik aja nih jln crita nya lanjut kak ...semangat kak author 💪🙏
Dew666
🌻🌻🌻🌻
Juriah Juriah
kak author sebenarnya alur crita nya lumayan bagus tapi retensi nya aga kurang ya kak?..apa up nya terlalu lm?🙏
annin: Retensi belum keluar kak, aku tuh jadi jarang up date karena kurang pede dengan cerita ini. kadang udah aku ketik naskahnya, udah 3 hari tapi mau up maju mundur.
total 1 replies
اختی وحی
up ny trllu lama gk tiap hri,jd lupa alur ceritanya
اختی وحی
knp up ny lama², sampe lupa alurnya
Juriah Juriah
up nya ga rutin ya Thor sekali nya cm 1 bab tapi walaupun lama nunggu kelanjutannya tetap kutunggu semangat thor💪🙏
annin: Terima kasih Kak atas dukungannya. Akan aku usahakan untuk update rutin.
total 1 replies
Dew666
👍👍👍👍
Dew666: 👄👩‍❤️‍👩❤️‍🩹
total 2 replies
partini
mau sarapan laper ,,lanjut thor
Juriah Juriah
jangan mau di atur mantan mertua kamu arka ga ada hak dia ngatur hidup kamu jangan terlalu bodoh arka udh fokus aja sama pernikahan kamu sama maira
annin: Kita lihat ya Kak Arka apakah benar benar bodoh atau tidak. hehehehe
total 1 replies
Juriah Juriah
selalu menunggu kelanjutan nya jangan terlalu lama dong Thor up nya 💪🙏
annin: Baik, Kak. Siap👍
total 1 replies
muthia
mampir🙏
muthia: insyaAllah
total 2 replies
Dew666
❤️‍🩹
annin: Terima kasih Kak Dew666 atas supportnya. Sehat selalu untuk kaka dan keluarga. ❤️
total 1 replies
Asma Susanty
meski arka tdk suka ,tp srmoga saja arka tdk kasar ke maira..
𝐩𝐞𝐧𝐚𝐩𝐢𝐚𝐧𝐨𝐡: Halo kak baca juga d novel ku 𝙖𝙙𝙯𝙖𝙙𝙞𝙣𝙖 𝙞𝙨𝙩𝙧𝙞 𝙨𝙖𝙣𝙜 𝙜𝙪𝙨 𝙧𝙖𝙝𝙖𝙨𝙞𝙖 atau klik akun profilku ya. trmksh🙏
total 1 replies
Asma Susanty
💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!