Cinta itu datang membawa sejuta keindahan, dan seribu kebahagiaan.
Namun sayang, kebahagiaan itu tak bertahan lama.
Cinta itu pula yang menorehkan luka.
Sebuah kisah gadis mudah berumur 23 tahun yang mencinta pria matang seumur ibunya.
Tania pikir, kisah cintanya akan semulus kisah cinta orang tuanya. Namun Tania salah, Cinta itu malah membuatnya terpuruk.
Dunia Tania hancur saat Julian yang tak lain adalah lelaki yang dicintainya tiba-tiba mengenalkan calon istri kehadapannya.
Hubungan yang sudah di bangun dua tahun tersebut itu pun harus berakhir.
Tanpa Tania tau, ada alasan kenapa Julian meninggalkannya dan memilih wanita lain.
Pria asal Spanyol itu menyimpan alasan tersendiri kenapa dia harus meninggalkan Tania.
Satu tahun berlalu, mereka di pertemukan kembali. Akan kah Tania tau apa yang di sembunyikan oleh Julian?
Mengandung bawang, mecin dan seperti tayangan ikan terbang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Bukan Bram tak percaya pada Ahsam. Tapi, keluarga Aysel di Spanyol bukanlah keluarga sembarangan. Sejak Austin dan Sofia meninggal, banyak sekali yang menginginkan perusahaan orang tua Aysel bangkrut.
Banyak sekali pesaing perusahaan Galdo Corp milik orang tua Aysel yang menginginkan perusahaan tersebut bangkrut. Mereka bahkan sanggup memakai cara-cara kotor. Tapi, sampai sekarang prusahaan Galdo Corp masih berdiri kokoh. Bram khawatir jika Tania akan dijadikan sasaran. Oleh sebab itu, Bram menempatkan beberapa orang lagi tanpa sepengatahuan Tania. Dan tentu dibawah perintah Ahsam. Ya, walaupun awalnya hanya untuk menjaga Tania dari musuh-musuh Austin. Namun, pengawal yang di sediakan Bram cukup membantu kala Tania sedang menghadapi Clara nantinya.
"Tunggu, apa maksud Ka Ahsam, ada suruhan papih yang memata-mataiku selain ka Ahsam?" tanya Tania lagi. Tiba-tiba tubuh Tania bergidik ngeri saat membayangkan jika benar papihnya memberi pengawal yang banyak bagi dirinya di Spanyol.
"Maaf, Nona. Anda, kan, bukan putri kerajaan. Kenapa tuan Bram menaruh pengawal layaknya putri kerajaan," jawab Ahsam dengan santai bahkan tak ada raut bersalah saat mengejek Tania.
Tania mencebik mendengar jawaban Ahsam. Dia memutuskan untuk mendengarkan musik. Toh, jika memang mamih dan papihnya tau tentang pertemuannya dengan Julian mereka pasti akan langsung menelponnya secara langsung.
•••
"Tania!" panggil Aysel ketika dirinya berjalan untuk naik.
Tania pun berbalik, "Ya, Momma," jawab Tania.
"Jas siapa yang kau bawa?" tanya Aysel yang melihat Tania sedang membawa jas.
"Em ini ... ini jas Ka Ahsam Moma, Ka Ahsam meninggalkannya di mobil jada aku membawanya," jawab Tania dengan gugup. Tak mungkin dia berkata itu adalah jas Julian.
"Yasudah, naik, mandi dan kita sholat magrib bersama!" titah Aysel. Tania pun mengangguk dan melanjutkan langkahnya.
Saat dikamar, dia membuka lemarinya. Kemudian dia menggantungkan jas Julian. Namun, sebelum dia menyimpannya ke lemari, dia mencium jas Julian dan memeluknya. Tersenyum senang saat bisa menghirup aroma wangi tubuh Julian yang tertinggal di jasnya.
Tania pun bergegas ke kamar mandi dan bersiap untuk turun dan melakukan sholat magrib bersama.
Setelah sholat magrib, makan malam dan bercengkrama bersama poppa dan mommanya. Tania pun segera naik ke kamarnya untuk beristirahat.
Saat sudah berada di kamarnya. Dia mengambil ponsel yang tergeletak di meja. Tania menggeleng saat melihat betapa banyaknya teror pesan dari saudara kembarnya.
[Tania, cepatlah pulang ke Indonesia. Aku mengidam ingin makan bersama mu] Tulis Vania dalam pesannya.
[ Tania, aku tidak bercanda. Calon keponakan mu ingin memakan masakan mu]
[Tania, ayolah pulang. Apa kau tidak menyayangi calon keponakan mu]
[Tania, Aku benar-benar ingin memakan buatan mu. Ayo cepat kembali ke Indonesia]
[ Tania, calon anakku akan sedih jika kau tak mau menuruti keinginan ku]
Itulah teror pesan yang dikirim Vania pada Tania. Tentu saja itu atas perintah Keinya.
Tania mendengus melihat pesan dari Vania. " "Bagaimana mungkin dia ingin aku memasak sedangkan seumur hidupku aku hanya bisa memasak mih rebus!" gerutu Tania. Dia sudah tau bahwa ini hanya akal-akalan mamihnya.
[Itukan anakmu. Jika dia bersedih tak ada urusannya dengan ku. Kau suruh saja suami mu melawak agar calon anakmu tidak bersedih 😛] Balasan Tania untuk Vania.
Tania pun kembali menaruh ponselnya diatas meja. Sebelum dia berbalik, ponselnya kembali berdering.
Tania mengernyit heran saat melihat nomer baru mengiriminya pesan.
[Selamat tidur, Cintaku. I Love you 😘😘] Tulis seseorang yang mengirimi Tania pesan.
Tania tersenum membaca pesan tersebut. Sebab, walau pun yang mengirimi dia pesan memakai nomer baru, Tania langsung tau kalau Julian lah yang mengiriminya pesan.
"I Love you to, darling," lirih Tania. Kemudian Tania menaruh ponselnya kembali tanpa menjawab pesan dari Julian.
Keesokan harinya.
"Maaf, Nona. Ada seseorang yang ingin bertemu dengan anda," ucap Lisia yang tak lain adalah sekretaris Tania di Rose Fashion.
"Siapa?"
"Beliaw bilang, beliaw adalah pelanggan Vip di Rose Fashion," jawab Lisia.
"Baiklah, suruh dia masuk."
Tak lama pintu ruangan terbuka.
"Selamat siang Nona Tania!" sapa seseorang yang tak lain adalah Clara.
Tania mendongak dan melihat ke arah pintu. Napasnya serasa tercekat saat melihat Clara datang menemuinya. Walaupun sudah satu tahun berlalu, tentu saja Tania masih ingat dengan Clara walau pun saat itu Tania hanya melihat Clara sekilas.
"Selamat siang, Nona. Silahkan duduk," ucap Tania. Dia berusaha bersikap setenang mungkin.
Clara pun duduk di depan Tania. "Apa aku menganggu mu?" tanya Clara dengan tersenyum ramah.
"Tidak, Anda tidak menggangu saya. Apa ada yang bisa saya bantu?"
"Anda tidak mengenal saya Nona Tania. Kita pernah bertemu di Indonesia."
Tania menatap wajah Clara sejenak, dia pura-pura berpikir. "Ah, ia. Saya ingat. Apa Anda istri uncle Julian?" tanya Tania berbasa-basi.
"Ya, aku istri Julian."
"Apa ada yang saya bisa bantu, Nona?" tanya Tania lagi.
Mommy ku pelanggan tetap di Rose Fashion. Dan aku ingin kau membuat rancangan gaun pesta untuk ku," ucap Clara.
"Baiklah, Nona. Silahkan memilih model yang anda inginkan," jawab Tania sambil menyerahkan katalog rancangannya.
"Aku menyerahkan semua padamu. Tapi aku hanya meminta untuk melonggarkan sedikit bagian perut karena aku tengah mengandung." Clara sengaja menekankan kata dirinya sedang mengandung, dia ingin melihat reaksi Tania.
Clara mengepalkan tangannya di bawah meja saat melihat reaksi Tania yang biasa saja saat mendengar dirinya tengah mendandung.
Tania sama sekali tak terkejut dengan ucapan Clara. Dia tau Clara berbohong, karena Julian telah menceritakan semuanya termasuk kebohongan Clara tentang kandungannya.
"Baik, Nona. Saya akan membuatkan gaun seperti keinginan anda. Mari ikut saya! Karyawan saya akan mengukur tubuh anda." Tania pun bangkit dari duduknya dan di susul Clara yang juga ikut bangkit menyusul Tania.
"Nona Tania. Bagaimana jika kita makan siang bersama," ucap Clara setelah acara mengukur tubuhnya selesai.
Tania tampak melihat jam di tangannya. Ternyata sudah memasuki jam makan siang dan perutnya sudah lapar.
"Baiklah. Tapi, bisakah kita makan di restoran yang sudah terjamin ke halalannya?" tanya Tania. Dia sungguh tak enak untuk menolak ajakan Clara.
"Tentu, aku tau tempatnya," ucap Clara. Tanpa Tania sadari Clara tersenyum samar saat Tania menyetujui ajakannya.
Extra part terbaru Uncle Bram udah up.Yuks kepoin lapak Uncle Bram 2. Kalian tinggal klik Uncle Bram 2 di pencarian.
