NovelToon NovelToon
Balada Cinta Suratih

Balada Cinta Suratih

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Terlarang
Popularitas:9.9k
Nilai: 5
Nama Author: Irawan Hadi Mm

Cinta membuat seorang gadis bernama Suratih, menentang restu ayahnya. Damar, pemuda yang membuat hatinya lebih memilihnya daripada apa yang dikatakan orang tuanya, membuatnya mengambil keputusan yang sebenarnya mengecewakan sang ayah. Apakah Suratih akan bahagia membangun rumah tangga bersama Damar, setelah jalan yang dia tempuh salah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irawan Hadi Mm, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB. 15

Brugh.

Ali menghempaskan tubuh Mariam di atas tempat tidur.

"Jangan sekali kali lu sebut nama Leha! Dia cuma masa lalu yang pantas menerima perlakuan buruk gua!" sungut Ali dengan penuh penekanan.

Mariam beranjak dari duduknya, berdiri berhadapan dengan sang suami.

"Perlakuan buruk abang itu keterlaluan bang! Harusnya abang berpikir 2 kali sebelum bertindak! Harusnya abang introspeksi diri dengan apa yang Leha katakan sama abang!"

Ali mencengkram erat pipi Mariam dengan jemarinya, "Jangan sekali pun lu ajarin gua, Mar! Mending lu ajarin anak lu, biar pada patuh sama gua! Gua orang tuanya, Mar! Gua berhak nentuin masa depan mereka! Gua cuma pengen anak anak gua bahagia sama orang yang bisa menghargainya." serunya dengan mata melotot.

Mariam mencengkram lembut lengan Ali, berusaha sabar menghadapi kemarahan Ali.

"Istighfar bang!" seru Mariam dengan tatapan meyakinkan.

"Istighfar kepala lu!" bantah Ali, percuma gua marah sama orang yang gak pernah tau rasanya sakit hati.

Ali melepaskan cengkraman tangannya dari wajah Mariam. Lalu mendaratkan bobot tubuhnya di tepian tempat tidur.

"Lu tau, Mar! Luka dipermalukan Leha itu masih ada sampai sekarang! Gua gak akan pernah lupain itu, Mar!" seru Ali dengan netra menatap lurus, seakan luka lama kembali terungkap kembali.

Flashback On...

20 tahun silam.

Langit malam dengan sinar bulan, gak peduli sudah selarut apa. Namun malam itu Ali pulang dengan perasaan senang luar biasa.

Ceklek.

"Sukur dah, emak udah tidur!” gumam Ali, mendapati rumah dalam keadaan lampu yang sudah padam.

Tak.

Pluk.

Baru 3 langkah masuk ke dalam rumah, lampu rumah kembali menyala. Membuat Ali muda berjingkat kaget, seiring dengan kantong plastik yang ia bawa jatuh ke lantai.

"Yah jatoh lagi!" gumam Ali, ia langsung meraih kembali kantong plastik miliknya, gak lupa memungut beberapa uang yang ke luar dari kantong.

"Uang sebanyak itu! Kamu dapat dari mana, Ali?" tanya Aliyah, menatap tajam benda yang tengah Ali punguti.

Ali menoleh ke arah sang ibu, dengan wajah canggung, "Kok mak belum tidur? Udah malam ini, mak!"

"Gak usah ngeles kamu! Kamu main judi lagi? Pulang dengan uang haram mu itu, Ali?" sarkas Aliyah dengan nada gak santai.

Ali menelan salivanya dengan sulit, ‘Tau bae lagi si emak, ini duit hasil judi. Tapi kan modalnya dari ngojek, kalo di bilang dari ngojek… mak gak bakal percaya, ngeles aja lah!’

Aliyah mendudukkan dirinya di sofa, "Malah diam, benar kan apa yang mak bilang! Kapan lu mau berhenti judi, Ali?"

"Bukan judi, mak! Ali abis dapat jackpot nih, mak! Rejekinya Ali ini buat modal kawinn." kilah Ali dengan senyum merekah, menghampiri sang ibu.

Aliyah tersenyum sinis menanggapi perkataan Ali, anak tertuanya yang belum kunjung menikah.

"Kawinn? Lu kata kucing kawinn kaga pake nikah? Cewek mana yang mau nikah sama lu, Li?"

"Yah elah mak, jangan samain sama kucing napa! Ali mau nikah sama Leha, anak kampung sebelah mak! Mau mau kan lamarin Leha buat Ali? Pake duit Ali, mak! Anak nya cantik, baik, ramah sama Ali." ujar Ali panjang kali lebar.

Aliyah mengerutkan keningnya bingung, "Leha nya mau gak jadi bini lu, Li?"

"Lah ya mau lah, mak! Dia gak bakal nolak, Ali! Dia cinta juga kok sama Ali!" celetuk Ali dengan percaya diri.

‘Gua yakin Leha cinta sama gua, buktinya aja dia gak nolak kalo gua tawarin tumpangan. Leha juga udah sering cari gua buat anter dia kemana pun. Itu namanya cinta.’ batin Ali dengan perasaan berbunga-bunga.

"Kapan rencananya lu mau ngelamar Leha?"

"Besok siang, mak! Tapi paginya mak temenin Ali ke pasar ya! Beli buah, cincin kawin, da leman wanita, apa aja deh buat seserahan, mak!" seru Ali dengan bersemangat.

Aliyah beranjak dari duduknya, menepuk bahu Ali, "Iya besok mak temenin. Sekarang lu tidur, bangun subuh buat sholat!"

Pagi itu Ali benar benar di temani Aliyah membeli segala keperluan untuk melamar Leha. Wanita yang ia anggap membalas cintanya. Namun sayangnya Ali salah mengartikannya.

Siang yang diimpikan Ali menjadi hari bersejarah dalam hidupnya, melepas masa lajangnya, dengan wanita yang ia cinta. Menjadi hari terkelam sepanjang usianya.

Ali dan Aliyah datang ke rumah Leha dengan didampingi 2 adik Ali dan 2 ipar Ali. Dengan sebuah angkot yang sudah di sewa Ali, yang mengangkut serta barang seserahan untuk melamar Leha.

"Ini beneran rumahnya, Li? Sepi amat. Kaya gak tau mau ada tamu yang datang!" celetuk Aliyah, melihat keadaan rumah Leha yang sepi dengan pintu tertutup.

"Udah biasa sepi, paling pada nunggu kita di dalam, mak!" seru Ali dengan membawa parsel berisi pakaian wanita, dan cincin di saku kemejanya.

"Beneran udah tau bang, kita mau ke sini ngelamar mpok Leha?" imbuh Markonah yang membawa 2 parsel buah, yang gak lain si adik ipar.

Ali menjawab pertanyaan Markonah dengan acuh, "Udah tau!"

‘Leha kan taunya gua mau main. Gak bilang mau ngelamar. Biar ini jadi kejutan buat Leha.’ batin Ali.

"Assalamualaikum, Leha!" seru Ali saat sudah berdiri di depan pintu.

‘Perasaan aye kenapa jadi gak enak gini ya?’ batin Aliyah, merasakan debaran jantungnya yang gak menentu.

"Kenapa mak?"tanya Barul dengan parcel berisikan peralatan solat, adik Ali.

"Gak apa-apa, cuma tegang aja. Abang lu mau punya bini." seru Aliyah, memperlihatkan senyum di bibirnya.

Kreeek.

Ali di buat terperangah dengan penampilan Leha. Wanita itu muncul dari balik pintu, dengan celana di atas lutut, dan kaos pendek yang membalut tubuh padat berisinya.

‘Gila, Leha kalo di rumah berani bangat pakaiannya.’ batin Ali.

"Kamu, Li? Beneran main ke rumah aku?" tanya Leha dengan nada gak senang.

"I- iya, kan aku udah bilang semalam sama kamu. Aku mau main ke rumah." seru Ali dengan gelagapan.

"Oh jadi ini yang namanya Leha, cantik Li!" seru Aliyah, di susul dengan yang lain berdiri di belakang Ali.

Leha mengalihkan pandangannya pada Aliyah, "Ibu siapa ya?"

Ali menyela sebelum Aliyah menjawab pertanyaan Leha.

"Boleh aku, ibu dan adik adik ku masuk kan, Leha?" beo Ali dengan tatapan memohon.

Brugh.

Leha menutup pintu yang ada di balik punggungnya, tanpa mengalihkan pandangannya dari Ali.

"Kok di tutup si, mpok? Kita gak boleh masuk ya?" tanya Markonah dengan tatapan bingung.

"Mpok? Saya bukan mpok mu! Saya ini Leha! Saya gak kenal kalian, pantas dong saya gak izinin orang yang gak saya kenal masuk ke dalam rumah!" sarkas Leha dengan lantang, memancing para tetangga ke luar untuk melihat apa yang terjadi.

Aliyah menatap Ali penuh selidik, "Ini gimana maksudnya si, Li?"

***

Bersambung …

1
Jia
saya nonggol thor
Jia
lanjutkan up thor
Shafa Adeena
hadir
Be-Trhee
semangat untuk upgrade
Kinanti Putri
terus kan kak, di tunggu bab berikut nya
Kinanti Putri
semangat ya kak
Ummu Marhamah
bagus untuk karya mu kak, jangan lupa jaga kesehatan biar selalu up
Kiki Fitri
lanjutkan up nya kak
Kiki Fitri
is the best
Dinda Shaza
hadir kak
Amanda
sipppp keren banget thor
Amanda
keren
Alana
semangat terus thor
Nesia
keren banget nih💪💪💪😍
Sonia
💪💪💪💪💪 semangat terus thor
Nona
lanjutkan up nya kak
Ayah Fifi
👍👍👍👍👍👍👍👍👍
Donita
Bagus sih, lanjut
Fida
lanjutkan up nya kak
Jovanca
keren banget nih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!