Tumbuh menjadi anak pembantu semenjak kecil, tidak membuat Rifan malu. Dia justru merasa beruntung, selain dibiayai sekolah oleh majikan, Rifan bahkan diperbolehkan bersahabat dengan Alisha, nona mudanya.
Namun satu insiden karena candaan merubah segalanya. Ketika rasa penasaran berubah jadi petaka berkelanjutan. Rifan dan Alisha ketagihan tidur bersama, padahal mereka sudah sama-sama punya kekasih. Sampai suatu hari, ibunya Rifan berhasil memergoki kelakuan putranya dengan sang nona muda, saat itulah Rifan dipaksa pergi dari rumah. Tapi apakah itu akan jadi akhir hubungan Rifan dan Alisha? Tentu saja tidak.
"Kembalilah padaku dan jadilah simpananku." Alisha.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
chapter ³¹ - la bise
Alisha mendadak memecahkan tawa. Dia berucap, "Bercanda, Fan. Kau memang nggak pernah berubah. Wajah datar itu selalu menghiburku."
"Nggak lucu, anjir!" timpal Rifan.
Alisha masih cekikikan sambil memegangi kamera. Dia lalu memotret Rifan tanpa permisi. Reflek Rifan menutupi wajahnya dengan tangan. Namun sayangnya Alisha terlanjur sempat memotret dirinya.
"Hei! Izin dulu kali!" protes Rifan.
"Anggap ini imbalan karena sudah menyentuh rambutku. Aku sekarang cewek mahal, Fan! Aku nggak akan membiarkanmu semudah itu menyentuhku," pungkas Alisha sembari menyapu rambutnya yang sudah kena sentuh Rifan.
"Bagus deh kalau gitu." Rifan memutar bola mata sambil tersenyum. Dia yang sedikit kesal mengacak-acak puncak kepala Alisha. Cewek itu hanya tertawa kecil. Ia masih terus berusaha memotret Rifan.
"Kau mau roti?" tawar Alisha.
"Enggak." Rifan menggeleng.
"Udah kalau mau jujur aja kali. Aku yang belikan. Aku tahu betul kau itu sangat irit," kata Alisha.
"Ya udah deh kalau dipaksa." Rifan segera memasuki toko roti.
Alisha geleng-geleng kepala dan menyusul Rifan. Ia membeli beberapa roti juga di sana. Tak lupa Alisha memberikan rekomendasi pada Rifan mengenai roti yang enak dan populer. Mereka duduk sebentar di toko roti karena kebetulan hujan belum reda.
"Apa kau punya pacar?" celetuk Alisha sambil mengunyah rotinya.
"Menurutmu? Coba tebak!" sahut Rifan.
"Enggak! Aku yakin 100%. Orang yang cuek dan diam kayak kamu tuh, ketebak banget," balas Alisha.
"Emang begitu? Kalau aku punya pacar gimana?" kata Rifan seraya melipat tangan di depan.
"Ya nggak apa-apa. Mau nikah juga nggak masalah. Aku nggak berhak ngatur kamu kan? Aku udah bukan majikan kau lagi." Alisha menjawab dengan santai sambil berkutat dengan ponselnya.
"Terus kau? Punya pacar?" kini giliran Rifan yang bertanya.
"Menurutmu? coba tebak!" balas Alisha sambil cengengesan.
"Kayaknya enggak. Logikanya, karena nggak mungkin kau akan menemani Amelie kalau sudah punya pacar."
"Betul! Tapi aku punya banyak cowok yang sekarang mendekatiku."
"Dari dulu juga begitu kan? Bahkan aku juga termasuk."
"Kau?!" Alisha terkekeh. "Cih! Kau nggak termasuk. Karena aku duluan yang merayumu," tukasnya.
"Begitu kah?" Rifan tidak tahu harus bagaimana menanggapinya. Entah kenapa dia malah mengingat momen panasnya bersama Alisha. Membuatnya telan ludah dan sedikit membuat hasratnya bergejolak. Namun Rifan berusaha keras menahannya dan tetap stay cool.
"Kau itu pasif banget, Fan! Saranku, berubahlah. Kalau kau terus begitu, kau nggak akan punya pacar! Dekatin Citra aja dulu aku yang bantu kan?" tukas Alisha.
"Nggak masalah. Aku pengen fokus belajar juga sekarang," ungkap Rifan.
"Pret!" Alisha mencibir.
"Sialan kau!" Rifan yang jengkel, segera melempari Alisha remahan roti.
Bertepatan dengan itu, hujan reda. Alisha dan Rifan lantas beranjak dari toko roti. Keduanya berjalan berdampingan sambil terus mengobrol.
Rasa canggung telah pudar dalam sekejap. Karena Alisha memang masih jadi sosok yang seru seperti dulu, dan jujur saja, itulah salah satu alasan Rifan merindukannya.
"Alisha!"
Tiba-tiba terdengar panggilan dari seorang lelaki. Alisha dan Rifan lantas menoleh. Terlihatlah seorang lelaki berperawakan jangkung dan berambut cokelat tersenyum pada Alisha. Lelaki itu menghampiri Alisha.
"Louis!" seru Alisha, balas tersenyum.
Mata Rifan membulat saat bibir Louis mendarat ke pipi kiri dan kanan Alisha. Parahnya Alisha melakukan hal sama pada Louis. Terdengar suara kecupan dari setiap ciuman mereka.
"Katanya sekarang kau nggak akan membiarkan orang dengan mudah menyentuhmu," kritik Rifan sinis.
"Fan! Ini salam ala Perancis? Nama istilahnya la bise. Ini hal biasa di sini," jelas Alisha.
"Hal biasa kau bilang?" Rifan terperangah. Namun sesungguhnya, dia merasa sangat risih melihat Alisha disentuh cowok lain. Hatinya terasa diremas.
Ketika kamu memilih untuk hadir tanpa menyembunyikan perasaan atau bagian tertentu dari dirimu, hal itu dapat membantu menciptakan lingkungan di mana kamu merasa diterima apa adanya serta membantu menciptakan hubungan yang lebih dalam dan meningkatkan hubungan..🥰
Kau memanfaatkan waktu luangmu untuk mengambil kerja part time,
Selain mencari pengalaman, kamu juga bisa punya tambahan modal untuk merencanakan sebuah pertemuan kalian bisa lebih seru.
pejuang LDR seringkali butuh lebih banyak modal jika tidak dicermati, bisa membobol tabunganmu jika kamu tak hati-hati.
Andaikan pintu ajaib Doraemon benar-benar ada, kamu nggak akan berjuang dengan susah payah untuk menahan rindu.
Namun sayang kenyataanmya harga tiket perjalanan untuk bertemu dia yang justru nyata ada di hadapanmu...😂🤣
Karena sebaik-baik kita menyembunyikan sesuatu apalagi sesuatu itu adalah aib/keburukan.
Cepat atau lambat Tuhan akan selalu punya cara untuk mengungkapnya..🤫
Kata-kata itu mengingatkan kita bahwa tidak peduli seberapa kuat atau berpengaruhnya seseorang, mereka tidak akan pernah bisa lepas dari konsekuensi tindakan mereka..😰
Bagi beberapa pria yang memiliki prinsip tentang moralitas dan agama sepertinya akan berat menerima kenyataan itu tentu ada perasaan kecewa../Panic/