Kecewa! Itulah yang dirasakan oleh Arabella setelah mengetahui tunangannya ternyata suami dari wanita lain. Selama dua bulan mereka bertunangan Arabella baru mengetahui ternyata pria itu sama sekali tidak mencintainya melainkan hanya demi sebuah bisnis. Namun, sebuah insiden penculikan menyebabkan Arabella bertemu dengan seorang mafia yang tidak lain adalah kakak dari istri mantan tunangannya. Untuk membuat rumah tangga adiknya tetap utuh! Mogan Rijkaard sengaja menikahi Arabella dan berbohong pada dunia jika Arabella ibu kandung dari putranya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Idatul_munar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Oma Dian
“Kenapa kau tidak memberinya ASI?”
Arabella menoleh pada wanita paruh baya sedang memerhatikannya.
“Heumm ASI saya tidak keluar nyonya..”
“Kau tidak mengubah panggilanmu!”
“Panggil Oma! sama seperti morgan memanggil,”
“Maa_af! Oma,”
Arabella tersenyum kaku melihat wanita paru baya yang berumul sama dengan neneknya di Australia.
“Kenapa bisa Asi mu tidak keluar? Apa selama ini cicitku cuma minum susu formula?”
Sontak saja arabella bingung menjelaskannya.
Pasalnya Alif bukan putra kandungnya, ia cuma ibu pengganti sebentar.
Bagaimana bisa dijelaskan pada wanita tua tersebut
“Iya oma! Untuk sementara alif minum susu formula sampai ASI nya keluar kembali,”
“Apa payudara kamu bermasalah?”
Tanya wanita tua itu saat melirik ke arah bagian dada wanita muda di depannya itu.
“Tidak mungkin oma. Hhhh mungkin ASI nya saja lagi macet, besok Ara mampir ke rumah sakit pas kami pulang oma buat cek kembali,”
Arabella membenarkan tidur alif di pangkuannya setelah melepaskan hisapan botol dari mulut bayi tersebut yang terlihat sudah tidur setelah kekenyangan.
“Ya sudah kalau begitu, tapi kamu setelah ini harus bisa memberi cicitku asi kembali.”
Wanita tua itu pun berlalu dari tempat tersebut meninggalkan Arabella bersama maid yang membantunya
Oma kembali ke ruang keluarga, terdapat morgan sendiri sedang duduk mengontak antikkan lebtop di pangkuan nya.
“Morgan!” Panggil sang oma pada cucunya.
Morgan melirik sekila.”Iya Oma, kenapa?”
“Besok kamu antar istrimu ke rumah sakit, suruh cek ASI nya.”
Morgan menutup lebtopnya terasa tugasnya sudah terselesaikan.
“Kamu tau kan, cicit oma tidak boleh minum susu formula.”
“Dulu pas kamu dengan adikmu, Oma tidak pernah memberikan mommymu memberikan susu formula ke kalian,”
“Iya Oma, biar Morgan yang selesaikan,”
Morgan sebenarnya tidak terlalu peduli, bagaimana bisa arabella memberi asi ke putranya bahkan putranya tidak lahir dari rahim wanita tersebut.
Membayang payudara wanita tersebut, membuat benda di selangkang nya agak berdiri.
Entah kenapa semenjak arabella berada di sampingnya, gairahnya sudah mulai aktif kembali.
“Jangan akal-akalan dia tidak ingin bagian tubuhnya rusak, karena memberi asi ke putramu,”
Morgan tidak menyahut, ia mengambil barangnya berlalu dari tempat tersebut, ingin kembali ke kamar lamanya.
Sebelum sampai ke kamarnya, pria tersebut melihat kamar di sebelah kamarnya dan tak lain kamar Elif masih sedikit terbuka pintu.
Morgan tidak berniat masuk hanya mengintip sebentar di ambang pintu melihat apa yang sedang di lakukan oleh gadis remaja tersebut yang tak lain adalah putrinya.
Gadis remaja tersebut sedang berbaring di kasur dengan iPad di tangannya.
Morgan kembali ke kamarnya.
Baru saja di buka pintu kamar tersebut ia melihat bayi laki laki sedang tidur di atas kasur miliknya.
Morgan tidak mendapatkan Arabella di kamarnya.
Dimana arabella apa mungkin di kamar mandi, pikir Morgan melirik sekilas pintu kamar mandi.
Pria itu membuka jas hitamnya lalu menyisa kemeja hitamnya dengan kancing sengaja ia lepas.
Melirik ke arah kamar mandi namun tidak ada pergerangan sama sekali di kamar mandi tersebut.
Kemana wanita tersebut tentu di balkon kamar tersebut yang sadari tadi menikmati angin malam di luar sana.
Arabella merasa ada orang di belakangnya.
Ia berbalik ternyata Morgan sedang berdiri melipat tangannya di dadanya.
“Ngapain kamu kesini?”
“Bebas! Ini kamarku,”
Arabella tentu kesal, ia sangat membenci pria tersebut sudah menjerak dirinya ke hubungan yang tidak ia inginkan itu.
“Kapan kau ingin membebaskanku?”
Morgan tersenyum licik ke arah wanita di sampingnya itu.
“Tentunya, kau tidak akan bebas,”
Arabella merasa geram dan memberi sekali pukulan kearah dada Morgan.
“Kau memang pria gila! Aku sudah berjanji bebaskan aku, Aku sudah berjanji memutuskan hubungan dengan adik iparmu itu. Aku ingin kembali ke negara asalku aku tidak ingin tinggal di sini bersama pria brengsek seperti mu,”
Morgan sama sekali tidak peduli dengan ucapan wanita muda tersebut.
“Kau cukup menjadi ibu untuk putraku, atau kau ingin perusahaan orang tuamu di sana hancur,”
“Dengan kau mengancamku seperti itu tentu aku tidak akan takut,”
Morgan berubah menjadi datar, “Kau yakin!”
Tentu arabella takut orang tuanya kenapa-kenapa.
Apa yang harus di lakukan oleh wanita tersebut, satu sisi ia tidak ingin bersama pria kejam itu.
“Tidak, jangan! Jangan sakiti orang tuaku, Aku janji akan melakukan seperti yang kau perintahkan,
“Kau ingin kemana?”
Arabella tentu berhenti lalu menoleh kearah pria tersebut.
“Tentu aku ingin masuk, apa kau menyuruhku ingin tidur di sini?”
“Itu dadamu na…,”
Plak
“Kau.”
Morgan memegang pipinya yang barusan di tampar oleh wanita di depannya itu.
Tentu saja sama sekali tidak sakit bagi nya.
Arabella menyilang kedua tangannya seolah menutupi seluruh asepnya.
“Dasar pria mesum.”
“Heh, kau pikir saya tertarik dengan dada tipis mu itu?”
Arabella membenarkan baju di dadanya yang sempat terbuka mungkin terbuka oleh angin.
Lalu ia tidak memperdulikan lagi morgan berencana ingin masuk ke dalam kamar.
Tepat di belakangnya tentu di susul oleh morgan juga masuk ke dalam kamar.
“Kau tidak berniat menggoda saya kan,”
Tentu saja Arabella melotot tak percaya.”Tuan morgan, kau kan tidak tertarik dengan saya, buat apa saya menggoda anda tuan mesum,”
Arabella membenarkan selimut kecil Alif, bayi itu begitu nyaman.
Sedangkan morgan sudah berlalu menuju kamar mandi tidak menlanjutkan perdebatan kecil yang barusan terjadi.
Mengusap pelan rambut kecil milik si bayi itu udah kebiasaan Arabella.
Ia tidak lepas pandang dari wajah si bayi menggaguminya itu.
“Nanti kalau besar jangan jadi daddy mu itu ya, dia sangat menyebalkan.”
Arabella ketawa pelan memikir morgan yang begitu menyebalkan.
Tentu terganggu bayi yang terlalap di sampingnya itu.
“Oek,” rengekan pelan dari si bayi.
“Sssssutss,”
Sebentar di tepuk tepuk bayi itupun kembali terlelap karena terganggu dengan suaranya.
Ingin rasanya arabella menculik alif membawa bersamanya.
Bayi itu begitu memikat hatinya, bahkan selamat berada di rumah morgan itu begitu terperan menjadi ibu buat anak itu.
Tiba tiba ia merindukan kedua orang tuanya di Australia, semenjak sampai ke Indonesia ia tidak sempat menghubungi orang tua nya.
“Mommy daddy, ara kangen kalian, maafin ara mom dad!”
Arabella membaringkan tubuhnya, tak lama ia pun terlelap kedalam mimpinya.
Morgan keluar dari kamar mandi dengan handuk terlilit di pinggangnya, ia melihat arabella sudah tertidur di samping putranya.
Pria masuk ke dalam ruang pakaian ganti lalu mengambil sepasang baju tidur, setelah itupun memakainya.
Setelah itu mogan pun bergabung merebahkan dirinya di samping sang putra di kasur yang sama.
Dia melirik arabella sebentar, wanita itu tidur dengan damainya.
Bersambung