NovelToon NovelToon
Ayudia Putri Dari Istriku

Ayudia Putri Dari Istriku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Anak Haram Sang Istri / Romansa
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Hania

Karena cinta kah seseorang akan memasuki gerbang pernikahan? Ah, itu hanya sebuah dongeng yang indah untuk diriku yang telah memendam rasa cinta padamu. Ketulusan ku untuk menikahi mu telah engkau balas dengan sebuah pengkhianatan.

Aku yang telah lama mengenalmu, melindungi mu, menjagamu dengan ketulusanku harus menerima kenyataan pahit ini.

Kamu yang lama aku sayangi telah menjadikan ketulusanku untuk menutupi sebuah aib yang tak mampu aku terima. Dan mengapa aku baru tahu setelah kata SAH di hadapan penghulu.

"Sudah berapa bulan?"

"Tiga bulan."

Dada ini terasa dihantam beban yang sangat berat. Mengapa engkau begitu tega.

"Kakak, Kalau engkau berat menerimaku, baiklah aku akan pulang."

"Tunggulah sampai anak itu lahir."

"Terima kasih, Kak."

Namun mengapa dirimu harus pergi di saat aku telah memaafkan mu. Dan engkau meninggalkanku dengan seorang bayi mungil nan cantik, Ayudia Wardhana.

Apa yang mesti ku perbuat, aku bukan manusia sempurna....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hania, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20 : Belajar Bersama

Dika memang sudah menyerahkan Ayu kepada bibi Sofia. Tapi tak ada salahnya kalau ia ikut menjaganya. Ia akan mengirim pengawal untuk Ayu secara diam-diam. Agar tak menimbulkan kecurigaan. Mereka cukup mengawasinya dari jauh. 

Peristiwa yang dulu menimpa Lea begitu membayanginya. Dia tak sanggup lagi jika peristiwa yang sama akan menimpa Ayu.

Apakah ini tumbuh dari kasih sayang Papa pada putrinya atau karena getar halus yang mulai mengalun indah di lubuk hatinya? Dia harus bisa bijaksana untuk memaknainya semua agar tidak salah arah. Apakah ini cinta romantic atau cinta platonic belaka. Namun apapun itu, ia akan selalu menjaga Ayu.

***

Peristiwa yang terjadi di ulang tahun Ayu, meninggalkan bekas yang mendalam, sampai saat ini masih terasa. Membuat Yosep tak bisa tenang. Ada bara yang selalu meletup-letup ketika melihat Ayu.

Hingga suatu hari muncul ide di benaknya. Yosep pun mendekati dua gadis yang berjalan beriringan menuju kantin.

“Bagaimana kalau nanti kita belajar bersama di rumahku?” ajak Yosep.

“Mau-mau,” sahut Rena antusias.

Maksud hati mengajak Ayu, namun Rena yang menanggapinya. Sedangkan Ayu tampak diam tak menggubrisnya. Sampai Yosep gemas sendiri.

“Kalau kamu bagaimana, Ayu?” tanyanya lebih terfokus.

Dia tertawa kecil dan menanggapinya dengan biasa saja.

“Boleh,” jawab Ayu singkat.

Bikin repot saja, bisik hati Ayu. Dia tak bisa menyembunyikan kegalauan yang menyelimuti dirinya saat ini.

“Hai, ada apa denganmu?” tanya Yosef heran.

“Nggak apa-apa,” jawab Ayu dengan dingin.

Semenjak Papa Dika pulang ke Indonesia, Ayu kembali sedih. Bukan karena kedatangan dan kepergiannya. Tapi mengapa Papa Dika seolah ingin melepaskan diri darinya. Apa yang salah dengan dirinya? Dan ini telah berlangsung lama.

Ada apa dengan Papa? Apakah papa telah memiliki wanita pengganti mama. Itulah yang sering mengganggu pikirannya. Semoga saja bukan. Ini hanya sebuah upaya dari papa Dika agar dirinya bisa mandiri saja.

“Anak Papa, makanya begitu ditinggal langsung merana,” kata Yosep menggoda.

Ayu tersenyum tipis. Tak mengiyakan, namun tak menolak dengan sangkaan Yosep. Dia hanya ingin menyakinkan dirinya bahwa ia telah dewasa. Melepas kecemburuan yang tak perlu ada. Papa Dika juga berhak bahagia dengan wanita lain. Dia tak boleh memberatkan langkahnya untuk bahagia.

Tapi kok berat, ya….

“Ada-ada saja deh kamu, Yosep.”

“Nggak gitunya Ayu. Aku itu cemburu lho, saat kamu lengket sama papamu. Mana Papamu masih muda banget gitu.”

Ayu tertawa kecil, tak seharusnya Yosep cemburu pada papanya yang jelas-jelas bukan bandingannya. Papa Dika adalah cinta pertamanya, sedangkan dia adalah sekedar teman. Jangan membuat pertemanan menjadi rumit hanya karena perasaan yang tak mungkin terbalaskan.

“Kamu ini ada-ada saja,” kata Ayu.

Ayu hanya ingin menuruti apa kata papanya, untuk konsentrasi menyelesaikan pendidikan. Tak ada kamus berpacaran. Dengan begini bisa aman kan? Bisa belajar dengan tenang tanpa gangguan rindu. Dan banyak teman, tidak terfokus pada seorang saja. Biarlah saat ini dia menikmati bagaimana indahnya menjomblo.

“Eh, aku mau ijin ke tante dulu. Apa kamu bawa hp, Rena? Hapeku ketinggalan di loker,” ucap Ayu. Ia seolah membangunkan Rena yang sejak tadi terlihat diam membeku.

Pokoknya kalau ada Yosep, Ayu benar-benar dalam dilemma. Bukan tentang dirinya, tetapi tentang sahabatnya ini. Karena dari tatapan matanya, Ayu sudah tahu kalau Rena memiliki rasa pada Yosep.

Ada-ada saja cara Yosep untuk memanas-manasi sahabatnya. Kadang membuatnya jengah dan ingin menolaknya mentah-mentah. Tapi pamali lah, bisa jadi karma buruk untuknya di kemudian hari. Lebih baik dia bersabar dan tak peduli.

“Eh, hp ya… maaf aku tak bawa. ketinggalan di loker juga,” kata Rena gugup.

“Pakai punyaku saja,” sahut Yosep segera. Kesempatan menunjuk arti dirinya di hadapan Ayu. Hehehe….

“Bolehlah.” Ayu pun segera memanfaatkan hape milik Yosep, meski dia tak sampai hati dengan Rena. Tapi bagaimana lagi, keadaan terpaksa, nih.

“Dibolehkan sama Tantemu, kan?”

“Tentu. Kamu tahu kan kalau tante itu sangat baik. Dia hampir tak pernah melarangku pergi, asalkan ijin dulu. Ia sangat percaya padaku.”

“Aku tak sebaik dirimu, Ayu. Kemana-mana harus ijin dulu. Bagiku lebih baik kabur, dari pada ijin. Mereka juga tak akan mencariku, kecuali kalau sampai jam 10 malam, aku belum pulang.”

“Kok bisa begitu?” tanya Ayu.

“Ya begitulah. Karena aku sudah hampir 18 tahun, tak lagi perlu ijin lagi dari orang tua untuk urusan yang beginian. Kamu aja yang masih kuno banget, Ayu.”

“Oh gitu, ya.”

Wah…wah, bisa habis Ayu kalau berdebat masalah begini dengan Rena. Ayu dengan budaya timur yang kental sedangkan kita jelas menyerap budaya barat, nenek moyang kita dari sana.

“Bagaimana belajar bersamanya. Jadi, ya,” kata Yosep mencoba mengalihkan pembahasan. Itu nanti menjadi bagiannya untuk memberi pemahaman tentang siapa kita dan budaya kita.

“Jadi, dong. Begitu kan Ayu,” kata Rena dengan semangat.

“Iya dong.”

“Baiklah. Kita nanti pulang sama-sama. Kalian tunggu saja di tempat parkir, ya.”

“Sama Michel dan Lisa juga, kan?” Ayu mencoba mengingatkan tentang anggota yang lainnya.

“Aku inginnya kita bertiga saja, sih. Tapi kalau kamu memintanya berlima, tak apalah,” jawab Yosep dengan enggan.

“Lha, bukannya belajar kelompok. Kok hanya bertiga padahal kita kan berlima. Bagaimana sih.” Mode cewek cerewet mulai keluar dari diri Ayu, seketika membuat Yosep tersenyum kecut.

Seandainya bisa berdua, hanya dengan Ayu saja, itu lebih baik. Mengijinkan dengan Rena merupakan sebuah keringanan. Tapi kalau mengajak Michel dan Lisa, tak tahulah. Itu di luar rencana.

Ah, semua masih bisa diatur ….

***

Begitu kelas berakhir, Yosep segera menuju mobilnya terparkir. Namun sayang 2 gadis yang ia tunggu belum tampak di sana. Sambil menunggu mereka datang, ia pun menghidupkan mesin mobilnya terlebih dahulu.

Tak lama kemudian, 2 gadis yang ditunggunya tengah berjalan santai menuju ke arahnya, bersama 2 teman lainnya, Michel dan Lisa.

Yosep agak dongkol tapi bagaimana lagi. Ayu yang mengajak mereka berdua.  

“Hai,” teriak Yosep sambil melambaikan tangan dari balik candela mobil.

Tak lama kemudian mereka pun datang menghampiri.

“Aku berangkat dulu ya,” kata Michel yang sambil memakai helm. Dia terlihat gagah di atas kuda besinya, siap untuk melesat.

“Ya, kamu duluan saja. Biar cewek-cewek ini sama aku,” sahut Yosep.  

Michel pun segera memacu kuda besinya meninggalkan Yosep dan ketiga cewek yang masih enggan untuk masuk ke dalam mobil.

“Kalian ngapain, sih. Ayo masuk!” ajak Yosep sambil membuka pintu di sebelahnya. Maksud hati membukakan pintu itu untuk Ayu, tapi justru yang masuk adalah Rena. Sedangkan Ayu dan Lisa, keduanya memilih duduk di bangku tengah. Ya, sudahlah….

“Jangan lupa pakai sabuk pengamannya,” ucapnya dengan nada kesal, karena semua maksud hatinya seakan buyar satu per satu.

Yosep pun segera menghidupkan mesinnya dan melaju berlahan-lahan meninggalkan tempat parkir. Setelah lepas dari area sekolah, ia pun menambah kecepatan mobilnya, menyusul motor Michel yang telah melaju lebih dulu.

Saat tiba, Mereka disambut oleh seorang wanita yang tampak masih muda. Begitu Ayu menghampiri, ia pun terhenyak.

“Lea, kamu kah itu?” bisiknya lirih.

 

1
Mike Shrye❀∂я
mampir akak.
mampir juga di karya aku ya🤭
partini
lanjut Thor,aku berharap perjodohan ayu ga ada Thor di ganti yg lain
partini
good story 👍👍👍👍
Hania
iya kakak.
cuman akan aku persingkat.

sayang kalau tak ku teruskan tulisan ini.

biar deh, walaupun tak lulus review.
yang penting selesai dulu.
Hania: terima kasih kk🙏
total 3 replies
partini
Thor ini dari awal lagi yah,,kemarin kan ayu udah di jodohin biarpun sama ayah dika saling mencintai
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!