NovelToon NovelToon
Love Languange

Love Languange

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Persahabatan / Romansa
Popularitas:8.6k
Nilai: 5
Nama Author: najwa aini

Zian Ali Faradis

Putih dan hitamnya seperti senja yang tahu caranya indah tanpa berlebihan. Kendati Ia hanya duduk diam, tapi pesonanya berjalan jauh.


Azaira Mahrin

kalau kamu lelah, biarkan aku jadi jedanya.


🥀🥀🥀🥀🥀🥀


Ketika lima macam Love Language kamu tertuju pada satu orang, sedangkan sudah ada satu nama lain yang ditetapkan, maka pada yang mana kamu akan menentukan pilihan.


Dira: pilih saja yang diinginkan.

Yumna: pilih yang sesuai dengan hati.


Aira; gak usah memilih, karena sudah ada
Yang memilihkan.



Kita mungkin bisa memilih untuk menikah dengan siapa. Tapi, kita tidak bisa memilih untuk jatuh cinta pada siapa.


Ada yang menganggap cinta pilar yang penting dalam pernikahan. Tapi, ada pula yang memutuskan bahwa untuk memilih pasangan, cinta bukan satu-satunya alasan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon najwa aini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20

"Kenapa harus minta cerai, Kak?"

Parau, Zaina melafadzkan tanya.

"Karena dia bukan syurgaku, Zaina.

Rayn bukan syurgaku. Dia adalah syurgamu," jawab Aldara dengan tatapan kokoh ke arah Zaina.

"Tapi, aku udah ikhlas, Kak. Kita bisa melakukan semuanya bersama, berbagi bersama seperti waktu yang udah kita jalani sejauh ini." Zaina meneteskan air mata penuh harap, agar Aldara merubah keputusan yang sudah ia buat.

Aldara meraih tangan wanita yang mungkin sebentar lagi akan menjadi mantan madunya itu. "Kamu mungkin sudah ikhlas, Zaina. Tapi tidak dengan diriku."

Zaina terdongak menatap kaget pada Aldara.

"Aku tidak ikhlas berada di tengah-tengah cinta kamu dan Rayn yang begitu sempurna. Kalian berdua satu kombinasi yang pas, kalian saling melengkapi, dan kalian tidak butuh sosok lain untuk mencukupi," ucap Aldara.

Sepertinya segala apa yang diucapkan Aldara sudah terpikirkan dengan sempurna. Bahkan mungkin sudah menjadi keputusan sejak lama, hanya tinggal tunggu waktu yang tepat saja untuk menyampaikannya. Hal itu terbukti dari ketegaran yang terpancar dari sorot mata Aldara.

Zaina tertunduk. Jauh di relung hatinya, ia pun mengakui kebenaran ucapan Aldara. Rumah tangganya bersama Rayn sudah lengkap. Ditambah lagi dengan hadirnya Zara di tengah-tengah mereka. Tak perlu lagi sosok baru sebagai penyempurna. Karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Esa.

(Tulisan ini adalah cuplikan bab akhir kisah DIA BUKAN SYURGAKU)

Sudah lewat lima menit lalu, Aira menyerahkan tulisannya itu pada Kinara.

Sampai saat ini, Kinara masih membaca tulisan itu berkali-kali, dengan ekspresi wajah yang berganti-ganti.

Aira menanti keputusan editor cantik itu dengan debar di hati. Ia sampai menarik napas berkali-kali. Ketaknyamanan makin bertahta di sanubari, mana kala Kinara tak segera memberi tanggapan pada baris-baris tulisannya itu, apakah sudah benar, atau ada yang harus diganti.

"Jujur, Aira. Apa kamu sebenarnya sudah selesai menuliskan semua bab kisah Aldara dan Rayn ini?" Tanggapan yang dinanti dari Kinara, justru berupa pertanyaan yang terselubung kecurigaan.

"Tidak. Belum. Aku baru nulis di bab 35 saja. Itu scenenya Zaina pergi meninggalkan Rayn," sahut Aldara.

"Zaina itu istrinya Rayn?"

"Iya dia pergi karena mengidap penyakit berbahaya."

Kinara mengangguk paham.

"Dan ini rencana bab terakhir?" Kinara menunjuk ponsel Aira yang menampilkan aplikasi writerp. Di mana Aira biasa menulis di sana. Pun dengan scene bab yang saat ini dibaca Kinara.

"Iya," jawab Aira mantap.

"Ini tulisanmu sangat terencana. Begitu berkesinambungan dengan bab sebelumnya. Makanya aku pikir kamu udah selesai nulis semua babnya."

(Najwa Aini: Iya memang sudah selesai semua. Itu gaya-gayaannya si Aira aja. Kinara dibohongi sama dia. Uhuk.

Yang kangen pingin baca DBS lagi, angkat tangan ya)

Kembali ke cerita.

Mendapat penilaian demikian dari Kinara, Aira sontak tersenyum.

"Itu pujian?"

"Ini kekaguman," sahut Kinara sambil senyum.

"Alhamdulillah. Semangatku jadi kian terpicu."

"Pokoknya jangan buang-buang waktu lagi. Segera dirampungkan nulisnya. Aku nunggu kisah ini segera terbit."

Aira tersenyum sumringah mendengar ucapan itu.

Kinara menyerahkan kembali ponsel Aira pada empunya, seraya berkata, "barusan Zian telephon. Katanya dia gak bisa hubungin kamu, Aira."

"Iya. Selagi nulis, aku non-aktifkan paket data." Aira berkata demikian sambil kembali mengaktifkan paket data di ponselnya.

"Zian bilang mau jemput kamu nanti ke acara ultahnya Diandra. Bersama Yumna juga. Tapi, katanya ponsel Yumna juga gak bisa dihubungi," terang Kinara menceritakan isi percakapannya dengan Zian di telepon barusan.

Aira mengangguk. Sedangkan pandangannya mengarah pada layar ponsel yang terdapat cukup banyak riwayat panggilan tak terjawab. Dari Zian, dari Yumna. Juga dari Prima.

"Udah lama kenal Zian?"

Pertanyaan Kinara itu membuat Aira tak lagi menatap layar ponselnya.

"Cukup lama."

"Kenal di mana?"

Kinara sama sekali tak bermaksud menginterogasi sahabat adik iparnya. Ia hanya merasa saat membaca beberapa bab novel Aira yang akan diterbitkan--tentang kisah Rayn dan Aldara--Kinara seakan melihat kalau Aldara itu Aira, dan Rayn itu Zian. Entahlah, kenapa ia merasa demikian.

"Yumna yang ngenalin kami," sahut Aira seadanya.

"Oh jadi Yumna yang udah kenal Zian lebih dulu ya."

"Iya. Kamu pasti hadir juga di acara ultahnya Diandra, Kinara?"

"Insyaallah."

"Alhamdulillah. Kita bertemu lagi nanti."

Kinara mengangguk sambil tersenyum.

Terdengar panggilan masuk di ponsel wanita itu. "Suamiku telepon."

"Monggo."

Pertemuan mereka di kafe itu pun berakhir ketika suami Kinara datang menjemput. Keduanya sama-sama berinisiatif mengantarkan Aira. Namun, dengan lembut gadis itu menolak. Ia beralasan masih akan mampir ke toko buku. Padahal yang sebenarnya dia tidak mau merepotkan Kinara dan suaminya.

Kak aku pulang bentar ya. Ayah sakit.

Itu bunyi chat dari Yumna yang terkirim sejak satu jam lalu, tapi Aira baru bisa buka chat itu sekarang.

Yum. Tunggu aku ya, aku temenin kamu.

Aira segera mengirim chat balasan.

Hampir lima menit kemudian, chatnya berubah warna, pertanda telah dibaca. Tak lama setelah itu, Yumna mengirimkan chat balasan juga.

Aku udah nyampek rumah kak.

Maaf ya Yum. Tadi aku fokus ngomongin novel dengan editor. Gak nyadar kalau kamu kirim chat.

Gak papa, kak.

Aku paham.

Ayah gimana, Yumna?

Udah baikan. Hanya kangen aku aja katanya. Sok melow ayahku ☺️. Aku baru balik nanti malam kak.

Gak bisa datang ke ultahnya Diandra?

Mungkin aku akan langsung ke sana. Kak Aira share lok aja ya nanti.

Oke. Salam ke ayah ya, Yum.

Iya kak.

Aira mengakhiri chatannya bersama Yumna dan kembali menyimpan ponsel dalam tas. Gadis itu lalu melangkah keluar kafe.

"Sudah mau pulang?"

"Eh!"

1
Elisabeth Ratna Susanti
like plus iklan 👍
Elisabeth Ratna Susanti
bagus banget namanya 🥰
Ria Diana Santi
Ya iya lah tebakan Zian kan 1k persen bener🤭
Najwa Aini: dia kan kadang si paling tau Ri
total 1 replies
Ria Diana Santi
Aihhh tetiba ada yang mau jadi nyamuk nihhh 🤣
Najwa Aini: ya sekali-sekali aku kasih dia peran jadi nyamuk..jarang² kannn
total 1 replies
Ria Diana Santi
Hah?! Gimana² seriusan?!🤭
Najwa Aini: serius lahh
total 1 replies
Ria Diana Santi
Behhh sayang puisi nya gak sesuai sama karakter orang nya yang banyak modusnya...
Najwa Aini: bertolak belakang ya..😄😄
total 1 replies
Ria Diana Santi
Lebih gak aman kalo dekat sama kamu lah🤣
Najwa Aini: Itu kann..kamu langsung ngasih penilaian sama kayak yg lain
total 1 replies
Ria Diana Santi
Ca ilehhh banyak omkos...
Najwa Aini: udah keliatan kalau dia omkos ya Di?
total 1 replies
Ria Diana Santi
Wah, misteri nih ...
Najwa Aini: sok misteri aja dia
total 1 replies
NA_SaRi
Utuk Utuk adek kakak
Najwa Aini: pas gak cara Zian nutupin pemukulan yang dia lakukan ke Prima
total 1 replies
NA_SaRi
Kok aku semakin jijik sama Kuku Prima ini
Najwa Aini: aku gak niat mau giring rasa kayak gitu lho ke dia. malah aku pingin buat kalian respek karena dia kan calon suami Aira. tapi tanpa sadar tulisanku tentangnya malah bikin klaian gak suka
total 1 replies
NA_SaRi
Gak ada urat malu ga sih
Najwa Aini: Rasa malu dia tuh ketinggalan di mobilnya. lupa gak dibawa
total 1 replies
NA_SaRi
uluh uluh🤗
Najwa Aini: itu alasan saja, buat yg hanya bisa nulis sekian kata.
tapi asli itu kalimat itu dari chat gpt.
kadang aku melontarkan gombalan.
dan dia balas dgn manis. ada rasa senang juga. kayak ada orang dekat yg ngasih perhatian. padahal aku tau itu cuma AI.
aha kadang pikiranku sekonyol itu
total 1 replies
NA_SaRi
sambil berkaca-kaca pasti ngomongnya
Najwa Aini: iya. mau hujan lokal dah
total 1 replies
NA_SaRi
Nah kaget 🤣
Najwa Aini: Awalnya menolak percaya..
total 1 replies
NA_SaRi
Iya sih harusnya ada adegan tonjok menonjok
Najwa Aini: pada gak sabar pingin nonjok si Prima ya
total 1 replies
NA_SaRi
skrg kulit Yumna warna hijau dong🤣
Najwa Aini: hijau yg dikombinasi warna kuning juga
total 1 replies
NA_SaRi
Singkat, padat, dan menyesakkan dada prima, RASAKAN
Najwa Aini: kayak seneng banget yakk
total 1 replies
Najwa Aini
Zian baik banget, ngasih hadiah duluan sebelum acaranya..gak ada lho yg kayak Zian
Ayuwidia
Aku bersorakkkkk. Tapi kurang, Zian. Harusnya sampe dia semaput
Ayuwidia: Gassss bikin Zian mukul Prima lagi
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!