Kisah kehidupan seorang Gus yang membawa obor kebenaran di medan gelap perjuangan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tanah Haram
"Apa itu Tauhid?",
"Dari dahulu semenjak zaman nabi Adam alaihissalam",
"Inilah inti dari ajaran agama islam",
"Tauhid",
"Tauhid adalah mengesakan Allah dalam ibadah",
"Makna intinya bukan hanya sekedar meyakini bahwa Allah lah yang mencipta, memberi rezeki, mematikan dan menghidupkan",
"Keyakinan ini tidak cukup",
"Ini hanya sebatas tauhid rububiyah",
"Dahulu keyakinan ini juga diyakini oleh orang-orang kafir jahiliyah",
"Tetapi ketika mereka juga menyembah selain Allah",
"Mereka menjadi musyrik yang ditetapkan Allah untuk kekal di neraka",
"Kecuali yang bertaubat kepada Allah sebelum matinya",
"Dan beribadah kepada Allah semata, tanpa mempersekutukannya",
"Tauhid adalah mengesakan Allah dalam ibadah",
"Tauhid adalah misi dakwah para Rasul",
"Yang pertama kali didakwahkan oleh semua Rasul kepada kaumnya adalah... ",
"Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya", (QS. Al-A'raf: 59)
"Tauhid bukanlah... ",
"Engkau meyakini bahwa Allah adalah yang Maha Menciptakan, Memberi Rezeki, Menghidupkan, Mematikan dan Mengatur",
"Betul ini juga tauhid, tapi hanya tauhid rububiyah",
"Yang juga diyakini oleh Abu Jahl dan kaum musyrikin terdahulu",
"Sungguh jika kamu tanyakan kepada mereka; "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi? Tentu mereka akan menjawab; "Allah", (QS. Al-Luqman: 25)
"Sungguh jika kamu tanyakan kepada mereka; "Siapakah yang menciptakan mereka? Tentu mereka akan menjawab; "Allah", (QS. Az-Zukhruf: 87)
"Katakanlah; "Siapakah Yang Mempunyai langit yang tujuh dan Yang Mempunyai 'Arsy yang besar? Mereka akan menjawab; "Kepunyaan Allah", (QS. Al-Mukminun: 86-87)
"Mereka meyakini ini",
"Tapi mereka tidak mau melaksanakan kandungan dan konsekuensinya untuk mengesakan Allah subhanahu wa ta'ala dalam beribadah",
"Dan juga untuk meninggalkan ibadah kepada selain Allah",
Tauhid Rububiyah; Mengesakan Allah sebagai satu-satunya Tuhan yang menciptakan, mengatur, dan memiliki segala sesuatu, serta tidak ada Tuhan selain-Nya.
Tauhid Uluhiyah; Mengesakan Allah sebagai satu-satunya yang berhak untuk disembah dan diibadahi. Ini adalah inti dari ibadah, di mana setiap peribadatan harus ditujukan hanya kepada Allah semata.
Tauhid Asma wa Shifat; Menetapkan bagi Allah nama-nama dan sifat-sifat yang telah ditetapkan-Nya sendiri dalam Al-Qur'an atau melalui Rasul-Nya, tanpa menyimpang, menyamakan, atau menggambarkan bentuk-Nya.
Konsekuensi dari tauhid dengan mengucapkan kalimat syahadat adalah melaksanakan ibadah hanya kepada Allah tanpa menyekutukannya.
Meninggalkan peribadatan yang selain kepada Allah.
Menjalankan semua perintah yang wajib dikerjakan.
Seperti sholat lima waktu, berpuasa di bulan suci ramadhan, berzakat, amar makruf nahi mungkar dan niat yang ikhlas.
Termasuk tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang membatalkannya atau yang dilarang.
Serta tidak melakukan dan menjauhi kemaksiatan.
Seperti mabuk khamr, berzina, berjudi, membunuh, mengambil hak orang lain, mencuri dan menggangu tetangga.
Pulang
Tidak terasa karena begitu serunya belajar mendalami ilmu agama islam. Tauhid, akidah dan fiqih.
Sudah mau satu tahun berlalu tujuh manusia perwakilan yang dikirim oleh Pangeran ke tanah haram.
Mereka ditugaskan untuk menuntut ilmu.
Lima orang alim dan dua anggota pasukan pejuang melakukannya dengan sangat baik.
Sekarang sudah tiba waktunya untuk pulang ke kampung halaman.
Kembali ke negeri yang haus akan kebenaran, keadilan dan kasih sayang.
"Kami pamit",
"Terimakasih sudah mau menerima dan mendidik kami menjadi murid",
"Pulanglah kalian dengan selamat",
"Dengan ilmu yang telah kalian dapatkan buatlah negeri kalian menjadi negeri yang wangi",
"Beramal lah dengan ilmu kalian",
"Ajarkan ilmu agama islam yang sejati kepada anak-anak, perempuan dan para orang tua",
"Jadilah suri tauladan",
Para imam besar melepas kepulangan tujuh murid mereka yang juga sudah menunaikan ibadah haji yang insya Allah mabrur.
Mereka kembali menaiki kapal layar untuk perjalanan yang jauh.
Perjalanan panjang yang paling dirindukan.
Yaitu sebuah perjalanan pulang.
Setelah menimba ilmu yang sungguh menyejukkan. Dalam perjalanan pulang ke tanah air mereka semua jauh lebih tenang dan bersyukur.
Patut menghampiri Gus yang baru terbangun dari tidur.
Terlihat ekspresi wajah Gus seperti baru saja bermimpi.
Patut menanyakannya.
"Kenapa Gus?",
"Ada apa dengan wajahmu?",
"Apa yang kamu lihat di dalam mimpimu Gus?",
Gus pun bercerita mengenai sebuah pengelihatan yang baru saja ia jumpai di dalam mimpi.
"Aku melihat suatu hari nanti akan ada kapal yang bisa terbang",
"Manusia akan berdesak-desakan tapi mereka sama sekali tidak tahu apa yang sedang mereka kerjakan",
"Aku melihat gelombang ombak laut yang sangat tinggi",
"Memakan kapal-kapal yang sedang berlayar",