Di balik senyum manis dan mata indah Narynra, terdapat kesedihan mendalam yang disebabkan oleh pernikahan ayahnya dengan ibu tirinya. Sebelum pernikahan itu, Narynra membuat perjanjian rahasia dengan ibu tirinya yang hanya diketahui mereka berdua. Apakah isi perjanjian itu? Sementara itu hubungan Narynra dengan Kaka tirinya tidak pernah akur, dan situasi semakin buruk setelah ayahnya terkesan selalu membela kakak tirinya, membuat Narynra merasa tidak betah di rumahnya. Akankah Narynra dan kakak tirinya bisa berdamai?
Narynra kemudian bertemu Kayvan, seorang pria yang tampan dan perhatian. Setelah pertemuan pertama, Kayvan terus berusaha mendekati Narynra, dan mereka akhirnya menjalin hubungan asmara.
Sementara itu, seorang pria misterius selalu memperhatikan Narynra dari kejauhan dan terus mengirimkan pesan peringatan kepada Narynra bahwa Kayvan tidak baik untuknya. Siapa pria misterius ini? Apa tujuannya? Akankah Narynra bahagia bersama Kayvan atau atau bersama yang lain?,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Midnight Blue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Balas dendam ke siapa?
Sementara di tempat lain, Kayvan terlihat tengah berada di makam, dia menaburkan bunga dengan penuh kasih sayang. Wajahnya terlihat sedih dan penuh kerinduan. "Tunggu Kaka dek, Kaka akan balas laki-laki itu," ucap Kayvan dengan suara yang penuh tekad dan kesedihan, sambil menatap foto di makam dengan mata yang berkaca-kaca.
Kayvan terdiam sejenak, seolah-olah sedang berbicara dengan arwah di makam. Dia kemudian melanjutkan, "Kaka ga akan biarin laki-laki itu bahagia, dia harus ngrasain rasanya kehilangan." Dengan tangan yang masih memegang bunga, Kayvan menutup matanya dan mengambil napas dalam-dalam, seolah-olah sedang mencari kekuatan dari arwah yang ada di makam.
Setelah beberapa saat, Kayvan membuka matanya dan menatap foto di makam dengan penuh kasih sayang. "Kaka akan buat dia membayarnya," ucap Kayvan dengan suara yang dingin dan penuh tekad. Dengan itu, Kayvan berbalik dan meninggalkan makam, meninggalkan jejak bunga di belakangnya.
*******
Seminggu berlalu, dan Elisya masih belum juga mendapat kabar keberadaan Naryn. Setiap hari, dia terus mencari tahu informasi tentang Naryn, tetapi belum ada tanda-tanda yang menunjukkan bahwa Naryn akan segera kembali. Elisya merasa khawatir dan cemas, karena tidak tahu apa yang terjadi pada Naryn dan apakah dia dalam keadaan baik-baik saja. Dia terus berusaha untuk tetap optimis dan berharap bahwa Naryn akan segera menghubungi atau
kembali ke rumah.
""Mas, kita harus gimana lagi?" Elisya bertanya dengan nada khawatir. "Harus dengan cara apa buat nemuin Naryn? Sampai sekarang juga belum ada kabar dari detektif yang kamu sewa."
Edward menghela napas, menunjukkan rasa frustrasinya. "Entahlah, sayang. Aku juga bingung cari dia di mana lagi. Dan sepertinya Naryn ga bawa HP-nya, karena kata detektif lokasi terakhir HP Naryn ada di rumah ini," jawab Edward dengan nada yang penuh kekhawatiran.
Mereka berdua terdiam sejenak, memikirkan langkah selanjutnya untuk menemukan Naryn. Elisya kemudian memecahkan kesunyian, "Kita harus terus mencari, Mas. Kita tidak bisa menyerah sekarang."
"Kita tidak akan menyerah, sayang. Kita akan menemukan Naryn," Edward berkata dengan penuh keyakinan.
"Iya, Mas. Kita pasti bisa," Elisya menjawab, berusaha untuk tetap optimis.
Sementara di tempat lain, Narynra dan Tiffany sedang bersantai menonton film di TV. Tiffany tiba-tiba mengalihkan perhatiannya dari layar TV dan menatap Narynra.
"Ryn, udah seminggu lo ga keluar rumah, lo ga bosen?" Tanya Tiffany dengan nada yang santai.
Narynra menghela napas, merasa sedikit bosan dengan rutinitas yang sama setiap hari. "Bosen sih, Fan. Tapi bingung gue mau kemana," ucap Narynra dengan nada yang sedikit lesu.
Tiffany tersenyum dan memberikan ide. "Emm, mau blanja ke mall ga?" Tanya Tiffany dengan mata yang berbinar.
Narynra tersenyum, merasa tertarik dengan ide tersebut. "Boleh tuh," ucap Narynra, sudah bisa membayangkan keseruan berbelanja di mall.
Tiffany langsung mengangguk dan mematikan TV. "Yuk, kita siap-siap aja!" ajak Tiffany, sudah tidak sabar untuk berbelanja.
Narynra dan Tiffany langsung beranjak dari sofa dan menuju ke kamar untuk bersiap-siap. Setelah beberapa menit, mereka berdua sudah siap dan menuju ke mobil.
"Siap-siap, kita mau berangkat!" kata Tiffany, sambil membuka pintu mobil.
Narynra mengangguk dan masuk ke dalam mobil. "Yuk, kita berangkat!"
Tiffany menyalakan mesin mobil dan mereka berdua mulai berkendara. Namun, tidak lama setelah mereka berangkat, mobil tiba-tiba mogok di tengah jalan.
"Eh, kenapa nih mobil?" kata Tiffany, sambil mencoba menyalakan mobil lagi.
Narynra menghela napas. "Mungkin bensinnya abis atau mesinnya bermasalah."
"Bensinnya masih banyak, orang baru gue isi kemarin, bentar gue cek dulu," ucap Tiffany, sambil turun dari mobil.
Tiffany memeriksa mobil dan menemukan ada masalah dengan mesinnya. Narynra kemudian turun dari mobil dan mendekati Tiffany.
"Gimana, Fan?" Tanya Narynra, dengan nada khawatir.
Tiffany memeriksa mobil lebih lanjut sebelum menjawab, "Ini lumayan parah sih, kayaknya kalo manggil montir juga ga akan jadi cepet."
Narynra menghela napas, "Trus gimana?"
Tiffany mengeluarkan ponselnya, "Bentar gue kabarin orang bengkel buat derek mobil gue, kita pesen taxi online aja."
Narynra mengangguk, "Oke, gue pesen taxi nya."
Tiffany mulai menghubungi bengkel, sementara Narynra memesan taksi online untuk membawa mereka ke tujuan.
Cukup lama menunggu, tapi mereka belum mendapatkan taksi online. Beberapa kali orderan mereka di cancel oleh driver.
"Gimana nih, dari tadi di cancel terus," ucap Narynra, dengan nada frustrasi.
"Hadeh, ada-ada aja, harusnya tadi gue minta mobil pengganti dulu ya sama orang bengkel," ucap Tiffany, sambil menggelengkan kepala.
![[Novel] Omniscient Reader’s Viewpoint](https://cn-e-pic-aliyun.mangatoon.mobi/internet-search/6e3bd8d0eb053183aa1122492ee98168.webp)
