NovelToon NovelToon
Satu Perempuan

Satu Perempuan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Keluarga / Satu wanita banyak pria
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Nurcahyani Hayati

Bagaimana jadinya jika kamu menjadi anak tunggal perempuan di dalam keluarga yang memiliki 6 saudara laki-laki?
Yah, inilah yang dirasakan oleh Satu Putri Princes Permata Berharga. Namanya rumit, ya sama seperti perjuangan Abdul dan Marti yang menginginkan anak perempuan.

Ikuti kisah seru Satu Putri Princes Permata Berharga bersama dengan keenam saudara laki-lakinya yang memiliki karakter berbeda.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurcahyani Hayati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

20. Pranam Putra

Suara tawa menggema di dalam ruangan kelas. Satu pria berdiri di atas meja sambil berbicara panjang lebar membuat gelak tawa teman-temannya memenuhi ruangan kelas.

Dia adalah Pranam Putra, pria ceria yang memiliki banyak jenaka untuk menghibur siapa saja yang mengenalnya. Ia di juluki penghibur kelas bagi teman sekelasnya. Sehari saja ia tak ke sekolah maka kelasnya akan merasa sepi dan hampa.

Pranam kini telah berusia enam belas tahun dan telah duduk di bangku sekolah menengah atas kelas dua, satu sekolah dengan Pralim namun, tak sama kelas karena usia Pralim yang telah tujuh belas tahun.

Wajahnya juga lumayan tampan tapi tak bisa menandingi ketampanan Pralim yang ketampanannya di atas rata-rata. Kumis tipis dengan gigi gingsul membuatnya terlihat unik saat Pranam bicara atau tertawa.

"Pranam!"

Seseorang memanggil membuat Pranam dan beberapa sahabatnya menoleh. Pria berseragam basket berwarna merah itu merupakan sahabat dari Pranam, Aldo namanya.

"Kenapa?"

"Semua teman-teman udah siap. Kita mau latihan basket. Sisa nunggu lo aja," ujarnya memberitahu.

Pranam melompat dari meja yang sejak tadi ia duduki dan bahkan sesekali berdiri di atasnya saat candaannya meninggikan tawa menjadikannya pusat perhatian.

"Yah, si Aldo padahalkan lagi seru-serunya," keluh salah satu siswi yang merasa kecewa saat si bahan pembuat tawa itu di ambil.

"Pinjam dulu!" ujarnya lalu mengedipkan mata.

Kini keduanya sudah melangkah di koridor sekolah. Melangkah beriringan membuat beberapa gadis melirik. Aura mereka sebagai anak pemain basket membuat mereka juga berhasil mencuri perhatian.

Kulit Pranam agak sawo matang akibat paparan sinar matahari saat latihan dan lomba bola basket untuk mewakili sekolahnya. Tubuhnya tinggi dengan tubuh yang berotot akibat rajin berolahraga.

"Selamat siang, pak," sapa Pranam saat mendapati beberapa guru yang melintas.

Tak ada seorangpun yang tak pernah Pranam sapa. Hampir semua orang pasti disapa oleh Pranam sehingga itulah mengapa ia memiliki banyak kenalan.

Sikapnya yang humoris, cerewet dan ramah membuatnya disukai oleh banyak orang, tanpa terkecuali.

"Hai Pranam!"

"Hai," jawab Pranam ikut menyapa.

"Mau latihan lagi?" tanya salah satu gadis yang lain.

"Iya, nih. Liat gue dari sini, ya biar gue makin semangat," jawabnya lalu mengedipkan mata membuat beberapa gadis tertawa.

Yap, satu hal yang terlupakan dari sikap Pranam yaitu sikapnya yang suka menggombal kepada siapa saja bahkan pada ibu Sutri, si penjaga perpustakaan tapi sayangnya godaan itu tak berhasil karena si janda gendut itu lebih menyukai Pralim.

Beberapa menit kemudian kini ia telah berada di lapangan basket bersama dengan rekan-rekan sebasketnya yang sedang memainkan bola. Seragam sekolah putih abu-abu itu kini sudah ditukarkan dengan pakaian kesatuan basket yang selalu mengiringi langkah kemenangan tim basket Pranam.

Jeritan gadis-gadis terdengar membuat Pranam dan beberapa sahabat basketnya menoleh menatap Pralim yang sedang melangkah diiringi dengan suara teriakan para gadis-gadis.

"Abang lu, tuh."

"Tau gue," jawab Pranam yang kembali menghempaskan bola basket dan menangkapnya.

Pranam duduk di permukaan lapangan dengan keringat yang bercucuran membasahi tubuhnya.

"Heran gue," ujar Aldo sambil menjulurkan sebotol minum yang telah disediakan untuk pemain basket.

Pranam mengambil air minum itu, membuka dan meneguknya beberapa kali. Tatapnya masih sibuk menatap ke arah saudara yang memiliki wajah tampan itu.

"Kok bisa lo punya saudara ganteng kayak gitu. Gue pas tahu kalau senior kita itu saudara lo, gue nggak percaya bahkan sampai sekarang gue nggak percaya."

"Jangankan lo, Do. Gue aja nggak percaya kalau itu saudara gue."

"Apa mungkin saudara lo itu ketuker?"

Pranam langsung menoleh sembari menatap Aldo dengan serius. "Gue pikir juga kayak gitu," jawabnya lalu tertawa cekikikan.

Latihan selesai kini keduanya telah berada di ruang ganti. Pranam memasang dasinya dengan rapih sembari pandangannya yang menatap ke arah cermin.

"Besok latihan lagi, ya," ujar salah satu teman basketnya lalu menepuk bahu Pranam dan Aldo sebelum melangkah keluar dari ruangan ganti khusus pemain basket.

Aldo hanya mengangguk tanda mengiyakan sementara Pranam berteriak, "Iya."

"Ayo, Nam!" ajak Aldo setelah ia sudah siap.

Pranam berlari kecil menghampiri Aldo yang sudah berjalan menuju kelas. Kelas mereka berbeda tapi bola basket yang membuat mereka dekat.

"Oh iya, Nam lo sibuk nggak malam nanti?"

"Nggak juga, sih tapi kalau malam biasanya gue jarang dapat izin."

"Lah? Kenapa?"

"Mama gue nggak ngasih," jawabnya berbohong padahal sejujurnya jika malam ia akan memarut puluhan kelapa, pelengkap masakan Marti.

"Lo di sayang juga, ya. Gue pikir lo yang punya saudara banyak tapi kasih sayangnya sedikit."

Pranam tertawa kecil, menertawakan nasibnya sendiri. Marti hanya sayang pada satu anak perempuannya itu.

"Padahal gue mau traktir lo makan."

"Traktir?" kedua mata Pranam berbinar, ini yang ia suka dalam hidupnya.

"Iya."

Pranam terdiam sejenak. Mungkin ia bisa datang dengan cara memarut kelapa dengan kecepatan kilat.

"Tapi ajak adik lo, ya."

Senyum Pranam seketika hilang dari bibirnya. Wajahnya menjadi kecut ditambah dengan tetapan tak suka. Rupanya ada udang di balik batu.

"Do, kita emang temenan tapi kalau hubungan adik perempuan gue, gue angkat tangan."

"Loh, kok gitu?"

"Yah lo nggak tahu aja, Do. Kalau lo mau ngedeketin perempuan mending gue saranin nggak usah adik gue, deh."

"Lah, kenapa?"

"Nih, kalau lo mau beneran deketin adik gue lo harus nanggung resiko banyak."

"Kok bisa gitu? Alasannya?"

Pranam menghembuskan nafas berat.

"Yang pertama adik gue adalah pemilik tahta paling tertinggi di rumah. Anak kesayangan Mama sama Bapak gue."

"Yang kedua dia punya enam saudara laki-laki yang semua sikapnya nggak ada yang masuk akal," sambungnya lagi.

Aldo terdiam sejenak, berpikir. Pranam melangkah masuk ke dalam kelas di sambut hangat oleh teman-teman sekelasnya.

"Kayaknya gue bisa, deh."

Langkah Pranam terhenti. Ia menoleh menatap Aldo yang masih berdiri di sana.

"Bisa apaan? Lo lupa, ya? Abang gue si Praga."

Semua orang yang berada di dalam kelas seketika terdiam. Setelah sekian lama, nama itu kembali disebut. Kakak senior yang telah tamat itu selalu membuat onar di sekolah hingga siapa saja pasti mengetahui nama itu.

"Duh," keluh Aldo yang seketika menjadi ragu.

Kalau berhadapan dengan Praga maka hanya nyawa taruhannya. Aldo masih ingat dengan kakak senior yang Praga pukul hingga masuk ke rumah sakit hingga satu minggu banyak polisi yang selalu datang ke sekolah untuk mencari saksi pemukulan tapi tak ada di antara mereka yang berani menjadi saksi karena diancam oleh Praga. Saat itu benar-benar menjadi awal pembuktian bahwa Praga tak pernah bermain-main dengan ancamannya.

1
Sena Safinia
kocak suka ........gimana klo ad cwok naksir incess .....ga sabar nunggu next
balabulu
lanjut Thor
balabulu
semngat thor punya
balabulu
aduh kapan yah semua anaknya kumpul duduk bareng
balabulu
semangat Thor up nya
balabulu
nggak sabar ni pengen tau kelanjutannya
balabulu
semangat Thor up nya
balabulu
giginya kakak
balabulu
ahahahha 🤣, salah tangkap kamu pak 🤣
balabulu
semangat Thor up. ya kalau perlu dobel deh yah 🥹
balabulu
kasian kamu Prapat nasip punya kembaran
balabulu
aduh kasian praga semangat Thor up nya
balabulu
next thoorrr heheh seruh niii
Salju
next thoor
Salju
Pratama jadi anak pemalas nh
Salju
Next thoor
Seru juga bacanya
Salju
kasian banget si kabo tapi lucu
Salju
si pradu jadi bahan resep hahaha
Salju
Pokoknya aku pilih pralim hahaha anak marti yg pling ganteng
Salju
Anaknya ada yang kembar
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!